Stasiun Kebayoran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andra Radithya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
The1stWay (bicara | kontrib)
k Fix coordinate tag duplication error
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(24 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 35:
|type5=D|left5=Kebayoran Lama|right5=Mayestik|transfer5=Velbak
<!--|type6=E|left6=Kebayoran Lama|right6=Mayestik|transfer6=Velbak-->
|type7=L13E|left7=AdamPetukangan MalikUtara|right7=CSW|transfer7=Velbak
|line9=8|left9=Kebayoran Lama Bungur|right9=Simprug|transfer9=Pasar Kebayoran Lama}}
|type8=F|left8=Kebayoran Lama|right8=Mayestik|transfer8=Velbak
|line9=8|left9=Kebayoran Lama Bungur|right9=Simprug|transfer9=Pasar Kebayoran Lama}}
| track = 3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
| open = 1 Oktober 1899
| electrification = 1993-19941997
| oldname = Kebajoran
| platform = 3 (dua peron sisi dan satu peron pulau tinggi)
Baris 48 ⟶ 47:
 
Sebelum difungsikan sebagai stasiun yang hanya melayani perjalanan [[KRL Commuter Line]], stasiun ini juga pernah melayani perjalanan kereta api lokal yang menuju ke [[Stasiun Rangkasbitung]], sampai akhirnya layanan tersebut dihapus pada tanggal 1 April 2017 dan digantikan oleh [[Lin Rangkasbitung (KRL Commuter Line)|KRL Commuter Line Rangkasbitung]].
 
Letaknya cukup strategis karena berada di dekat perkantoran, termasuk stasiun televisi [[SCTV]] serta dekat dengan [[Gelora Bung Karno]] & [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia]].
 
 
== Sejarah ==
 
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Serang|Serang]], melalui daerah [[Stasiun Tangerang|Tangerang]] dan [[Cikande, Jayanti, Tangerang|Cikande]].<ref name=":022">{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1916|title=Indische Spoorweg-Politiek|location=Batavia|publisher=Landsdrukkerij|url-status=live}}</ref> Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah [[Parung Panjang, Bogor|Parung Panjang]] hingga ke [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]],<ref name=":022" /> jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899 (termasuk membuka Stasiun Kebajoran).<ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref> Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai [[Jalur kereta api Tangerang–Duri|jalur kereta api Tangerang-Duri]] yang berstatus sebagai [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]]. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.<ref>{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1928|title=Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen|location=Weltevreden|publisher=G. KOLLF & Co|url-status=live}}</ref>
 
Jalur kereta api dari [[Stasiun Rangkasbitung]] diteruskan pembangunannya oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) hingga ke daerah [[Stasiun Serang|Serang]] pada 1 Juli 1900,<ref>{{Cite book|last=Staatsspoorwegen|first=|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|location=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|isbn=|pages=}}</ref><ref name=":02">{{Cite book|date=1901|title=Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie|location=Semarang|publisher=Semarang-Drukkerij en Boekhandel|pages=10|url-status=live}}</ref> yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan [[Stasiun Anyer Kidul|Anyer Kidul]] pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di [[Stasiun Krenceng]] yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi [[Pelabuhan Merak]] yang lebih dekat untuk menyeberang ke [[Lampung]].<ref>{{Cite web|title=ZWP - Haltestempels Ned.Indië|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|website=studiegroep-zwp.nl|access-date=2022-10-22|archive-date=2023-04-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230422104508/http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|dead-url=no}}</ref> Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah [[Parung Panjang, Bogor|Parung Panjang]] hingga ke [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]],<ref name=":022" /> jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899 (termasuk membuka Stasiun Kebajoran).<ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref> Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai [[Jalur kereta api Tangerang–Duri|jalur kereta api Tangerang-Duri]] yang berstatus sebagai [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]]. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.<ref>{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1928|title=Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen|location=Weltevreden|publisher=G. KOLLF & Co|url-status=live}}</ref>
 
