Sunan Bonang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Axl7Rose (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(19 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
( Sunan Bonang )
(Bong Tak An)
| image = Sunan Bonang-BW.png
| alt =
| caption =
Baris 12:
| birth_name = Maulana Makhdum Ibrahim
| birth_date = {{birth year|1465}}
| birth_place = [[Surabaya]], [[MajapahitRembang]]
| death_date = 1525
| death_place = [[Tuban]], [[Kesultanan Demak]]
| children =Raden Sayidd Maulana Makhdum Husein / Sayid Husein (Makhdum Sampang)
| father = [[Sunan Ampel]]
| mother = Nyai Ageng Manila
Baris 22:
 
== Pendidikan ==
Dalam hal pendidikan, Sunan Bonang belajar pengetahuan dan ilmu agama dari ayahandanya sendiri, yaitu [[Sunan Ampel]]. Ia belajar bersama [[santri]]-santri Sunan Ampel yang lain seperti Sunan Giri, Raden Patah dan Raden Kusen.
 
Selain dari Sunan Ampel, Sunan Bonang juga menuntut ilmu kepada Syaikh Maulana Ishak, yaitu sewaktu bersama-sama Raden Paku Sunan Giri ke Malaka dalam perjalanan haji ke tanah suci.
 
Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan.
 
Bahkan, masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.
 
''Babad Daha-Kediri'' menggambarkan bagaimana Sunan Bonang dengan pengetahuannya yang luar biasa bisa mengubah aliran Sungai Brantas, sehingga menjadikan daerah yang enggan menerima dakwah Islam di sepanjang aliran sungai menjadi kekurangan air, bahkan sebagian yang lain mengalami banjir.
 
Sepanjang perdebatan dengan tokoh Buto Locaya yang selalu mengecam tindakan dakwah Sunan Bonang, terlihat sekali bahwa tokoh Buto Locaya itu tidak kuasa menghadapi kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang.
 
Demikian juga dengan tokoh Nyai Pluncing, yang kiranya seorang bhairawi penerus ajaran [[ilmu hitam]] Calon Arang, yang dapat dikalahkan oleh Sunan Bonang.<ref>Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, 229.</ref>
 
== Karya Sastra ==
Sunan Bonang banyak menggubahmengubah sastra berbentuk [[suluk]] atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubahmengubah tembang ''[[Tamba Ati]]'' (dari [[bahasa Jawa]], berarti ''penyembuh jiwa'') yang kini masih sering dinyanyikan orang.
 
Ada pula sebuah karya sastra dalam [[bahasa Jawa]] yang dahulu diperkirakan merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan [[Belanda]] seperti Schrieke disebut ''[[Het Boek van Bonang]]'' atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J. Drewes, seorang pakar Belanda lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai karyanya.
Baris 48:
 
== Keilmuan ==
Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebathinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian dia kombinasi dengan kesimbangan pernapasan{{cn}} yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.
 
Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna, secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa baca dan memahami isi Al-Qur'an.
 
Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam [[Silat Tauhid Indonesia]].
Baris 58:
* Dalam film ''Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar'' (1985), Sunan Bonang diperankan oleh [[Zainal Abidin (pemeran)|Zainal Abidin]].
 
Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim. Beliau putra dari Sunan Ampel, yang berarti beliau adalah keturunan ke-23 Nabi Muhammad SAW.
 
Berikut Nasab lengkapnya menurut Kitab Tarikh Aulia dari KH Bisri Mustofa <ref>https://jurnalnu.com/index.php/as/article/download/267/128</ref><ref>https://www.scribd.com/document/412157659/Silsilah-Wali-Songo-Berdasar-Kitab-Tarikh-Al-Auliya-Karya-KH-Mustofa-Bisri</ref> dan Kitab Syamsu Dzahirah:
Berikut nasab lengkapnya:
 
# [[Muhammad|Rasulullah SAW.]]
Sunan Bonang bin Raden Rahmat bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
# [[Fatimah az-Zahra|Fatimah Az-Zahra]]
# [[Husain bin Ali]]
# [[Ali bin Husain|Ali Zainal Abidin]]
# [[Muhammad al-Baqir]]
# [[Ja'far ash-Shadiq|Ja’far ash-Shadiq]]
# [[Ali bin Ja'far|Ali Al Uraidhi]]
# [[Muhammad an-Naqib]]
# [[Isa ar-Rumi]]
# [[Ahmad al-Muhajir]]
# Sayyid Muhammad
# Sayyid Alwi
# Ali Khali’ Qasam
# [[Muhammad Shahib Mirbath]]
# [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]
# [[Abdul Malik bin Alwi]]
# Sayyid Abdullah Azmatkhan
# Husein Jalaluddin Al Bukhori
# Ahmad Al Kabir
# Jalaluddin Husein
# Mahmud Nasiruddin Mahmudinil Kubro
# [[Jamaluddin Akbar al-Husaini|Jamaluddin Akbar]] (Jumadil Kubro)
# Ibrahim Asmoroqondi (Samarkand & Tuban)
# Raden Ali Rahmatullah Sunan Ampel
# Sunan Bonang Makhdum Ibrahim
 
== Kutipan ==