Stasiun Kebayoran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
The1stWay (bicara | kontrib)
k Fix coordinate tag duplication error
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 31:
|left1=Kebayoran Lama|right1=Mayestik|transfer=Velbak
<!--|type2=A|left2=Kebayoran Lama|right2=Mayestik|transfer2=Velbak-->
|type3=B|left3=Kebayoran Lama|right3=Mayestik|transfer3=Velbak
|type4=C|left4=Kebayoran Lama|right4=Mayestik|transfer4=Velbak
|type5=D|left5=Kebayoran Lama|right5=Mayestik|transfer5=Velbak
<!--|type6=E|left6=Kebayoran Lama|right6=Mayestik|transfer6=Velbak-->
|type7=L13E|left7=AdamPetukangan MalikUtara|right7=CSW|transfer7=Velbak
|line9=8|left9=Kebayoran Lama Bungur|right9=Simprug|transfer9=Kebayoran}}
| track = 3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
| open = 1 Oktober 1899
Baris 45 ⟶ 47:
 
Sebelum difungsikan sebagai stasiun yang hanya melayani perjalanan [[KRL Commuter Line]], stasiun ini juga pernah melayani perjalanan kereta api lokal yang menuju ke [[Stasiun Rangkasbitung]], sampai akhirnya layanan tersebut dihapus pada tanggal 1 April 2017 dan digantikan oleh [[Lin Rangkasbitung (KRL Commuter Line)|KRL Commuter Line Rangkasbitung]].
 
Letaknya cukup strategis karena berada di dekat perkantoran, termasuk stasiun televisi [[SCTV]] serta dekat dengan [[Gelora Bung Karno]] & [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia]].
 
 
== Sejarah ==
Baris 50 ⟶ 55:
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Serang|Serang]], melalui daerah [[Stasiun Tangerang|Tangerang]] dan [[Cikande, Jayanti, Tangerang|Cikande]].<ref name=":022">{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1916|title=Indische Spoorweg-Politiek|location=Batavia|publisher=Landsdrukkerij|url-status=live}}</ref> Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah [[Parung Panjang, Bogor|Parung Panjang]] hingga ke [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]],<ref name=":022" /> jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899 (termasuk membuka Stasiun Kebajoran).<ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref> Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai [[Jalur kereta api Tangerang–Duri|jalur kereta api Tangerang-Duri]] yang berstatus sebagai [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]]. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.<ref>{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1928|title=Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen|location=Weltevreden|publisher=G. KOLLF & Co|url-status=live}}</ref>
 
Jalur kereta api dari [[Stasiun Rangkasbitung]] diteruskan pembangunannya oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) hingga ke daerah [[Stasiun Serang|Serang]] pada 1 Juli 1900,<ref>{{Cite book|last=Staatsspoorwegen|first=|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|location=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|isbn=|pages=}}</ref><ref name=":02">{{Cite book|date=1901|title=Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie|location=Semarang|publisher=Semarang-Drukkerij en Boekhandel|pages=10|url-status=live}}</ref> yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan [[Stasiun Anyer Kidul|Anyer Kidul]] pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di [[Stasiun Krenceng]] yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi [[Pelabuhan Merak]] yang lebih dekat untuk menyeberang ke [[Lampung]].<ref>{{Cite web|title=ZWP - Haltestempels Ned.Indië|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|website=studiegroep-zwp.nl|access-date=2022-10-22|archive-date=2023-04-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230422104508/http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|dead-url=no}}</ref> Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
 
