Syirik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(8 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|IslamMuhammad}}
{{Untuk|orang yang menyekutukan [[Allah]]|Musyrik}}
{{Ensiklopedia Islam|Islam}}
'''Syirik''' adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal ''rububiyyah'' dan ''uluhiyyah''. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
 
== Asal pemikiran ==
Dalam [[Surah Al-Mu’minun|Surah Al-Mu'minun]] ayat 90, Allah memberikan perumpamaan mengenai gagasan mengenai adanya Tuhan selainNya. Allah menjelaskan bahwa Dia tidak mempunyai anak dan tidak memiliki sandingan sebagai Tuhan. Allah memisalkan adanya Tuhan dalam jumlah banyak. Keadaan ini hanya akan menimbulkan kekacauan bagi makhluk-hakluk yang diciptakan oleh Tuhan-Tuhan tersebut. Para Tuhan akan saling mengalahkan satu sama lain. Di akhir ayat, Allah menyatakan bahwa Dia yang maha suci atas sifat tersebut.{{Sfn|asy-Sya'rawi|2007|p=26}}
 
Syirik dapat timbul dalam [[pikiran]] menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah yang membayangkan terjadinya kesepakatan di antara dua Tuhan. Sementara golongan yang kedua adalah yang membayangkan perselisihan di antara dua Tuhan. Kedua golongan ini meyakini pemikirannya masing-masing. Mereka berpandapat bahwa golongan yang menang akan menjadi atas bagi golongan yang kalah. Tuhan yang kalah akan kembali mengadakan uji kekuatan. Jika Ia menang, maka posisi atasan dan bawah menjadi berkebalikan. Tuhan yang akhirnya menang ini kemudian menjadi pemerintah bagi Tuhan yang kalah.{{Sfn|asy-Sya'rawi|2007|p=25}}
 
Syirik adalah mengakui bahwa Allah SWT itu ada, tetapi ada yang menyertai dan menyamai-Nya. Ada dua macam golongan syirik. Pertama, membayangkan kesepakatan dua Tuhan. Kedua, membayangkan perselisihan di antara dua Tuhan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Mutawally asy-Sya'rawi|first=M.|date=2020|title=Anda Bertanya, Islam Menjawab|location=Depok|publisher=Gema Insani|isbn=978-602-250-866-3|pages=|url-status=live}}</ref>
 
Golongan pertama beranggapan bahwa dua Tuhan bersepakat dalam satu masalah, sedangkan golongan yang kedua beranggapan adanya perselisihan di antara dua Tuhan. Tuhan mana yang menang? Apakah Tuhan yang menghendaki sesuatu itu terjadi atau kemenangan Tuhan yang menghendaki tidak terjadi Golongan yang menang akan menjadi atasan dari yang kalah. Tuhan yang kalah, suatu saat akan uji coba kekuatan. Jika menang, akan berbalik pimpinannya. Kemudian, Tuhan yang semula kalah akan memerintahkan. Hal itu bertentangan dengan sifat Allah Yang Mahasempurna sebagaimana sifat-Nya Yang Maha Pencipta.<ref name=":0" />
 
Allah SWT melarang syirik. Dalam surah al-Mu'minuun ayat 9, Allah SWT berfirman, "Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya. (Sekiranya tuhan banyak), masing-masing tuhan itu akan membavva apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu." Manusia beribadah kepada Allah SWT karena patuh kepada-Nya. Hanya Dia yang patut disembah. Puncak dari ibadah manusia adalah mengikuti segala tuntunan dari Dia yang disembah, serta semua syarüat, perintah, dan larangan-Nya.<ref name=":0" />
 
== Penyebab ==
Salah satu penyebab terjadinya syirik adalah menjadi tokoh-tokoh tertentu sebagai pelindung selain Allah. Praktik ini umumnya terjadi pada para tokoh [[ulama]] yang telah wafat. Pelaku syirik umumnya mendatangi [[kuburan]] para tokoh ini untuk melakukan penyembahan. Pelaku syirik ini juga datang untuk meminta ampunan atau memohonkan agar segala keinginan yang mereka pinta dapat dikabulkan. Kegiatan syirik ini biasanya terjadi pada tokoh yang kuburannya dianggap keramat oleh pelaku syirik.{{Sfn|Jauzi|2020|p=24}}
 
