Sulit Air, X Koto Diatas, Solok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib) |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(29 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nagari
|peta =
|nama =
|foto =[[Berkas:Balerong Sari Sulik Aia.jpg|jmpl|Balerong Sari Sulik Aia]]
|provinsi =Sumatera Barat
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Solok
|kecamatan =X Koto
|nama pemimpin =
|luas =80 KM2
|penduduk =10.503 Jiwa (tahun 2001)
|kepadatan =-
|website=https://www.sulitair.solokkab.go.id/}}
'''
Pada Nagari
== Sejarah ==
Asal mula Nagari Sulit Air ditemukan oleh Datuk Mula Nan Kewi atau biasa disebut Datuk Malakewi. Pada suatu masa terdapat perselisihan masyarakat dalam menerapkan sistem [[Adat Minangkabau|Kelarasan Bodi Chaniago]] ([[Datuk Perpatih Nan Sebatang]] - Demokrasi) dan [[Adat Minangkabau|Koto Piliang]] ([[Datuk Ketumanggungan]] - Aristokrat). Sekelompok masyarakat ingin tidak tunduk kepada salah satu sistem kelarasan tersebut, atau hanya mengikuti hal-hal yang baik saja dari dua kelarasan tersebut. Oleh karenanya Sidang Kerapatan Adat di [[Pagaruyung]] menjatuhkan hukuman kepada kelompok ini dan membuangnya atau menempatkannya di Sulit Air. Hal ini diungkapkan dalam pepatah adat yang sering didengar di nagari Sulit Air yaitu "Pisang sikalek-kalek hutan, pisang timbatu nan bagatah, Koto Piliang inyo bukan, Bodi Chaniago inyo antah".
Sulit Air terbentuk pertama sekali pada zaman [[Perang Padri]] ([[1802]]-[[1821]]) sebagai kubu pertahanan [[Kaum Padri|pasukan Padri]] tersebut. Pada masa awalnya hingga hampir berakhirnya Perang Padri, Sulit Air lebih mirip sebagai ''Dormitory Town'' (pemukiman asrama). Pada saat itu dibutuhkan titik-titik singgah yang memungkinkan pergerakan menjangkau beberapa wilayah. Sulit Air merupakan sebuah lokasi yang paling memungkinkan untuk itu, mengingat posisi geografisnya yang sangat strategis. Disamping itu Sulit Air terdapat beberapa titik pantau yang bagus, seperti Batu Api di Tanjung Alai, Bukit Kacang dan Simawang untuk melihat pergerakan di tepi [[Danau Singkarak]], serta puncak Gunung Papan (Gunung Merah-Putih) dan bukit-bukit lainnya untuk melihat bentangan alam dari [[Luhak|Luhak Limo Puluh Koto]], [[Luhak|Tanah Datar]] hingga ke [[Sawahlunto]]. Seusai Perang Padri, negeri Sulit Air adalah merupakan tempat pilihan untuk memulai kehidupan baru bagi sebagian mantan pasukan Padri. Sulit Air dibangun sebagai [[Nagari]] diperkirakan dimulai pada tahun [[1837]].▼
▲Sulit Air terbentuk pertama sekali pada zaman [[Perang Padri]] ([[1802]]-[[1821]]) sebagai kubu pertahanan [[Kaum Padri|pasukan Padri]] tersebut. Pada masa awalnya hingga hampir berakhirnya Perang Padri, Sulit Air lebih mirip sebagai ''Dormitory Town'' (pemukiman asrama). Pada saat itu dibutuhkan titik-titik singgah yang memungkinkan pergerakan menjangkau beberapa wilayah. Sulit Air merupakan sebuah lokasi yang paling memungkinkan untuk itu, mengingat posisi geografisnya yang sangat strategis. Disamping itu Sulit Air terdapat beberapa titik pantau yang bagus, seperti Batu Api di Tanjung Alai, Bukit Kacang dan Simawang untuk melihat pergerakan di tepi [[Danau Singkarak]], serta puncak Gunung Papan (Gunung Merah-Putih) dan bukit-bukit lainnya untuk melihat bentangan alam dari [[Luhak|Luhak Limo Puluh Koto]], [[Luhak|Tanah Datar]] hingga ke [[Sawahlunto
== Suku ==▼
Sulit Air terdiri dari [[4]] (empat) suku besar yaitu : Limo Panjang, Limo Singkek, Simabur dan Piliang. Dengan jumlah pemangku adat (Pangulu/Datuk) sebanyak [[115]] orang yang terdiri dari [[84]] orang [[Datuk]] Andiko, [[15]] orang Datuk Ninik dan Urang Nan Ampek Jinih [[16]] Orang.▼
Seusai Perang Padri, negeri Sulit Air adalah merupakan tempat pilihan untuk memulai kehidupan baru bagi sebagian mantan pasukan Padri. Sulit Air dibangun sebagai [[Nagari]] diperkirakan dimulai pada tahun [[1837]].