Desain bangunan Stasiun Kebayoran memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, seperti bangunan [[Stasiun Palmerah]], [[Stasiun Sudimara|Sudimara]], dan [[Stasiun Serpong|Serpong]]. Layaknya stasiun-stasiun kecil [[Staatsspoorwegen]] pada umumnya, bangunan Stasiun Kebayoran pada awalnya tidak memiliki ruangan untuk petugas [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA), dan [[Bingkai tuas|tuas persinyalan]] diletakkan di tempat terbuka di samping bangunan stasiun. Pada masa [[Orde Lama|orde lama]], dibangun ruangan untuk PPKA serta tuas-tuas persinyalan yang menyatu dengan bangunan utama stasiun. Pada dinding bangunan sisi samping, terdapat ukiran nama stasiun 'Kebajoran', yang kemudian diubah menjadi 'Kebayoran' saat masa [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]. Pada akhir dekade 1980-an, sempat dilakukan penambahan bangunan dengan ruangan-ruangan baru yang menyatu dengan bangunan lama stasiun ini. Bangunan tambahan ini masih bertahan hingga tahun 2015, kemudian dibongkar saat dilakukan renovasi besar-besaran Stasiun Kebayoran pada tahun tersebut dan hanya menyisakan bangunan asli peninggalan Staatsspoorwegen dan ruangan PPKA lama saja sebagai aset [[Kekayaan budaya|cagar budaya]].
Baris 56 ⟶ 61:
Selain itu, genteng atap bangunan stasiun yang sebelumnya menggunakan genteng keramik pun kini juga telah diubah menjadi genteng metal. Berbeda dengan Palmerah dan Sudimara, saat bangunan lama Stasiun Kebayoran tidak digunakan lagi sebagai akses keluar-masuk penumpang karena telah digantikan oleh bangunan baru pada tahun 2016, bangunan lama ini dibiarkan kosong dan tidak beralih fungsi menjadi minimarket maupun kios.
[[Berkas:Kebayoran PJKA.png|jmpl|Ilustrasi emplasemen Stasiun Kebayoran lawas buku Ikhtisar Lintas Jawa PJKA, dengan keterangan jalur 1 dan 2 sepanjang 320 meter, jalur 3 sepanjang 213 meter, dan jalur 4 sepanjang 182 meter.|al=Ilustrasi emplasemen Stasiun Kebayoran lawas buku Ikhtisar Lintas Jawa PJKA, dengan keterangan jalur 1 dan 2 sepanjang 320 meter, jalur 3 sepanjang 213 meter, dan jalur 4 sepanjang 182 meter.]]
Stasiun Kebayoran memiliki [[emplasemen]] yang luas. Terdapat 2 [[Rel|jalur]] untuk lintasan, [[sepur badug]], [[sepur simpang]], bahkan [[Percabangan (kereta api)|percabangan]]. Saat [[Belanda]] kembali lagi ke Indonesia, tepatnya pada tahun 1949, dibangun sebuah [[kota satelit]] di Kebayoran yang diberi nama [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]].<ref>{{Cite news|title=Kota Satelit Kebayoran Baru dulu dan sekarang: Kisah perumahan Peruri, rumah Jengki, hingga CSW|url=https://www.bbc.com/indonesia/majalah-61228336|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2023-12-04|archive-date=2023-01-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230112131158/https://www.bbc.com/indonesia/majalah-61228336|dead-url=no}}</ref> Untuk mendukung hal tersebut, dibuat sebuah jalur percabangan atau sepur simpang dari Stasiun Kebayoran yang mengarah ke area gudang bongkar muat guna membawa material-material pembangunan kota tersebut. Material-material ini dibawa menggunakan [[Transportasi rel|moda kereta api]] dari [[Ci Sadane|Sungai Cisadane]] di daerah [[Stasiun Serpong|Serpong]] dan [[Stasiun Rawa Buntu|Rawa Buntu]]. Sebuah [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]] digunakan untuk aktivitas [[Langsir|langsiran]] pada emplasemen stasiun, dan perlahan digantikan oleh [[Lokomotif diesel|lokomotif-lokomotif diesel]] seperti seri [[lokomotif C300|C300]] dan [[Lokomotif D300|D300]].
 
