Suku Tanjung

klan suku Minangkabau
Revisi sejak 4 Agustus 2018 03.52 oleh Nvrardi (bicara | kontrib)

Suku Tanjung merupakan salah satu sub-suku dari Suku Minangkabau. Suku ini tersebar hampir di seluruh wilayah Minangkabau dan perantauannya.

Asal usul

Suku Tanjung merupakan bagian dari Lareh Koto Piliang yang disusun oleh Datuk Ketumanggungan. Menurut tambo adat Minangkabau, Suku Tanjung berasal dari Luhak Nan Tigo dan merupakan salah satu suku yang terbesar di Minangkabau.[1] Suku ini kemudian menyebar ke wilayah rantau dan pesisir. Di pesisir barat, banyak orang-orang yang bersuku Tanjung yang menggunakan nama suku di belakang namanya. Hal ini berlaku di wilayah pesisir barat Sumatera dari Barus, Sibolga, Sorkam, Natal, Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Painan, dan Bengkulu, serta di Pulau Nias. Penambahan nama suku di belakang namanya bertujuan untuk menunjukkan identitas diri di tengah masyarakat pesisir yang majemuk. Di pesisir barat Sumatera Utara yang tidak lagi mengikuti adat matrilineal, penambahan suku di belakang nama ini sebagian besar sudah mengikuti garis keturunan ayah atau patrilineal.

Persebaran suku Tanjung

Suku Tanjung banyak menyebar di nagari Batipuh, nagari Batu Basa (Tanah Datar), Kurai Limo Jorong, Ampek Angkek, Talang Sungai Puar, Maninjau (Agam), Singkarak, Talang, Koto Gaek dan Aie Batumbuak (Solok), Air Bangis dan Talu (Pasaman), Pauh IX (Padang), Padang Pariaman, Bayang dan Tarusan (Pesisir Selatan), dan di beberapa nagari lain di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Utara.

Pemekaran suku Tanjung

Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:

  • Tanjung Pisang (Tanjung Sipisang)
  • Tanjung Simabua
  • Tanjung Perak
  • Tanjung Kaciak (Tanjung Ketek)
  • Tanjung Sikumbang
  • Tanjung Koto
  • Tanjung Gadang
  • Tanjung Payobada
  • Tanjung Sumpadang (Tanjung Supadang)
  • Tanjung Batingkah
  • Panai Tanjung

Sekutu suku Tanjung

Sekutu suku Tanjung adalah:

Gelar datuk suku Tanjung

Gelar datuk bagi suku Tanjung :

  • Datuk Tan Dilangit
  • Datuk Talangik
  • Datuk Rajo Intan
  • Datuk Rajo Ameh
  • Datuk Rajo Indo
  • Datuk Gamuak
  • Datuk Rajo Bandaro Basa
  • Datuk Kayo
  • Datuak Siri Mangkuto
  • Datuak Indo Marajo
  • Datuak Mangkudun
  • Datuak Bungsu

Tokoh

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Tsuyoshi Kato, Adat Minangkabau & Merantau dalam Perspektif Sejarah, Balai Pustaka, Jakarta

Pranala luar