Desain bangunan Stasiun Kebayoran memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaituseperti bangunan [[Stasiun Palmerah]], [[Stasiun Sudimara|Sudimara]], dan [[Stasiun Serpong|Serpong]]. PadaLayaknya dindingstasiun-stasiun kecil [[Staatsspoorwegen]] pada umumnya, bangunan sisiStasiun Kebayoran pada awalnya tidak memiliki ruangan untuk petugas [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA), dan [[Bingkai tuas|tuas persinyalan]] diletakkan di tempat terbuka di samping maupunbangunan stasiun. Pada masa [[Orde Lama|orde lama]], dibangun ruangan untuk PPKA serta tuas-tuas persinyalan yang menyatu dengan bangunan utama stasiun. Pada dinding bangunan sisi ujungsamping, terdapat ukiran nama stasiun 'Kebajoran', yang kemudian diubah menjadi 'Kebayoran' saat masa [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]. Pada akhir dekade 1980-an, sempat dilakukan penambahan bangunan dengan ruangan-ruangan baru yang menyatu dengan bangunan lama stasiun ini, membuat ukiran 'Kebayoran' yang sebelumnya terdapat di dinding ujung tersebut hilang. Bangunan tambahan ini masih bertahan hingga tahun 2015, kemudian dibongkar saat dilakukan renovasi besar-besaran Stasiun Kebayoran pada tahun tersebut dan hanya menyisakan bangunan asli peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[PengaturPPKA Perjalanan Kereta Api|PPKA]]lama saja sebagai aset [[Kekayaan budaya|cagar budaya]]. Berbeda dengan Palmerah dan Sudimara, saat bangunan lama Stasiun Kebayoran tidak digunakan lagi sebagai akses keluar-masuk penumpang karena telah digantikan oleh bangunan baru pada tahun 2016, bangunan lama ini dibiarkan kosong dan tidak beralih fungsi menjadi minimarket maupun kios.
Jalur kereta api dari [[Stasiun Rangkasbitung]] diteruskan pembangunannya oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) hingga ke daerah [[Stasiun Serang|Serang]] pada 1 Juli 1900,<ref>{{Cite book|last=Staatsspoorwegen|first=|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|location=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|isbn=|pages=}}</ref><ref name=":02">{{Cite book|date=1901|title=Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie|location=Semarang|publisher=Semarang-Drukkerij en Boekhandel|pages=10|url-status=live}}</ref> yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan [[Stasiun Anyer Kidul|Anyer Kidul]] pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di [[Stasiun Krenceng]] yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi [[Pelabuhan Merak]] yang lebih dekat untuk menyeberang ke [[Lampung]].<ref>{{Cite web|title=ZWP - Haltestempels Ned.Indië|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|website=studiegroep-zwp.nl|access-date=2022-10-22}}</ref>
 
Selain itu, genteng atap bangunan stasiun yang sebelumnya menggunakan genteng keramik pun kini juga telah diubah menjadi genteng metal. Berbeda dengan Palmerah dan Sudimara, saat bangunan lama Stasiun Kebayoran tidak digunakan lagi sebagai akses keluar-masuk penumpang karena telah digantikan oleh bangunan baru pada tahun 2016, bangunan lama ini dibiarkan kosong dan tidak beralih fungsi menjadi minimarket maupun kios.
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
[[Berkas:Kebayoran PJKA.png|jmpl|Ilustrasi emplasemen Stasiun Kebayoran padalawas dekadebuku 1970-anIkhtisar dalamLintas Jawa PJKA, dengan keterangan jalur 1 dan 2 sepanjang 320 meter, jalur 3 sepanjang 213 meter, dan jalur 4 sepanjang 182 meter.|al=Ilustrasi emplasemen Stasiun Kebayoran lawas buku Ikhtisar Lintas Jawa terbitan PJKA., dengan Tampakketerangan jalur 1 dan 2 sepanjang 320 meter, jalur 3 sepanjang 213 meter, dan jalur 4 sepanjang 182 meter.]]
Stasiun Kebayoran memiliki [[emplasemen]] yang luas. Terdapat 2 [[Rel|jalur]] untuk lintasan, [[sepur badug]], [[sepur simpang]], bahkan [[Percabangan (kereta api)|percabangan]]. Saat [[Belanda]] kembali lagi ke Indonesia, tepatnya pada tahun 1949, dibangun sebuah [[kota satelit]] di Kebayoran yang diberi nama [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]].<ref>{{Cite news|title=Kota Satelit Kebayoran Baru dulu dan sekarang: Kisah perumahan Peruri, rumah Jengki, hingga CSW|url=https://www.bbc.com/indonesia/majalah-61228336|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2023-12-04|archive-date=2023-01-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230112131158/https://www.bbc.com/indonesia/majalah-61228336|dead-url=no}}</ref> Untuk mendukung hal tersebut, dibuat sebuah jalur percabangan atau sepur simpang dari Stasiun Kebayoran yang mengarah ke area gudang bongkar muat guna membawa material-material pembangunan kota tersebut. Material-material ini dibawa menggunakan [[Transportasi rel|moda kereta api]] dari [[Ci Sadane|Sungai Cisadane]] di daerah [[Stasiun Serpong|Serpong]] dan [[Stasiun Rawa Buntu|Rawa Buntu]]. Sebuah [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]] digunakan untuk aktivitas [[Langsir|langsiran]] pada emplasemen stasiun, dan perlahan digantikan oleh [[Lokomotif diesel|lokomotif-lokomotif diesel]] seperti seri [[lokomotif C300|C300]] dan [[Lokomotif D300|D300]].
 
