Syariat Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Hadis: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Syariat Islam''' ({{lang-ar|شريعة إسلامية}}) yakni berisi hukum dan aturan [[Islam]] yangadalah mengatur[[hukum]] seluruhagama sendiyang kehidupanmembentuk umatme[[rujuk]] manusia,bagian baikdari muslimtradisi maupunIslam. non-Ini muslim.berasal Selaindari berisiajaran hukumagama Islam dan aturan,didasarkan Syariatpada kitab suci Islam, jugakhususnya berisi[[Al-Qur'an]] penyelesaiandan masalahHadits. seluruhDalam kehidupanbahasa ini.Arab, Makaistilah oleh"syarah" sebagianmengacu penganutpada Islam,hukum Syariat[[Allah]] IslamSWT merupakanyang panduantidak integral/dapat menyeluruhdiubah dan sempurnadikontraskan seluruhdengan permasalahanfiqh, hidupyang manusiamengacu danpada kehidupaninterpretasi duniailmiah inimanusia.
 
Sebagaimana tersebut dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36, bahwa sekiranya [[Allah (Islam)]] dan Rasul- Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan Rasul- Nya belum menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah SWT.
 
Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup [[beribadahnya]] kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.
Baris 8:
* '''Asas Syara''''
 
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits. '''Kedudukannya''' sebagai '''Pokok Syari'at Islam''' dimanadi mana Al Quran itu Asas Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas kedua Syara'. '''Sifatnya''', pada dasarnya ''mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapundi manapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman, kecuali dalam [[keadaan darurat]]''.
 
* '''Furu' Syara''''
Baris 14:
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist. '''Kedudukannya''' sebaga '''Cabang Syari'at Islam'''. '''Sifatnya''' pada dasarnya ''tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima [[Ulil Amri]] setempat sebagai peraturan / perundangan yang berlaku'' dalam wilayah kekuasaanya.
 
Peran Syariah telah menjadi topik yang diperebutkan di seluruh dunia. Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah Syariah kompatibel dengan demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan berpikir, hak perempuan, hak LGBT, dan perbankan. <ref name=naim96>{{cite book |first1=Abdullahi A |last1=An-Na'im |chapter=Islamic Foundations of Religious Human Rights |chapter-url={{Google books|aqyWwF5YA1gC |page=337 |plainurl=yes}} |title=Religious Human Rights in Global Perspective: Religious Perspectives |pages=337–59 |editor1-first=John |editor1-last=Witte |editor2-first=Johan D. |editor2-last=van der Vyver |year=1996 |isbn=978-9041101792 }}</ref><ref name=hajjar2004>{{cite journal |last1=Hajjar |first1=Lisa |title=Religion, State Power, and Domestic Violence in Muslim Societies: A Framework for Comparative Analysis |journal=Law & Social Inquiry |volume=29 |issue=1 |year=2004 |pages=1–38 |jstor=4092696 |doi=10.1111/j.1747-4469.2004.tb00329.x|s2cid=145681085 }}</ref><ref>Al-Suwaidi, J. (1995). ''Arab and western conceptions of democracy; in Democracy, war, and peace in the Middle East'' (Editors: David Garnham, Mark A. Tessler), Indiana University Press, see Chapters 5 and 6; {{ISBN|978-0253209399}}{{page needed|date=April 2016}}</ref>
[[Berkas:Taliban beating woman in public RAWA.jpg|thumb|Praktik Syariah di Afghanistan; Rekaman diam-diam direkam oleh Serikat Perempuan Revolusioner pada 26 Agustus 2001. Seorang wanita dihukum dengan tongkat di depan umum oleh polisi agama, yang bertanggung jawab untuk memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan, karena membuka burqa (wajahnya).]]
 