Setelah pembangunan kota Kebayoran Baru selesai dan Belanda pergi dari Indonesia di tahun yang sama, bangunan gudang bongkar muat tersebut kemudian dikelola oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian PUPR]], begitu pula dengan sepur simpangnya yang masih dimanfaatkan untuk aktivitas bongkar muat barang dan material-material pembangunan. Di kemudian waktu, percabangan dan sepur simpang ini akhirnya ditutup dan dibongkar karena telah digantikan dengan moda [[truk]]. Bekas ''railbed'' dan gudang dari percabangan rel tersebut kini menjadi Jalan Kramat, Jalan Teuku Nyak Arief, dan pertokoan Simprug. Pada dekade 1980-an, jumlah jalur di emplasemen Stasiun Kebayoran dikurangi menjadi hanya 3 jalur saja, dengan jalur 1 dan 2 sebagai jalur persilangan dan sebuah sepur simpan. Kegiatan bongkar muat [[Gerbong|gerbong barang]] pun terhenti, dikarenakan percabangan rel dan sepur simpang sudah tidak digunakan lagi.
Baris 68 ⟶ 73:
Setelah semua pembenahan emplasemen dan peron selesai, tiang serta kabel LAA pun dipasang pada jalur 1 dan 2. Jaringan LAA ini akhirnya resmi beroperasi pada 3 Juni 1997 bersamaan dengan peresmian bangunan baru [[Stasiun Tanah Abang]], setelah sempat tertunda selama beberapa tahun dikarenakan beberapa faktor kendala seperti faktor pasokan listrik dari [[Perusahaan Listrik Negara]] (PLN). Saat masa elektrifikasi pada 1993-1997 ini pula direncanakan untuk membangun stasiun baru pada [[petak jalan]] antara Kebayoran-Palmerah (Simprug) dan Kebayoran-Pondok Ranji (bekas Halte Pondok Betung), ditandai dengan dipasangnya tiang LAA yang mengakomodir 2 jalur kereta pada lokasi calon stasiun. Namun, hingga kini kedua hal tersebut tidak terealisasikan.
 
Sekitar 10 tahun kemudian, saat pengoperasian [[jalur ganda]] di lintas Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007, emplasemen Stasiun Kebayoran dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru,<ref name=":13">{{Cite news|date=2007-07-04|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2017-10-18|archive-date=2020-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200613085147/https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|dead-url=no}}</ref> bersamaan dengan jalur 3 yang ikut dielektrifikasi. Wesel di emplasemen stasiun ini tetap dipertahankan dan tidak dibongkar meskipun jalur ganda telah beroperasi, sehingga kereta dapat berpindah ke jalur lain untuk aktivitas langsiran, penyusulan KA, maupun untuk berjalan sepur salah jika terdapat suatu keadaan darurat.
 
Untuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2014-2016 [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] (Kemenhub) mulai merenovasi secara besar-besaran beberapa stasiun menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang sangat lengkap. Pada 11 Mei 2016, ketiga stasiun tersebut pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko bersama dengan Bupati Lebak, [[Iti Octavia Jayabaya]] di [[Stasiun Maja]].<ref>{{Cite news|url=https://metro.tempo.co/read/770102/stasiun-baru-kebayoran-parung-panjang-dan-maja-diresmikan|title=Stasiun Baru Kebayoran, Parung Panjang, dan Maja Diresmikan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2017-10-16|editor-last=prima|editor-first=Erwin|archive-date=2023-04-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230404235405/https://metro.tempo.co/read/770102/stasiun-baru-kebayoran-parung-panjang-dan-maja-diresmikan|dead-url=no}}</ref> Renovasi ini pun juga sekaligus memperpanjang jarak peron Stasiun Kebayoran dan mengakomodasi KRL dengan 10 stamformasi, membuat perlintasan sebidang pada Jalan Kramat harus digeser karena lahannya dipakai untuk perpanjangan peron.
 