Setelah pembangunan kota Kebayoran Baru selesai dan Belanda pergi dari Indonesia di tahun yang sama, bangunan gudang bongkar muat tersebut kemudian dikelola oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian PUPR]], begitu pula dengan sepur simpangnya yang masih dimanfaatkan untuk aktivitas bongkar muat barang dan material-material pembangunan. Di kemudian waktu, percabangan dan sepur simpang ini akhirnya ditutup dan dibongkar karena telah digantikan dengan moda [[truk]]. Bekas ''railbed'' dan gudang dari percabangan rel tersebut kini menjadi Jalan Kramat, Jalan Teuku Nyak Arief, dan pertokoan Simprug. Pada dekade 1980-an, jumlah jalur di emplasemen Stasiun Kebayoran dikurangi menjadi hanya 3 jalur saja, dengan jalur 1 dan 2 sebagai jalur persilangan dan sebuah sepur simpan. Kegiatan bongkar muat [[Gerbong|gerbong barang]] pun terhenti, dikarenakan percabangan rel dan sepur simpang sudah tidak digunakan lagi.
Desain bangunan Stasiun Kebayoran memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan [[Stasiun Palmerah]], [[Stasiun Sudimara|Sudimara]], dan [[Stasiun Serpong|Serpong]]. Pada dinding bangunan sisi samping maupun sisi ujung, terdapat ukiran nama stasiun 'Kebajoran', yang kemudian diubah menjadi 'Kebayoran' saat masa [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]. Pada akhir dekade 1980-an, sempat dilakukan penambahan bangunan baru yang menyatu dengan bangunan lama stasiun ini, membuat ukiran 'Kebayoran' yang sebelumnya terdapat di dinding ujung tersebut hilang. Bangunan tambahan ini masih bertahan hingga tahun 2015, kemudian dibongkar saat dilakukan renovasi besar-besaran Stasiun Kebayoran pada tahun tersebut dan hanya menyisakan bangunan asli peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api|PPKA]] saja sebagai aset [[Kekayaan budaya|cagar budaya]]. Berbeda dengan Palmerah dan Sudimara, saat bangunan lama Stasiun Kebayoran tidak digunakan lagi sebagai akses keluar-masuk penumpang karena telah digantikan oleh bangunan baru pada tahun 2016, bangunan lama ini dibiarkan kosong dan tidak beralih fungsi menjadi minimarket maupun kios.
[[Berkas:Kebayoran PJKA.png|jmpl|Ilustrasi emplasemen Stasiun Kebayoran pada dekade 1970-an dalam buku Ikhtisar Lintas Jawa terbitan PJKA. Tampak jalur 1 dan 2 sepanjang 320 meter, jalur 3 sepanjang 213 meter, dan jalur 4 sepanjang 182 meter.]]
Stasiun Kebayoran memiliki [[emplasemen]] yang luas. Terdapat 4 [[Rel|jalur]], [[sepur badug]], [[sepur simpang]], bahkan [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di stasiun ini. Sejak dekade 1950-an, dibuat sebuah jalur percabangan atau sepur simpang dari Stasiun Kebayoran yang mengarah ke sebuah gudang bongkar muat [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian PUPR]] guna membawa material-material pembangunan [[kota satelit]] [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]]. Material-material ini dibawa menggunakan [[Transportasi rel|moda kereta api]] dari [[Ci Sadane|Sungai Cisadane]] di daerah [[Stasiun Serpong|Serpong]] dan [[Stasiun Rawa Buntu|Rawa Buntu]]. Sebuah [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]] digunakan untuk aktivitas [[Langsir|langsiran]] pada emplasemen stasiun, dan perlahan digantikan oleh [[lokomotif C300]] pada era 1970-an. Sejak dekade 1980-an, jumlah jalur pada Stasiun Kebayoran dikurangi menjadi hanya 3 jalur saja, serta kegiatan bongkar muat maupun langsiran [[Gerbong|gerbong barang]] yang sudah terhenti dikarenakan percabangan rel ke arah gudang yang sudah tidak digunakan lagi dan dibongkar. Bekas ''railbed'' dan gudang dari percabangan rel tersebut kini menjadi Jalan Kramat dan pertokoan Simprug.
 
Stasiun ini terletak tidak jauh dari pasar Kebayoran Lama. Sejak dahulu, Stasiun Kebayoran terkenal sebagai tempat turunnya para pedagang-pedagang dari berbagai daerah yang menaiki kereta api untuk berdagang di pasar Kebayoran Lama. Terdapat dua buah perlintasan sebidang di masing-masing ujung emplasemen stasiun ini, yakni perlintasan Jalan Kramat yang kini diberi nomor JPL 50 dan perlintasan Jalan Kebayoran Baru yang telah diubah menjadi ''flyover'' pada era 1990-an.
 
Dahulu, pada petak antara Stasiun Kebajoran dan Stasiun Soedimara (Sudimara) terdapat [[HalteStasiun PondokbetungPondokBetung|Halte Pondokbitoeng]] (Pondok Betung) dan [[Stasiun Jurangmangu|Halte Djoerangmangoe]] (Jurang Mangu).<ref name=":03">{{Cite book|date=1901|title=Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie|location=Semarang|publisher=Semarang-Drukkerij en Boekhandel|pages=10|url-status=live}}</ref> Kedua halte tersebut ditutup pada eradekade 1970-an, dan kini hanya Halte Jurangmangu saja yang dibuka kembali sebagai stasiun pada 16 September 2009. Dibangun pula stasiun baru untuk persilangan kereta api di [[petak jalan]] Kebayoran-Sudimara pada 1988, tepatnya di daerah [[Stasiun Pondok Ranji|Pondok Ranji]]. Hal tersebut merupakan imbas dari kejadian [[Tabrakan kereta api Bintaro 1987|tabrakan kereta api Bintaro]] 1 tahun sebelumnya, stasiun ini kemudian resmi dibuka pada 1990.
 