Beberapa yurisdiksi di Amerika Utara dan [[Indonesia]] telah mengeluarkan larangan penggunaan Syariah, yang dibingkai sebagai pembatasan hukum agama atau asing.<ref name=thomas>{{cite book |last=Thomas |first=Jeffrey L. |title=Scapegoating Islam: Intolerance, Security, and the American Muslim |date=2015 |publisher=ABC-CLIO |url=https://books.google.com/books?id=5Q-FCgAAQBAJ&pg=PA83 |pages=83–86 |isbn=978-1440831003 |access-date=13 January 2017 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161213022551/https://books.google.com/books?id=5Q-FCgAAQBAJ&pg=PA83 |archive-date=13 December 2016 |url-status=live }}</ref> Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg (ECtHR) memutuskan dalam beberapa kasus bahwa Syariah "tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar demokrasi".<ref>So etwa in: Case Of Refah Partİsİ (The Welfare Party) And Others V. Turkey (Applications nos. 41340/98, 41342/98, 41343/98 and 41344/98), Judgment, Strasbourg, 13 February 2003, No. 123 (siehe S. 39): „The Court concurs in the Chamber’s view that sharia is incompatible with the fundamental principles of democracy, as set forth in the Convention“; vgl. Alastair Mowbray: „Cases, Materials, and Commentary on the European Convention on Human Rights“, OUP Oxford, 29. März 2012, S. 744, [https://books.google.de/books?id=XWyq09yJho8C&pg=PA744&lpg=PA744&dq=%E2%80%9EThe+Court+concurs+in+the+Chamber+view+that+sharia+is+incompatible+with+the+fundamental+principles+of+democracy,+as+set+forth+in+the+Convention%E2%80%9C&source=bl&ots=p8xgHpB1fF&sig=ACfU3U3hm72526PFBMwxY5mdPmiKppHIjg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjKwLTX08nxAhV7gv0HHfxuC5MQ6AEwAHoECAYQAQ#v=onepage&q=%E2%80%9EThe%20Court%20concurs%20in%20the%20Chamber%20view%20that%20sharia%20is%20incompatible%20with%20the%20fundamental%20principles%20of%20democracy%2C%20as%20set%20forth%20in%20the%20Convention%E2%80%9C&f=false Google-Books-Archivierung]; siehe auch [https://www.legislationline.org/documents/action/popup/id/15827 „The European Court of Human Rights in the case of Refah Partisi (the Welfare Party) and Others v. Turkey“] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210709184803/https://www.legislationline.org/documents/action/popup/id/15827 |date=2021-07-09 }}, 13. Feb. 2003, Ziffer 123 u. weitere Ziffern im gleichen Dokument</ref><ref>Siehe auch sueddeutsche.de, 14. Sept. 2017: [http://www.sueddeutsche.de/1.3666617 ''Gegen Scheidungen nach Scharia-Recht'']</ref>
Peran Syariah telah menjadi topik yang diperebutkan di seluruh dunia. Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah Syariah kompatibel dengan demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan berpikir, hak perempuan, hak LGBT, dan perbankan. <ref name=naim96>{{cite book |first1=Abdullahi A |last1=An-Na'im |chapter=Islamic Foundations of Religious Human Rights |chapter-url={{Google books|aqyWwF5YA1gC |page=337 |plainurl=yes}} |title=Religious Human Rights in Global Perspective: Religious Perspectives |pages=337–59 |editor1-first=John |editor1-last=Witte |editor2-first=Johan D. |editor2-last=van der Vyver |year=1996 |isbn=978-9041101792 }}</ref><ref name=hajjar2004>{{cite journal |last1=Hajjar |first1=Lisa |title=Religion, State Power, and Domestic Violence in Muslim Societies: A Framework for Comparative Analysis |journal=Law & Social Inquiry |volume=29 |issue=1 |year=2004 |pages=1–38 |jstor=4092696 |doi=10.1111/j.1747-4469.2004.tb00329.x|s2cid=145681085 }}</ref><ref>Al-Suwaidi, J. (1995). ''Arab and western conceptions of democracy; in Democracy, war, and peace in the Middle East'' (Editors: David Garnham, Mark A. Tessler), Indiana University Press, see Chapters 5 and 6; {{ISBN|978-0253209399}}{{page needed|date=April 2016}}</ref>
 
Beberapa yurisdiksi di Amerika Utara telah mengeluarkan larangan penggunaan Syariah, yang dibingkai sebagai pembatasan hukum agama atau asing.<ref name=thomas>{{cite book |last=Thomas |first=Jeffrey L. |title=Scapegoating Islam: Intolerance, Security, and the American Muslim |date=2015 |publisher=ABC-CLIO |url=https://books.google.com/books?id=5Q-FCgAAQBAJ&pg=PA83 |pages=83–86 |isbn=978-1440831003 |access-date=13 January 2017 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161213022551/https://books.google.com/books?id=5Q-FCgAAQBAJ&pg=PA83 |archive-date=13 December 2016 |url-status=live }}</ref> Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg (ECtHR) memutuskan dalam beberapa kasus bahwa Syariah "tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar demokrasi".<ref>So etwa in: Case Of Refah Partİsİ (The Welfare Party) And Others V. Turkey (Applications nos. 41340/98, 41342/98, 41343/98 and 41344/98), Judgment, Strasbourg, 13 February 2003, No. 123 (siehe S. 39): „The Court concurs in the Chamber’s view that sharia is incompatible with the fundamental principles of democracy, as set forth in the Convention“; vgl. Alastair Mowbray: „Cases, Materials, and Commentary on the European Convention on Human Rights“, OUP Oxford, 29. März 2012, S. 744, [https://books.google.de/books?id=XWyq09yJho8C&pg=PA744&lpg=PA744&dq=%E2%80%9EThe+Court+concurs+in+the+Chamber+view+that+sharia+is+incompatible+with+the+fundamental+principles+of+democracy,+as+set+forth+in+the+Convention%E2%80%9C&source=bl&ots=p8xgHpB1fF&sig=ACfU3U3hm72526PFBMwxY5mdPmiKppHIjg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjKwLTX08nxAhV7gv0HHfxuC5MQ6AEwAHoECAYQAQ#v=onepage&q=%E2%80%9EThe%20Court%20concurs%20in%20the%20Chamber%20view%20that%20sharia%20is%20incompatible%20with%20the%20fundamental%20principles%20of%20democracy%2C%20as%20set%20forth%20in%20the%20Convention%E2%80%9C&f=false Google-Books-Archivierung]; siehe auch [https://www.legislationline.org/documents/action/popup/id/15827 „The European Court of Human Rights in the case of Refah Partisi (the Welfare Party) and Others v. Turkey“], 13. Feb. 2003, Ziffer 123 u. weitere Ziffern im gleichen Dokument</ref><ref>Siehe auch sueddeutsche.de, 14. Sept. 2017: [http://www.sueddeutsche.de/1.3666617 ''Gegen Scheidungen nach Scharia-Recht'']</ref>
 