== Bangunan dan tata letak ==
Baris 77 ⟶ 82:
Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) lama masih dipertahankan hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset [[cagar budaya]], meskipun tidak lagi digunakan sebagai akses keluar-masuk penumpang sejak tahun 2016 karena telah digantikan dengan bangunan baru. Desain bangunan lama Stasiun Kebayoran memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan [[Stasiun Palmerah]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. Pada dinding bangunan sisi samping, terdapat ukiran nama stasiun 'Kebayoran'. Berbeda dengan Palmerah dan Sudimara, bangunan lama Stasiun Kebayoran dibiarkan kosong dan tidak beralih fungsi menjadi minimarket maupun kios. Selain itu, genteng atap bangunan stasiun yang sebelumnya menggunakan genteng keramik pun kini juga telah diubah menjadi genteng metal.
 
Stasiun ini dilengkapi dengan 2 lantai. Terdapat 3 peron tinggi yang disertai dengan atap, fasilitas penumpang seperti loket, lift, eskalator, ruang menyusui, ruang kesehatan, mushola, toilet, minimarket, dan lain-lain. Di kedua ujung bangunan lantai 2 stasiun, terdapat ejaan besar stasiun 'Kebayoran'. Stasiun ini juga menyediakan fasilitas jembatan penyeberangan orang (''skywalk)'' menuju [[Transjakarta Koridor 8]] dan [[Transjakarta Koridor 13|13]] melalui [[Pasar Kebayoran Lama (Transjakarta)|Halte Pasar Kebayoran Lama]] dan [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]], menghubungkan stasiun ini dengan kedua halte tersebut. ''Skywalk'' ini akan dilengkapi dengan fasilitas seperti lift yang memudahkan akses dan kenyamanan pengguna transportasi umum seperti [[Transjakarta]].<ref name="skywalk">{{Cite news|last=Putra|first=Erik Purnama|date=2022-06-20|title=Dinas Bina Marga Bangun Dua Skywalk di Kebayoran Lama dan Lebak Bulus|url=https://www.republika.co.id/berita/rdri55484/dinas-bina-marga-bangun-dua-skywalk-di-kebayoran-lama-dan-lebak-bulus|work=REPUBLIKA.co.id|access-date=2022-06-26|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711185133/https://www.republika.co.id/berita/rdri55484/dinas-bina-marga-bangun-dua-skywalk-di-kebayoran-lama-dan-lebak-bulus|dead-url=no}}</ref>
{| cellpadding="3" cellspacing="0"
| colspan="3" |{{Infobox station/KAI header 2|KRL=yes|kode=KBY|penomoran={{JakRSN|R|03|size=25}}}}
Baris 122 ⟶ 127:
!Tujuan
|-
| rowspan="96" |BRT [[Transjakarta]]
|{{Rint|jakarta|tjk8}}
|[[Lebak Bulus (Transjakarta)|Lebak Bulus]]–[[HarmoniPasar Baru (Transjakarta)|HarmoniPasar Baru]] via 8A (di [[Halte Transjakarta Kebayoran|Halte Kebayoran]])
|-
|M8
|[[Lebak Bulus (Transjakarta)|Lebak Bulus]]–[[HarmoniPasar Baru (Transjakarta)|HarmoniPasar Baru]] via 8A (di [[Halte Transjakarta Kebayoran|Halte Kebayoran]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13}}