Saat dilakukan [[Elektrifikasi perkeretaapian|eletrifikasi]] dan pemasangan tiang [[listrik aliran atas]] (LAA) di petak jalan [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] oleh [[SYSTRA|Systra]] ([[Prancis]]) pada tahun 1993-1994, jalur di emplasemen Stasiun Kebayoran kembali mengalami rombakan besar-besaran. Trase jalur 1 lama yang merupakan trase asli peninggalan Staatsspoorwegen (SS) pun dibongkar dan digeser guna lahannya akan dipakai pembangunan peron serta atap baru, kondisi yang serupa juga dilakukan di [[Stasiun Palmerah]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. JalurLayaknya emplasemen stasiun-stasiun kecil peninggalan Staatsspoorwegen pada umumnya, jalur 1 lama Stasiun Kebayoran merupakan [[sepur belok]] dan terletak sangat berdekatan dengan bangunan stasiun,. sebagaiSebagai ganti dari pembongkaran jalur 1 tersebut, dibangunlah jalur 3 yang baru untuk sepur simpan maupun jalur penyusulan KA. Setelah semua pembenahan emplasemen dan peron selesai, tiang serta kabel LAA pun dipasang pada jalur 1 dan 2. Sekitar 13 tahun kemudian, saat pengoperasian [[jalur ganda]] di lintas Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007,<ref name=":1">{{Cite news|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2017-10-18}}</ref> jalur 3 Stasiun Kebayoran ikut dielektrifikasi dengan tiang LAA model [[Jepang]].
 
Setelah semua pembenahan emplasemen dan peron selesai, tiang serta kabel LAA pun dipasang pada jalur 1 dan 2. Jaringan LAA ini akhirnya resmi beroperasi pada 3 Juni 1997 bersamaan dengan peresmian bangunan baru [[Stasiun Tanah Abang]], setelah sempat tertunda selama beberapa tahun dikarenakan beberapa faktor kendala seperti faktor pasokan listrik dari [[Perusahaan Listrik Negara]] (PLN). Saat masa elektrifikasi pada 1993-19941997 ini pula direncanakan untuk membangun stasiun baru pada [[petak jalan]] antara Kebayoran-Palmerah (Simprug) dan Kebayoran-Pondok Ranji (bekas Halte Pondok Betung), ditandai dengan dipasangnya tiang LAA yang mengakomodir 2 jalur kereta pada lokasi calon stasiun. Namun, hingga kini kedua hal tersebut tidak terealisasikan.
 
Sekitar 10 tahun kemudian, saat pengoperasian [[jalur ganda]] di lintas Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007, emplasemen Stasiun Kebayoran dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru,<ref name=":13">{{Cite news|date=2007-07-04|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2017-10-18|archive-date=2020-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200613085147/https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|dead-url=no}}</ref> bersamaan dengan jalur 3 yang ikut dielektrifikasi. Wesel di emplasemen stasiun ini tetap dipertahankan dan tidak dibongkar meskipun jalur ganda telah beroperasi, sehingga kereta dapat berpindah ke jalur lain untuk aktivitas langsiran, penyusulan KA, maupun untuk berjalan sepur salah jika terdapat suatu keadaan darurat.
Untuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2014-2016 [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] (Kemenhub) mulai merenovasi secara besar-besaran beberapa stasiun menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang sangat lengkap. Pada 11 Mei 2016, ketiga stasiun tersebut pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko bersama dengan Bupati Lebak, [[Iti Octavia Jayabaya]] di [[Stasiun Maja]].<ref>{{Cite news|url=https://metro.tempo.co/read/770102/stasiun-baru-kebayoran-parung-panjang-dan-maja-diresmikan|title=Stasiun Baru Kebayoran, Parung Panjang, dan Maja Diresmikan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2017-10-16|editor-last=prima|editor-first=Erwin}}</ref> Renovasi ini pun juga sekaligus memperpanjang jarak peron Stasiun Kebayoran dan mengakomodasi KRL dengan 10 stamformasi, membuat perlintasan sebidang pada Jalan Kramat harus digeser karena lahannya dipakai untuk perpanjangan peron.
 
Untuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2014-2016 [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] (Kemenhub) mulai merenovasi secara besar-besaran beberapa stasiun menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang sangat lengkap. Pada 11 Mei 2016, ketiga stasiun tersebut pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko bersama dengan Bupati Lebak, [[Iti Octavia Jayabaya]] di [[Stasiun Maja]].<ref>{{Cite news|url=https://metro.tempo.co/read/770102/stasiun-baru-kebayoran-parung-panjang-dan-maja-diresmikan|title=Stasiun Baru Kebayoran, Parung Panjang, dan Maja Diresmikan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2017-10-16|editor-last=prima|editor-first=Erwin|archive-date=2023-04-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230404235405/https://metro.tempo.co/read/770102/stasiun-baru-kebayoran-parung-panjang-dan-maja-diresmikan|dead-url=no}}</ref> Renovasi ini pun juga sekaligus memperpanjang jarak peron Stasiun Kebayoran dan mengakomodasi KRL dengan 10 stamformasi, membuat perlintasan sebidang pada Jalan Kramat harus digeser karena lahannya dipakai untuk perpanjangan peron.
 
== Bangunan dan tata letak ==
Stasiun Kebayoran memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus, serta jalur 3 merupakan sepur belok yang biasa digunakan sebagai sepur simpan maupundan jalur penyusulan KA. Stasiun ini terletak tidak jauh dari pasar Kebayoran Lama, dan terdapat perlintasan sebidang Jalan Kramat bernomor JPL 50 yang menghubungkan pasar Kebayoran Lama dengan pasar Bata Putih.
 
Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) lama masih dipertahankan hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset [[cagar budaya]], meskipun tidak lagi digunakan sebagai akses keluar-masuk penumpang sejak tahun 2016 karena telah digantikan dengan bangunan baru. Desain bangunan lama Stasiun Kebayoran memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan [[Stasiun Palmerah]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. Pada dinding bangunan sisi samping, terdapat ukiran nama stasiun 'Kebayoran'. Sebelumnya,Berbeda padadengan dindingPalmerah sisidan ujung pun juga terdapat ukiran yang serupaSudimara, namunbangunan sudahlama hilangStasiun karenaKebayoran pernahdibiarkan dibangunkosong bangunandan barutidak yangberalih menyatufungsi denganmenjadi bangunanminimarket lamamaupun inikios. diSelain akhiritu, dekadegenteng 1980-an.atap Berbedabangunan denganstasiun Palmerahyang dansebelumnya Sudimara,menggunakan bangunangenteng lamakeramik Stasiunpun Kebayorankini dibiarkanjuga kosongtelah dan tidak beralih fungsidiubah menjadi minimarketgenteng maupun kiosmetal.
 
Stasiun ini dilengkapi dengan 2 lantai. Terdapat 3 peron tinggi yang disertai dengan atap, fasilitas penumpang seperti loket, lift, eskalator, ruang menyusui, ruang kesehatan, mushola, toilet, minimarket, dan lain-lain. Di kedua ujung bangunan lantai 2 stasiun, terdapat ejaan besar stasiun 'Kebayoran'. Stasiun ini juga menyediakan fasilitas jembatan penyeberangan orang (''skywalk)'' menuju [[Transjakarta Koridor 8]] dan [[Transjakarta Koridor 13|13]] melalui [[Pasar Kebayoran Lama (Transjakarta)|Halte Pasar Kebayoran Lama]] dan [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]], menghubungkan stasiun ini dengan kedua halte tersebut. ''Skywalk'' ini akan dilengkapi dengan fasilitas seperti lift yang memudahkan akses dan kenyamanan pengguna transportasi umum seperti [[Transjakarta]].<ref name="skywalk">{{Cite news|last=Putra|first=Erik Purnama|date=2022-06-20|title=Dinas Bina Marga Bangun Dua Skywalk di Kebayoran Lama dan Lebak Bulus|url=https://www.republika.co.id/berita/rdri55484/dinas-bina-marga-bangun-dua-skywalk-di-kebayoran-lama-dan-lebak-bulus|work=REPUBLIKA.co.id|access-date=2022-06-26|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711185133/https://www.republika.co.id/berita/rdri55484/dinas-bina-marga-bangun-dua-skywalk-di-kebayoran-lama-dan-lebak-bulus|dead-url=no}}</ref>
{| cellpadding="3" cellspacing="0"
| colspan="3" |{{Infobox station/KAI header 2|KRL=yes|kode=KBY|penomoran={{JakRSN|R|03|size=25}}}}
Baris 90 ⟶ 94:
|-
| width="50" |Jalur '''1'''
| width="450" style="text-align:center" |<small>← ([[Stasiun Pondok Ranji|Pondok Ranji]])</small> {{rcb|system=KRL Jabodetabek|line=Rangkasbitung|inline=yes}} menuju [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]/[[Stasiun Tigaraksa|Tigaraksa]]/[[Stasiun Parungpanjang|Parungpanjang]]/[[Stasiun Serpong|Serpong]]
|-
|Jalur '''2'''
Baris 98 ⟶ 102:
|-
| width="75" style="border-bottom:solid 1px gray" |Jalur '''3'''
| style="text-align:center; border-bottom:solid 1px gray" |{{rcb|system=KRL Jabodetabek|line=Rangkasbitung|inline=yes}} menuju [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]] <small>([[Stasiun Palmerah|Palmerah]]) →</small><small>← ([[Stasiun Pondok Ranji|Pondok Ranji]])</small> {{rcb|system=KRL Jabodetabek|line=Rangkasbitung|inline=yes}} menuju [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]/[[Stasiun Tigaraksa|Tigaraksa]]/[[Stasiun Parungpanjang|Parungpanjang]]/[[Stasiun Serpong|Serpong]]*
|-
| width="75" style="border-bottom:solid 1px gray" |'''G'''
| colspan="2" style="border-bottom:solid 1px gray" |'''Bangunan utama stasiun'''
|}
<nowiki>*</nowiki>sepur salah
 