[[Berkas:Execution of a Moroccan Jewess by Alfred Dehodencq.jpg|thumb|Eksekusi terhadap wanita Maroko (Sol Hachuel) dengan alasan keluar dari Islam, Alfred Dehodencq]]
 
== Definisi ==
Baris 26 ⟶ 22:
 
==Jinayah==
[[Berkas:Islamic coin, Time of the Rashidun. Khosrau type. AH 31-41 AD 651-661.jpg|thumb|upright=1.15|Koin Islam [[Kekhalifahan Rasyidin]], (656). (Patung meniru penguasa Sassanid [[Khosrau II]],
Bulan sabit-bintang, Basmala dan "api [[Zoroastrianisme|Zoroaster]]" dapat dilihat.) Dalam banyak kasus, gambar dan relief, yang pada awalnya tidak masalah, dianggap berdosa menurut interpretasi para ulama. Simbol yang mewakili agama lain dianggap penistaan/[[Kemurtadan menurut Islam]] dan dilarang keras.]]
 
'''Jinayah''' adalah sebuah kajian ilmu hukum [[Islam]] yang berbicara tentang [[kejahatan]].<ref name="q">{{cite book|last=Dr.H.M. Nurul Irfan, M.Ag.|first=|authorlink=|coauthors=Masyrofah, S.Ag., M.Si.|title= fIqh Jinayah|year= 2013|publisher= AMZAH|ISBN= 978-602-8689-76-2|}}</ref> Dalam istilah yang lebih populer, hukum jinayah disebut juga dengan hukum pidana [[Islam]].<ref name="q"/> Adapun ruang lingkup kajian hukum pidana [[Islam]] ini meliputi tindak [[pidana]] [[qisas|kisasqisas]], [[hudud]], dan [[takzir]].<ref name="q"/>
 
=== KisasQisas ===
Dasar dari praktik ini adalah bahwa seorang anggota suku tempat si pembunuh diserahkan kepada keluarga korban untuk dieksekusi, setara dengan status sosial orang yang dibunuh.<ref>{{Cite web|url=https://zh.booksc.eu/book/52479161/c42c5a|title = Conflict and Conflict Resolution in the pre-Islamic Arab Society &#124; SADIK KIRAZLI &#124; download|access-date=2022-02-26|archive-date=2022-01-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220129180325/https://zh.booksc.eu/book/52479161/c42c5a|dead-url=yes}}</ref>
 
Kondisi kesetaraan sosial berarti eksekusi terhadap anggota suku pembunuh yang setara dengan yang dibunuh, dalam arti orang yang dibunuh adalah laki-laki atau perempuan, budak atau orang merdeka, elit atau rakyat jelata. Misalnya, hanya satu budak yang bisa dibunuh untuk seorang budak, dan seorang wanita untuk seorang wanita. Pada pemahaman pra-Islam ini ditambahkan perdebatan tentang apakah seorang Muslim dapat dieksekusi untuk non-Muslim selama periode Islam.
Baris 36 ⟶ 34:
Ayat utama untuk implementasi dalam Islam adalah Al Baqara; 178 ayat; : 'Orang-orang percaya! Pembalasan ditahbiskan untuk Anda mengenai orang-orang yang terbunuh. Bebas versus bebas, tawanan versus tawanan, perempuan versus perempuan. Siapa pun yang diampuni oleh saudara lelaki yang terbunuh karena suatu harga, biarkan dia mematuhi kebiasaan dan membayar harganya dengan baik."
 