Baris 134 ⟶ 139:
|M13
|[[Puri Beta 2 (Transjakarta)|Puri Beta 2]]–[[Halte Transjakarta Tegal Mampang|Tegal Mampang]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13b}}
|<s>[[Halte Transjakarta Puri Beta 2|Puri Beta 2]]–[[Halte Transjakarta Pancoran|Pancoran]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])</s>
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13c}}
|[[Halte Transjakarta Puri Beta 2|Puri Beta 2]]–[[Halte Transjakarta Dukuh Atas|Dukuh Atas]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13d}}
|<s>[[Halte Transjakarta Puri Beta 2|Puri Beta 2]]–[[Ragunan (Transjakarta)|Ragunan]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])</s>
|-
|{{Rint|jakarta|tjkl13e}}
|[[Halte Transjakarta Puri Beta 2|Puri Beta 2]]–[[Halte Transjakarta Flyover Kuningan|Flyover Kuningan]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])
|-
|{{Rint|jakarta|tjk13f}}
|<s>[[Halte Transjakarta Puri Beta 2|Puri Beta 2]]–[[Kampung Melayu (Transjakarta)|Kampung Melayu]] (di [[Velbak (Transjakarta)|Halte Velbak]])</s>
|-
| rowspan="5" |Bus kota [[Transjakarta]]
|1Q (Non BRT)
|[[Rempoa-, Ciputat Timur, Tangerang Selatan|Rempoa]], [[Tangerang Selatan]]–[[Terminal Blok M, Jakarta|Terminal Blok M]]
|-
|8C (MetroTrans)
|[[Halte Transjakarta Kebayoran|Kebayoran]]-[[Stasiun Tanah Abang]]
|-
|8D (Non BRTMetroTrans)
|[[Terminal Blok M, Jakarta|Terminal Blok M]]-[[Joglo, Kembangan, Jakarta Barat|Joglo]] (di [[Halte Transjakarta Kebayoran|Halte Kebayoran]])
|-
|8E (Non BRT)
|[[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]]-[[Terminal Blok M, Jakarta|Terminal Blok M]] (di [[Halte Transjakarta Kebayoran|Halte Kebayoran]])
|-
|9E (Non BRT)
|[[Halte Transjakarta Kebayoran|Kebayoran]]-[[Jelambar (Transjakarta)|Jelambar]] (di [[Halte Transjakarta Kebayoran|Halte Kebayoran]])
|-
| rowspan="3" |Mikrotrans [[Transjakarta]]
|JAK 11
|[['''Stasiun Kebayoran]]'''-[[Stasiun Tanah Abang]]
|-
|JAK 12
|[['''Stasiun Kebayoran]]'''-[[Stasiun Tanah Abang]] (via Jl. Pos Pengumben)
|-
|JAK 93
|Ratu'''Stasiun Prabu-Kebayoran'''-Gedung LamaRatu Prabu
|-
| rowspan="2" |[[Mikrolet]]<ref name="Pemerintah Provinsi DKI Jakarta"/>
|M09
| rowspan="2" | [[Stasiun Tanah Abang]]–[[Stasiun Kebayoran]]
|-
|M09A
|-
| rowspan="3" |Koperasi Wahana Kalpika (KWK)<ref name="Pemerintah Provinsi DKI Jakarta"/>
|S03
| Pasar Pondok Labu–Stasiun Kebayoran
|-
|S07
| [[Stasiun Kebayoran]]–[[Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Betung, Tangerang Selatan]]
|-
|S10
| [[Stasiun Kebayoran]]–[[Stasiun MRT Lebak Bulus]] via Tanah Kusir
|-
|[[Angkutan kota|Angkot Kota Tangerang]]
|C01
| CBD Ciledug–Stasiun Kebayoran
|-
|[[Angkutan kota|Angkot Kota Tangerang Selatan]]
|D01
| Terminal Pondok Cabe – Stasiun Kebayoran
|}
 
== Galeri ==
<gallery>
Baris 222 ⟶ 195:
 