== Layanan kereta api ==
Baris 122 ⟶ 127:
!Tujuan
|-
| rowspan="96" |BRT [[Transjakarta]]
|{{Rint|jakarta|tjk8}}
|[[Lebak Bulus (Transjakarta)|Lebak Bulus]]–[[HarmoniPasar Baru (Transjakarta)|HarmoniPasar Baru]] via 8A (di [[Pasar Kebayoran LamaHalte (Transjakarta) Kebayoran|Halte Pasar Kebayoran Lama]])
|-
|M8
|[[Lebak Bulus (Transjakarta)|Lebak Bulus]]–[[HarmoniPasar Baru (Transjakarta)|HarmoniPasar Baru]] via 8A (di [[PasarHalte Transjakarta Kebayoran Lama (Transjakarta)|Halte Pasar Kebayoran Lama]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13}}
|[[CBD Ciledug (Transjakarta)|CBD Ciledug]]–[[TendeanHalte (Transjakarta) Tegal Mampang|TendeanTegal Mampang]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|M13
|[[Puri Beta 2 (Transjakarta)|Puri Beta 2]]–[[TendeanHalte (Transjakarta) Tegal Mampang|TendeanTegal Mampang]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13b}}
|Puri Beta 2–[[Pancoran Barat (Transjakarta)|Pancoran Barat]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13c}}
|[[Halte Transjakarta Puri Beta 2–2|Puri Beta 2]]–[[TosariHalte (Transjakarta) Dukuh Atas|TosariDukuh Atas]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13d}}
|Puri Beta 2–[[Ragunan (Transjakarta)|Ragunan]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13e}}
|Puri Beta 2–[[Halimun (Transjakarta)|Halimun]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13ftjkl13e}}
|[[Halte Transjakarta Puri Beta 2–2|Puri Beta 2]]–[[KampungHalte Melayu (Transjakarta) Flyover Kuningan|KampungFlyover MelayuKuningan]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
| rowspan="5" |Bus kota [[Transjakarta]]
|1Q (Non BRT)
|[[Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan|Rempoa]], [[Tangerang Selatan]]–[[Terminal Blok M, Jakarta|Terminal Blok M]]
|Rempoa-Terminal Blok M
|-
|8C (MetroTrans)
|[[PasarHalte Kebayoran Lama (Transjakarta)|Pasar Kebayoran Lama|Kebayoran]]-[[Stasiun Tanah Abang]]
|-
|8D (Non BRTMetroTrans)
|[[Terminal Blok M, Jakarta|Terminal Blok M]]-[[Joglo, Kembangan, Jakarta Barat|Joglo]] (di [[Pasar Kebayoran Lama (Transjakarta)|Halte Pasar Kebayoran Lama]])
|-
|8E (Non BRT)
|[[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]]-[[Terminal Blok M, Jakarta|Terminal Blok M]] (di [[Halte Transjakarta Kebayoran|Halte Kebayoran]])
|Bintaro-Terminal Blok M
|-
|9E (Non BRT)
|[[PasarHalte Kebayoran Lama (Transjakarta)|Pasar Kebayoran Lama|Kebayoran]]-[[Jelambar (Transjakarta)|Jelambar]] (di [[PasarHalte Transjakarta Kebayoran Lama (Transjakarta)|Halte Pasar Kebayoran Lama]])
|-
| rowspan="3" |Mikrotrans [[Transjakarta]]
|JAK 11
|'''Stasiun Kebayoran'''-[[Stasiun Tanah Abang]]
|-
|JAK 12
|'''Stasiun Kebayoran'''-[[Stasiun Tanah Abang]] (via Jl. Pos Pengumben)
|-
|JAK 93
|Ratu'''Stasiun Prabu-Kebayoran'''-Gedung LamaRatu Prabu
|-
| rowspan="2" |[[Mikrolet]]<ref name="Pemerintah Provinsi DKI Jakarta"/>
|M09
| rowspan="2" | [[Stasiun Tanah Abang]]–Stasiun Kebayoran
|-
|M09A
|-
| rowspan="3" |Koperasi Wahana Kalpika (KWK)<ref name="Pemerintah Provinsi DKI Jakarta"/>
|S03
| Pasar Pondok Labu–Stasiun Kebayoran
|-
|S07
| Stasiun Kebayoran–[[Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Betung, Tangerang Selatan]]
|-
|S10
| Stasiun Kebayoran–[[Stasiun MRT Lebak Bulus]] via Tanah Kusir
|-
|[[Angkutan kota|Angkot Kota Tangerang]]
|C01
| CBD Ciledug–Stasiun Kebayoran
|-
|[[Angkutan kota|Angkot Kota Tangerang Selatan]]
|D01
| Terminal Pondok Cabe – Stasiun Kebayoran
|-
|}
 
