Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Dikembalikan ke revisi 25608445 oleh Gianogentap (bicara) (TW) Tag: Pembatalan |
||
(40 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 17:
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flag|Aceh}}<br />{{flag|Sumatera Utara}}<br />{{flag|Sumatera Barat}}<br />{{flag|Riau}}<br />{{flag|Jambi}}<br />{{flag|Bengkulu}}<br />{{flag|Sumatera Selatan}}<br />{{flag|Kepulauan Bangka Belitung}}<br />{{flag|Lampung}}{{br}}{{flag|Kepulauan Riau}}
|country_largest_city = [[Berkas:Logo Kota Medan (Seal of Medan).svg|20px]] [[Kota Medan|Medan]]
|country_largest_city_population = 2.479.560 (2018)
|population = 57.940.351
Baris 26:
|timezone=[[Waktu Indonesia Barat]] ([[UTC+07:00]])
}}
'''Sumatra''' (kata tidak baku:
== Etimologi ==
Asal nama Sumatra berawal dari keberadaaan Kerajaan [[Kesultanan Samudra Pasai|Samudra]] (terletak di pesisir timur [[Aceh]]). Diawali dengan kunjungan [[Ibnu Batutah]], petualang asal [[Maroko]] ke negeri tersebut pada tahun [[1345]], dia melafalkan kata ''Samudra'' menjadi ''Shumathra'',<ref>Hamka (1950) ''[https://ia803101.us.archive.org/17/items/hamkasedjarahislamdisumaterazlib.org1/%5BHamka%5D_Sedjarah_Islam_di_Sumatera%28z-lib.org%29%20%281%29.pdf Sedjarah Islam di Sumatera]'' Medan : Pustaka Nasional. hal 7</ref> dan kemudian menjadi ''Sumatra'', selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan [[
Nama asli Sumatra, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah ''Pulau Ameh'' ([[bahasa Minangkabau]], berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita [[Cindua Mato]] dari [[Minangkabau]]. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatra. Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas". Emas menjadi daya tarik para pendatang di pulau Sumatra.<ref>{{cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/pulau-emas-di-barat-nusantara-6k4rr|title=Pulau Emas di Barat Nusantara|first=Risa|last=Herdahita Putri|website=historia.id|date=13 Mei 2018|accessdate=20 Juni 2023}}</ref>.
Baris 41 ⟶ 42:
Naskah Yunani tahun 70, [[Periplous tes Erythras Thalasses]], mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi [[Nusantara]], terutama Sumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari [[kemenyan]] (''Styrax sumatrana'') dan [[kapur barus]] (''Dryobalanops aromatica'') yang saat itu hanya ada di Sumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah ''Historia Naturalis'' karya Plini abad pertama Masehi.
Dalam kitab umat [[Agama Yahudi|Yahudi]], Melakim (Raja-raja), pasal 9, diterangkan bahwa
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri [[Ophir]] itu terletak di Sumatra (Gunung Ophir di [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]], [[Sumatera Barat]] yang sekarang bernama [[Gunung Talamau]]?). Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis ''Geographike Hyphegesis'' berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatra dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s.
Baris 58 ⟶ 59:
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal.
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam
== Penduduk ==
Baris 152 ⟶ 153:
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[
Di bagian barat pulau, terbentang [[pegunungan Bukit Barisan]] yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500 km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif [[Gunung Pesagi]], maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti [[Gunung Geureudong|Geureudong]] (Aceh), [[Gunung Sinabung|Sinabung]] (Sumatera Utara), [[Gunung Marapi|Marapi]] dan [[Gunung Talang|Talang]] (Sumatera Barat), [[Gunung Dempo]] (Sumatera Selatan), [[Gunung Kaba]] (Bengkulu), dan [[Gunung Kerinci|Kerinci]] (Sumatera Barat, Jambi). Di pulau Sumatra juga terdapat beberapa [[danau]], di antaranya [[Danau Laut Tawar]] (Aceh), [[Danau Toba]] (Sumatera Utara), [[Danau Singkarak]], [[Danau Maninjau]], [[Danau Diatas]], [[Danau Dibawah]], [[Danau Talang]] (Sumatera Barat), [[Danau Kerinci]] (Jambi) [[Gunung Suoh|Danau Suoh]] dan [[Danau Ranau]] (Lampung dan Sumatera Selatan).
Baris 386 ⟶ 387:
| 2. || [[Palembang]]|| [[Patungraya Agung]] || 1.455.284 || 1.548.064
|-
| 3. || [[Batam]] || [[Batam–Bintan–Karimun|Batam
| 1.329.773 || 1.192.808
|-
| 4. || [[Bandar Lampung]] ||
|-
| 5. || [[Pekanbaru]] || [[Pekansikawan]] || 1.091.088 || 959.830
|-
| 6. || [[Padang]] || [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]] || 833.562 || 872.271
|}
Baris 405 ⟶ 407:
* [[Daftar gunung di Sumatra]]
* [[Kerajaan-kerajaan di Sumatra]]
== Catatan ==
{{Notelist}}▼
== Referensi ==
{{reflist}}
▲{{Notelist}}
== Pranala luar ==
|