Sulami Djojoprawiro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori Biografi dengan Tokoh yang perlu dikategorikan lebih spesifik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10:
Sulami keluar dari penjara sekitar tahun [[1984]]. Selama kurang lebih 18 tahun sisa hidupnya diisi tuntutan keadilan untuk dirinya dan kelompoknya. Bersama dengan tahanan politik seperti [[Pramoedya Ananta Toer|Pramoedya Ananta Tour]], [[Hasan Raid]], Koesalah Soebagyo Toer, dan Sumini. Dia mendirikan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan [[1965]]/[[1966]] (YPKP) setelah Orde Baru tumbang. Yayasan yang didirikan itu bergerak untuk kemanusiaan, keadilan, dan hukum. Bergerak mencari bukti kejahatan terhadap kemanusiaan yang pernah terjadi. Melalui kajian, advokasi, dan pemulihan hak korban pembunuhan 1965–1966, yayasan tersebut berhasil mendirikan Panti Jompo Waluyo Sejapti yang diperuntukkan bagi eks anggota Gerwani. Panti jompo yang dibuka oleh [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan [[Taufiq Kiemas]].
 
Buku memoar epifani Sulami ditulis dalam tubuh yang didera dengan tekanan yang dahsyat, jadinya penjelasan yang diberikan tidak lengkap. Namun, dengan jelas menampakkan hubungan pengikut [[Soekarno]] dengan urusan komunis. Sulami berkisah selama 15 bulan setelah dia menjadi buronan pada tahun 1965. Dia lari dari rumah ke rumah dan dari kota ke kota dengan makan dan tidur yang tidak teratur serta tidak cukup. Sebagai seorang buronan, dia menjadi bagian dari Pendukung Komando Presiden Soekarno (PKPS). Sulami ikut membuat dan menyebarkan buletin stensilan untuk setia mendukung kepemimpinan Soekarno, mencegah perang saudara, dan selesaikan masalah [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]].
 
Keberadan Gerwani dengan Soekarno inilah bias yang terjadi. Platform tentang mereka anti poligami, aturan ini diterapkan begitu ketat. Namun, pada diri Soekarno yang berpoligami Gerwani tak bersuara menentang atau menggugat karena Soekarno dipandang sebagai pemimpin yang menghancurkan [[neokolonialisme]], [[kolonialisme]] dan [[imperialisme]] ([[Nekolim]]) yang dipandang lebih penting ketimbang urusan poligami. Sesungguhnya barangkali terkait dengan kekuasaan praktis yang hendak diraih.