Baris 207 ⟶ 178:
Berkas:Emplasemen Stasiun Kebayoran yang sedang dalam keadaan penuh..jpg|Emplasemen Stasiun Kebayoran saat dalam keadaan penuh.
Berkas:Peron sisi di Stasiun Kebayoran..jpg|Jalur 3 Stasiun Kebayoran yang jarang digunakan untuk naik-turun penumpang.
Berkas:Jalur di emplasemen Stasiun Kebayoran.jpg|Lidah wesel emplasemen Stasiun Kebayoran (arah Palmerah) dengan jalur 1 sebagai sepur lurus. Layout ini merupakan hasil rombakan pada tahun 1993-1994 saat dilakukan elektrifikasi.
Berkas:BangunanLamaKBY1.jpg|Bangunan lama Stasiun Kebayoran peninggalan Staatssporwegen yang merupakan aset cagar budaya. Jalur 1 yang lama dahulu berada tepat di depan bangunan ini, lalu dibongkar pada tahun 1993-1994 untuk pembangunan peron.
Berkas:BangunanLamaKBY2.jpg|Pintu masuk bangunan lama Stasiun Kebayoran yang kini tidak digunakan lagi sebagai akses penumpang sejak tahun 2016, dengan genteng atap yang sudah diganti dari genteng keramik menjadi genteng metal.
Berkas:BangunanLamaKBY3.jpg|Ornamen klasik pada pintu masuk bangunan lama Stasiun Kebayoran yang masih dipertahankan, masih terdapat pula di Stasiun Palmerah dan Sudimara.
Berkas:BangunanLamaKBY4.jpg|Tampak bagian depan bangunan lama Stasiun Kebayoran. Di ujung bangunan SS ini, dahulu sempat terdapat bangunan tambahan yang kemudian dibongkar pada 2015 karena tidak termasuk bangunan cagar budaya.
Berkas:BangunanLamaKBY5.jpg|Ukiran 'Kebayoran' pada dinding sisi samping bangunan lama stasiun. Sebelumnya, ukiran serupa juga pernah terdapat di dinding sisi ujung.
Berkas:BangunanLamaKBY6.jpg|Ruang PPKA lama Stasiun Kebayoran yang ikut dipertahankan dan masih digunakan hingga sekarang.
Berkas:BangunanKBY1.jpg|Kondisi lantai 2 Stasiun Kebayoran.
Berkas:BangunanKBY2.jpg|Kondisi lantai 2 Stasiun Kebayoran.
Berkas:Skywalk Kebayoran Lama.jpg|''Skywalk'' (JPO) Stasiun Kebayoran menuju Transjakarta Koridor 8 dan 13 melalui Halte Pasar Kebayoran Lama dan Halte Velbak.
Berkas:KRL6000Kebayoran.jpg|KRL berangkat jalur 2 Stasiun Kebayoran ke arah Tanah Abang.
Berkas:Gerbong datar di jalur 3 Stasiun Kebayoran..jpg|Gerbong datar angkutan rel yang ''stabling''disimpan di jalur 3 Stasiun Kebayoran
Berkas:Plasser & Theurer di jalur 3 Stasiun Kebayoran..jpg|KeretaUnit kereta api ''maintenance'' Plasser & Theurer yang stablingdisimpan di jalur 3 Stasiun Kebayoran.
Berkas:Kereta luar biasa (KLB) berangkat dari Stasiun Kebayoran..jpg|Kereta Api Luar Biasa (KLB) melintasi jalur 3 Stasiun Kebayoran.
</gallery>
 
== Insiden ==
Pada 19 Oktober 1987, terjadi sebuah [[peristiwa luar biasa hebat]] (PLH) [[Kecelakaan kereta api|tabrakan kereta api]] antara [[Bakal pelanting|rangkaian]] KA lokal bernomor 225 relasi [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB306]] 16 dengan rangkaian KA Patas bernomor 220 relasi [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Merak|Merak]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB303]] 16 di daerah [[Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Betung]], [[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]], peristiwa ini pun dikenal sebagai [[Tabrakan kereta api Bintaro 1987|Tragedi Bintaro]]. Peristiwa tabrakan yang menewaskan lebih dari 100 korban jiwa ini terjadi pada petak jalan antara Stasiun Kebayoran dan [[Stasiun Sudimara]]. Umriadi, [[Pengatur Perjalanan Kereta Api|PPKA]] Stasiun Kebayoran yang kala itu berdinas dan memberangkatkan KA 220 ikut dinyatakan bersalah, serta dihukum 10 bulan penjara.<ref>{{Cite web|title=Peristiwa Luarbiasa Hebat Bintaro (Versi PJKA) – RODA SAYAP|url=https://roda-sayap.com/peristiwa-luarbiasa-hebat-bintaro-versi-pjka/|language=id|access-date=2022-10-26|archive-date=2023-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230329133939/https://roda-sayap.com/peristiwa-luarbiasa-hebat-bintaro-versi-pjka/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|date=2023-10-17|title=Meretus Tragedi Bintaro|url=https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/meretus-tragedi-bintaro|website=kompas.id|language=id|access-date=2023-10-28|archive-date=2023-10-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20231028104128/https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/meretus-tragedi-bintaro|dead-url=no}}</ref> Rangkaian yang tersisa dari KA 220 dan masih memungkinkan untuk berjalan pun ditarik mundur dari lokasi kejadian, dan sempat diparkir selama beberapa waktu di emplasemen Stasiun Kebayoran dalam keadaan ditutupi terpal pada bagian kereta yang telah remuk.
 