==Tokoh==▼
Seperti nagari-nagari lainnya di Sumatera Barat, Nagari Sulit Air juga melahirkan beberapa orang tokoh baik di level provinsi maupun nasional. Tokoh tersebut bisa dari ke-dua orangtua maupun salah satu orangtua-nya yang keturunan dari Sulit Air. ▼
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=Rozali Usman.jpg|image2=Rainal Rais.jpg|image3=Oesman Sapta Odang.jpg||width=130|caption1=[[Rozali Usman]].|caption2=[[Rainal Rais]].|caption3=[[Oesman Sapta Odang]].}}
▲== Suku/Klan ==
▲Sulit Air terdiri dari
*[[Azmi Anwar]], seorang mantan perwira tinggi [[TNI AU]]▼
*[[Emirsyah Satar]], seorang profesional yang menjabat Direktur Utama [[Garuda Indonesia]]▼
*[[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja]], wartawan Indonesia, perintis pers Melayu, tokoh adat Minangkabau terkemuka▼
*[[Oesman Sapta Odang]], seorang [[konglomerat]] [[Indonesia]], pemilik OSO Grup▼
*[[Rainal Rais]], seorang pengusaha yang pernah menjabat Ketua Umum [[KADIN]] [[DKI Jakarta]]▼
*[[Raja Sapta Oktohari]], seorang pengusaha muda yang menjabat Ketua Umum [[HIPMI]]▼
== Batas Wilayah ==
Secara administratif, Nagari Sulit Air memiliki batas-batas sebagai berikut
* [[Timur]]
* [[Barat]]
* [[Utara]]
* [[Selatan]]
Nagari Sulit Air merupakan nagari yang terluas wilayahnya di Kecamatan X Koto
* dari arah Utara
* dari arah Timur
* dari arah Selatan
* dari arah Barat
== Jorong / Taratak ==
Nagari Sulit Air terdiri dari [[13]] Jorong / [[4]] Taratak
=== Jorong ===
[[Koto Tuo]], Koto Godang, Rawang, Silungkang, Taram, Gando, Sarikih, Talago loweh, Basuang, Linawan, Siaru, Kunik Bolai, Batu Galeh
=== Taratak ===
{{X Koto Di atas, Solok }}
▲== Tokoh ==
▲Seperti nagari-nagari lainnya di Sumatera Barat, Nagari Sulit Air juga melahirkan beberapa orang tokoh baik di level provinsi maupun nasional. Tokoh tersebut bisa dari
▲* [[Azmi Anwar]], seorang mantan perwira tinggi [[TNI AU]]
▲* [[Emirsyah Satar]], seorang profesional yang menjabat Direktur Utama [[Garuda Indonesia]]
* [[Farouk Pakar]], seorang perwira tinggi [[TNI AD]]
* [[Happy Bone Zulkarnaen]], anggota [[DPR-RI]]
* [[Jurnalis Uddin]], seorang dokter yang menjadi ketua [[YARSI|Yayasan YARSI]]
▲* [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja]], wartawan Indonesia, perintis pers Melayu, tokoh adat Minangkabau terkemuka
▲* [[Oesman Sapta Odang]], seorang [[konglomerat]] [[Indonesia]], pemilik OSO Grup
* [[Rainal Rais]], seorang pengusaha di bidang penerbitan
▲* [[Raja Sapta Oktohari]], seorang pengusaha muda yang menjabat Ketua Umum [[HIPMI]]
▲* [[
== Pranala luar ==
▲Guguok Jonggi, Guguok Muncuong, Guguok Taroguong, Sibumbun
{{X Koto Diatas, Solok
{{Authority control}}
|