== Insiden ==
Pada 19 Oktober 1987, terjadi sebuah [[peristiwa luar biasa hebat]] (PLH) [[Kecelakaan kereta api|tabrakan kereta api]] antara [[Bakal pelanting|rangkaian]] KA lokal bernomor 225 relasi [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB306]] 16 dengan rangkaian KA Patas bernomor 220 relasi [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Merak|Merak]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB303]] 16 di daerah [[Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Betung]], [[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]], peristiwa ini pun dikenal sebagai [[Tabrakan kereta api Bintaro 1987|Tragedi Bintaro]]. Peristiwa tabrakan yang menewaskan lebih dari 100 korban jiwa ini terjadi pada petak jalan antara Stasiun Kebayoran dan [[Stasiun Sudimara]]. Umriadi, [[Pengatur Perjalanan Kereta Api|PPKA]] Stasiun Kebayoran yang kala itu berdinas dan memberangkatkan KA 220 ikut dinyatakan bersalah, serta dihukum 10 bulan penjara.<ref>{{Cite web|title=Peristiwa Luarbiasa Hebat Bintaro (Versi PJKA) – RODA SAYAP|url=https://roda-sayap.com/peristiwa-luarbiasa-hebat-bintaro-versi-pjka/|language=id|access-date=2022-10-26|archive-date=2023-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230329133939/https://roda-sayap.com/peristiwa-luarbiasa-hebat-bintaro-versi-pjka/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|date=2023-10-17|title=Meretus Tragedi Bintaro|url=https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/meretus-tragedi-bintaro|website=kompas.id|language=id|access-date=2023-10-28|archive-date=2023-10-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20231028104128/https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/meretus-tragedi-bintaro|dead-url=no}}</ref> Rangkaian yang tersisa dari KA 220 dan masih memungkinkan untuk berjalan pun ditarik mundur dari lokasi kejadian, dan sempat diparkir selama beberapa waktu di emplasemen Stasiun Kebayoran dalam keadaan ditutupi terpal pada bagian kereta yang telah remuk.
 
Pada 12 November 1988, tepat 1 tahun lewat 24 hari setelah peristiwa [[Tabrakan kereta api Bintaro 1987|Tragedi Bintaro]], terjadi sebuah tabrakan antara [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[Kereta api penumpang|KA penumpang]] bernomor 800 relasi [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Parungpanjang|Parung Panjang]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB303]] 15 dengan rangkaian [[Kereta api batu bara rangkaian pendek|KA batu bara]] bernomor 1031 relasi [[Stasiun Cigading|Cigading]]-[[Stasiun Bekasi|Bekasi]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB304]] 25, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Tabrakan ini terjadi pada hari [[Kamis]] pukul 04.00 dinihari, yang berlokasi sekitar 20 meter (ke arah [[Stasiun Palmerah|Palmerah]]) dari [[Perlintasan sebidang|perlintasan KA]] Jalan Kramat, yang merupakan perlintasan KA Stasiun Kebayoran. Perlintasan KA Jalan Kramat pun tertutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena terhalang oleh rangkaian [[gerbong]] batu bara dari KA 1031. Jalan-jalan yang ada di sekitar area [[Kebayoran Lama, Jakarta Selatan|Kebayoran Lama]] menjadi macet, karena kendaraan maupun angkutan umum yang menuju ke arah [[Blok M]] dialihkan melalui Jalan Kebayoran Lama. Akibat kejadian ini, lokomotif BB303 15 sebagai penarik KA 800 pun rusak berat, ''cowhanger''nya menunjam ke bawah serta dinding ''body''nya remuk. Kedua unit kereta penumpang paling depan dari KA 800 pun juga rusak berat dan 2 [[as roda]] pada kereta penumpang pertama [[Anjlok (kereta api)|anjlok]]. Sedangkan, lokomotif BB304 25 sebagai penarik KA 1031 hanya mengalami kerusakan ringan saja.
 