Pada 12 November 1988, tepat 1 tahun lewat 24 hari setelah peristiwa [[Tabrakan kereta api Bintaro 1987|Tragedi Bintaro]], terjadi sebuah tabrakan antara [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[Kereta api penumpang|KA penumpang]] bernomor 800 relasi [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Parungpanjang|Parung Panjang]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB303]] 15 dengan rangkaian [[Kereta api batu bara rangkaian pendek|KA batu bara]] bernomor 1031 relasi [[Stasiun Cigading|Cigading]]-[[Stasiun Bekasi|Bekasi]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB304]] 25, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Tabrakan ini terjadi pada hari [[Kamis]] pukul 04.00 dinihari, yang berlokasi sekitar 20 meter (ke arah [[Stasiun Palmerah|Palmerah]]) dari [[Perlintasan sebidang|perlintasan KA]] Jalan Kramat, yang merupakan perlintasan KA Stasiun Kebayoran. Perlintasan KA Jalan Kramat pun tertutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena terhalang oleh rangkaian [[gerbong]] batu bara dari KA 1031. Jalan-jalan yang ada di sekitar area [[Kebayoran Lama, Jakarta Selatan|Kebayoran Lama]] menjadi macet, karena kendaraan maupun angkutan umum yang menuju ke arah [[Blok M]] dialihkan melalui Jalan Kebayoran Lama. Akibat kejadian ini, lokomotif BB303 15 sebagai penarik KA 800 pun rusak berat, ''cowhanger''nya menunjam ke bawah serta dinding ''body''nya remuk. Kedua unit kereta penumpang paling depan dari KA 800 pun juga rusak berat dan 2 [[as roda]] pada kereta penumpang pertama [[Anjlok (kereta api)|anjlok]]. Sedangkan, lokomotif BB304 25 sebagai penarik KA 1031 hanya mengalami kerusakan ringan saja.
 
Pada 3 Maret 2006, [[Kereta penumpang|kereta]] ke-4 dengan nomor K3 81 1 02 (eks [[Kereta rel diesel MCW|KRD MCW]] 302) dari [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[Kereta api penumpang|KA penumpang]] relasi [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB304]] 18 mengalami patah pada atap dan porosnya tepat saat akan memasuki [[emplasemen]] Stasiun Kebayoran, hal ini terjadi karena rangka kereta yang lemah serta tidak kuat menopang kapasitas penumpang yang melebihi batas kemampuannya, peristiwa ini terjadi pada pukul 06.30. Kereta sudah mengalami goncangan sejak berangkat dari [[Stasiun Pondok Ranji]], namun kereta tetap berjalan dengan kecepatan tinggi. Sekitar 300 meter setelah melewati [[Perlintasan sebidang|perlintasan KA]] Jalan [[Kebayoran Lama, Jakarta Selatan|Kebayoran Lama]], kereta pun mulai bergoncang dengan keras dan tiba-tiba patah. Akibat kejadian ini, 20 orang mengalami luka-luka.<ref>{{Cite news|date=2006-03-03|title=Gerbong Kereta Jurusan rangkasbitung-Kota Patah, 20 orang Luka|url=https://metro.tempo.co/read/74745/gerbong-kereta-jurusan-rangkasbitung-kota-patah-20-orang-luka|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2022-09-25|archive-date=2022-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220928125256/https://metro.tempo.co/read/74745/gerbong-kereta-jurusan-rangkasbitung-kota-patah-20-orang-luka|dead-url=no}}</ref>
 
Pada 26 Juni 2008, [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[Kereta api batu bara rangkaian pendek|KA batu bara]] bernomor PLB 8601 relasi [[Stasiun Cigading|Cigading]]-[[Stasiun Bekasi|Bekasi]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB304]] 22 mengalami [[Anjlok (kereta api)|anjlok]] pada [[wesel]] di [[emplasemen]] Stasiun Kebayoran (dari arah [[Stasiun Pondok Ranji]]), peristiwa ini terjadi pada pukul 04.43 dinihari. [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) Stasiun Kebayoran sudah mengetahui bahwa terjadi gangguan atau ''error'' pada mesin wesel, dengan tanda berkedipnya lampu wesel pada meja layanan PPKA, ia pun tidak bisa memberikan [[Persinyalan kereta api|sinyal]] hijau kepada PLB 8601 untuk melintas. PPKA mengecek langsung kondisi wesel, dan memastikan wesel sudah berada dalam posisi rapat menuju ke [[Rel|jalur]] 2. Ia pun mengganjal posisi lidah wesel yang terbuka dengan batu, dengan tujuan agar posisi [[wesel]] yang sudah benar tersebut tidak akan berubah lagi saat dilewati oleh rangkaian [[Kereta api|KA]]. Setelah kembali ke ruangannya, ia melihat lampu wesel pada meja layanan PPKA masih berkedip. Dikarenakan yakin bahwa posisi wesel tersebut sudah mengarah ke jalur 2 dengan benar, PPKA Stasiun Kebayoran pun menghubungi Pusat Kendali (PK) agar PLB 8601 diperbolehkan melintasi emplasemen Stasiun Kebayoran dengan perlahan. Saat melintasi wesel dengan kecepatan 15 km/jam, 4 [[as roda]] lokomotif BB304 22 yang menghela PLB 8601 pun akhirnya [[Anjlok (kereta api)|anjlok]], karena menumbur ujung lidah wesel yang posisinya tidak rapat.<ref>{{Cite news|title=KA Batubara Anjlok di Kebayoran, Ribuan Pekerja Telat Ngantor|url=https://news.detik.com/berita/d-962578/ka-batubara-anjlok-di-kebayoran-ribuan-pekerja-telat-ngantor|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-09-25|archive-date=2023-07-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230724093641/https://news.detik.com/berita/d-962578/ka-batubara-anjlok-di-kebayoran-ribuan-pekerja-telat-ngantor|dead-url=no}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 236 ⟶ 207:
 
{{Adjacent stations|system=KAI|line=Merak–Tanah Abang|left=Pondok Ranji|right=Palmerah}}
{{coord|-6.2372276|106.7825369|display=title}}
 
{{Stasiun KCI}}