[[KisasQisas]] adalah penjatuhan coba sanksi yang sama dengan yang telah pelaku lakukan terhadap korbannya, misalnya pelaku menghilangkan [[nyawa]] korbannya, maka ia wajib dibunuh.<ref name="q"/> Kecuali, keluarga korban memaafkan si pelaku, maka pelaku hanya akan dikenakan denda yang dinamakan dengan [[Diyat|diat]] atau denda sebagai pengganti dari hukuman.<ref name="w">{{cite book|last=Drs.H.Imron Abu Umar|first=|authorlink=|coauthors=|title= Terj. Fat-hul Qarib Jilid 2|year= 1983|publisher= Menara Kudus|}}</ref>
 
=== Hudud ===
Baris 59 ⟶ 57:
* ''Daif'' (lemah)
* ''Maudu''' (palsu)
* ''Matruk''''(Ditinggalkan)
* ''Mungkar''
Hadis yang dijadikan acuan hukum hanya hadis dengan derajat ''sahih'' dan ''hasan'', kemudian hadis ''daif'' menurut kesepakatan [[Ulama]] salaf (generasi terdahulu) selama digunakan untuk memacu gairah beramal (fadilah amal) masih diperbolehkan untuk digunakan oleh umat Islam. Adapun hadis dengan derajat ''maudu'' dan derajat hadis yang di bawahnya wajib ditinggalkan, tetapi tetap perlu dipelajari dalam ranah ilmu pengetahuan.
 
Baris 64:
 
=== Ijtihad ===
[[Berkas:Slaves Zadib Yemen 13th century BNF Paris.jpg|thumb|Pasar budak abad ke-13, Yaman. Budak dan selir dianggap sebagai properti dalam Syariah; dapat dibeli, dijual, disewakan, dibagikan, dan diwariskan]]
''[[Ijtihad]]'' adalah sebuah usaha para [[ulama]], untuk menetapkan sesuatu putusan hukum Islam, berdasarkan Al- Quran dan Hadis. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad SAW wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang sesuatu hukum maupun perihal peribadatan. Namun, ada pula hal- hal [[ibadah mahdhah|ibadah]] tidak bisa di ijtihadkan. Beberapa macam ijtihad, antara lain :
* [[Ijma']], kesepakatan para ulama
Baris 73 ⟶ 72:
Terkait dengan susunan tertib syariat, Quran dalam [[Surah Al-Ahzab]] ayat 36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu, secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan Rasul- Nya belum menetapkan ketentuannya, maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat Quran dalam [[Al-Maidah|Surah Al-Mai'dah]]<ref>''"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan pada waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun."'' (Al-Māidah 5:101)</ref> yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah SWT.
[[Berkas:Mahkamah Syar'iyyah Aceh.JPG|jmpl|400x400px|[[Mahkamah Syar'iyah Aceh]] mempertimbangkan perkara pidana dan perdata yang menggunakan hukum Islam.|al=]]
Dengan demikian, perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup [[beribadahnya]] kepada Allah SWT itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas ''syara'<nowiki/>''' (ibadah [[Mahdah]]) dan perkara yang masuk dalam kategori Furuk '''''syara''' ([[Gairu Mahdah]]).
 
* '''Asas ''syara''' (Mahdah)'''
Baris 98 ⟶ 97:
 
== Konteks sosial-kemasyarakatan ==
Syariat Islam mengatur persoalan yang berkaitan dengan kontek sosial-[[Masyarakat|kemasyarakatan]], khususnya yang berkaitan dengan [[norma sosial]]. Ruang lingkupnya dimulai dari tindak [[kejahatan]], [[minuman keras]], [[Zina|perzinaan]], hingga [[pembunuhan]]. Syariat Islam juga membahas konteks sosial-kemasyarakatan yang lebih luas, yaitu [[negara]]. Ruang lingkupnya meliputi hubungan [[pemerintahan]] antara pemerintah dengan rakyat yang diperintah.<ref>{{Cite book|last=Hambali|first=Muhammad|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Panduan_Muslim_Kaffah_Sehari_hari_dari_K/b1FHEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=panduan+muslim+kaffah&pg=PA31&printsec=frontcover|title=Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari: Dari Kandungan hingga Kematian|location=Yogyakarta|publisher=Laksana|isbn=978-602-407-185-1|editor-last=Rusdianto|pages=28|url-status=live}}</ref> Dalam praktik keuangan, syariah juga diterapkan dalam [[Bisnis Syariah|bisnis syariah]], seperti bermuamalah.
 
== Lihat pula ==
Baris 107 ⟶ 106:
 
[[Kategori:Hukum Islam| ]]
[[Kategori:Hukum]]
 
 
{{Islam-stub}}