Pada 3 Maret 2006, [[Kereta penumpang|kereta]] ke-4 dengan nomor K3 81 1 02 (eks [[Kereta rel diesel MCW|KRD MCW]] 302) dari [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[Kereta api penumpang|KA penumpang]] relasi [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB304]] 18 mengalami patah pada atap dan porosnya tepat saat akan memasuki [[emplasemen]] Stasiun Kebayoran, hal ini terjadi karena rangka kereta yang lemah serta tidak kuat menopang kapasitas penumpang yang melebihi batas kemampuannya, peristiwa ini terjadi pada pukul 06.30. Kereta sudah mengalami goncangan sejak berangkat dari [[Stasiun Pondok Ranji]], namun kereta tetap berjalan dengan kecepatan tinggi. Sekitar 300 meter setelah melewati [[Perlintasan sebidang|perlintasan KA]] Jalan [[Kebayoran Lama, Jakarta Selatan|Kebayoran Lama]], kereta pun mulai bergoncang dengan keras dan tiba-tiba patah. Akibat kejadian ini, 20 orang mengalami luka-luka.<ref>{{Cite news|date=2006-03-03|title=Gerbong Kereta Jurusan rangkasbitung-Kota Patah, 20 orang Luka|url=https://metro.tempo.co/read/74745/gerbong-kereta-jurusan-rangkasbitung-kota-patah-20-orang-luka|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2022-09-25|archive-date=2022-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220928125256/https://metro.tempo.co/read/74745/gerbong-kereta-jurusan-rangkasbitung-kota-patah-20-orang-luka|dead-url=no}}</ref>
 
Pada 26 Juni 2008, [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[Kereta api batu bara rangkaian pendek|KA batu bara]] bernomor PLB 8601 relasi [[Stasiun Cigading|Cigading]]-[[Stasiun Bekasi|Bekasi]] yang ditarik oleh [[lokomotif BB304]] 22 mengalami [[Anjlok (kereta api)|anjlok]] pada [[wesel]] di [[emplasemen]] Stasiun Kebayoran (dari arah [[Stasiun Pondok Ranji]]), peristiwa ini terjadi pada pukul 04.43 dinihari. [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) Stasiun Kebayoran sudah mengetahui bahwa terjadi gangguan atau ''error'' pada mesin wesel, dengan tanda berkedipnya lampu wesel pada meja layanan PPKA, ia pun tidak bisa memberikan [[Persinyalan kereta api|sinyal]] hijau kepada PLB 8601 untuk melintas. PPKA mengecek langsung kondisi wesel, dan memastikan wesel sudah berada dalam posisi rapat menuju ke [[Rel|jalur]] 2. Ia pun mengganjal posisi lidah wesel yang terbuka dengan batu, dengan tujuan agar posisi [[wesel]] yang sudah benar tersebut tidak akan berubah lagi saat dilewati oleh rangkaian [[Kereta api|KA]]. Setelah kembali ke ruangannya, ia melihat lampu wesel pada meja layanan PPKA masih berkedip. Dikarenakan yakin bahwa posisi wesel tersebut sudah mengarah ke jalur 2 dengan benar, PPKA Stasiun Kebayoran pun menghubungi Pusat Kendali (PK) agar PLB 8601 diperbolehkan melintasi emplasemen Stasiun Kebayoran dengan perlahan. Saat melintasi wesel dengan kecepatan 15 km/jam, 4 [[as roda]] lokomotif BB304 22 yang menghela PLB 8601 pun akhirnya [[Anjlok (kereta api)|anjlok]], karena menumbur ujung lidah wesel yang posisinya tidak rapat.<ref>{{Cite news|title=KA Batubara Anjlok di Kebayoran, Ribuan Pekerja Telat Ngantor|url=https://news.detik.com/berita/d-962578/ka-batubara-anjlok-di-kebayoran-ribuan-pekerja-telat-ngantor|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-09-25|archive-date=2023-07-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230724093641/https://news.detik.com/berita/d-962578/ka-batubara-anjlok-di-kebayoran-ribuan-pekerja-telat-ngantor|dead-url=no}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 234 ⟶ 207:
 
{{Adjacent stations|system=KAI|line=Merak–Tanah Abang|left=Pondok Ranji|right=Palmerah}}
{{coord|-6.2372276|106.7825369|display=title}}
 
{{Stasiun KCI}}