Penyebab perbuatan syirik ini disebutkan dalam [[Surah An-Najm]] ayat 53. Dalam ayat ini, Allah melarang orang-orang [[musyrik]] untuk menyembah Lata dan [[‘Uzzá|Uzza]]. Dalam riwayat [[Abdullah bin Abbas|Ibnu Abbas]], Mujahid dan Abu Shalih diketahui bahwa Lata merupakan orang saleh yang sering membagi-bagikan [[tepung]] pada musim [[haji]] kepada para jemaah. Setelag Lata meninggal dunia, banyak orang yang datang ke kuburannya untuk menyembahnya.{{Sfn|Jauzi|2020|p=24-25}} Sedangkan Uzza merupakan nama sebuah [[pohon]] yang disembah oleh masyarakat Arab pada masa [[jahiliah]]. Informasi ini berasal dari periwayatan Mujahid. Pohon ini akhirnya ditebang oleh Khalid bin Walid atas perintah dari Nabi Muhammad.{{Sfn|Jauzi|2020|p=25}}{{Ensiklopedia Islam|Islam}}
 
== Fitrah ==
Pada dasarnya, manusia memiliki [[fitrah]] untuk menolak syirik. Manusia mengetahui bahwa sekutu-sekutu Allah yang dibuatnya tidak dapat menciptakan makhluk apapun. Manusia juga mengetahui bahwa sekutu tersebut tidak dapat menciptakan langit, Bumi maupun [[hujan]]. Fitrah ini dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya pada Surah Al-Baqarah ayat 22. Manusia melakukan kesyirikan sebagai akibat dari adanya keinginan untuk memperoleh [[kebebasan]] yang tidak dibatasi. Fitrah yang ada kemudian berusaha dihilangkan oleh pelaku syirik demi mencegah dirinya menaati perintah dan larangan dari Allah.{{Sfn|asy-Sya'rawi|2007|p=34}}
 
Dalam surah al-Baqarah ayat 22, Allah SWT berfirman, Oleh karena itu, janganlah engkau mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal engkau mengetahui." Manusia mengetahui bahwa sekutu-sekutu itu tidak bisa menciptakan makhluk apa pun, tidak bisa menghamparkan bumi dan membangun langit, tidak bisa menurunkan hujan, tetapi mengapa manusia masih saja menyekutukan-Nya? Penyebabnya adalah kaum musyrikin meminta bebas sebebas-bebasnya. Mereka tidak mau diikat (diberi perintah atau larangan). Mereka menganggap bahwa dengan adanya ikatan hanya akan membatasi. Padahal, Allah SWT memberikan batasan itu hanya karena rasa cinta dan kasih sayang-Nya.<ref name=":0" />
 
Allah SWT membatasi kita dengan peraturan-peraturan dimaksudkan untuk melindungi kita dari kesewenanganwenangan berjuta-juta manusia terhadap kita. Orang-orang yang beriman mengetahui hikmah dan batasan itu. Justru, adanya batasan-batasan tersebut menimbulkan rasa cinta kepada Al lah SWT. Akan tetapi, sebaliknya, kaum musyrikin tetap saja a kan menyamakan kesukaannya kepada Allah SWT dengan kesukaan kepada sekutu-sekutunya.<ref name=":0" />
 
Dalam surah al-Baqarah ayat 165, Allah SWT berfirman, "Di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah Kaum musyrikin mengetahui persis bahwa sekutu-sekutunya tidak mampu menghilangkan kemudharatan. Kemudian, mereka memohon kepada Tuhan yang sebenarnyae Namun, setelah hilang kemudharatan itu, mereka kembali kepada sekutu-sekutunya lagi.<ref name=":0" />
 
Dalam surah az-Zumar ayat 8, Allah SWT berfirman, "Apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya. Akan tetapi, apabila Dia memberikan nikmat kepadanya, dia lupa (akan bencana) yang dia pernah berdoa kepada Allah sebelum itu, dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, 'Bersenang-senanglah engkau dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, engkau termasuk penghuni neraka."<ref name=":0" />
 
== Dampak Syirik ==
Baris 58 ⟶ 84:
== Buku-Buku Tentang Tauhid dan Syirik ==
Para pembaca yang budiman bisa mengkaji lebih dalam lagi tentang hakikat tauhid dan syirik berdasarkan dalil-dalil Al Quran maupun Al Hadits beserta keterangan dari para ulama yang tepercaya melalui buku-buku atau kitab-kitab berikut ini:
# Kitab Umm Al Barahiin Karya Syekh Sanusi
# Kitan Tijan Addaruri Karya [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi al-Bantani]].
# Kitab Tauhid Alladzi Huwa Haqqullahi ‘Alal ‘Abiid karya [[Muhammad bin Abdul Wahhab|Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.]]
# Kasyfu Syubuhaat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Baris 92 ⟶ 116:
 
== Referensi ==
 
=== Catatan kaki ===
{{Reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{Cite book|last=asy-Sya'rawi|first=M. Mutawalli|date=2007|title=Anda Bertanya Islam Menjawab|location=Jakarta|publisher=Gema Insani|isbn=978-602-250-866-3|editor-last=Basyarahil, U., dan Legita, I. R.|translator-last=al-Mansur|translator-first=Abu Abdillah|ref={{sfnref|asy-Sya'rawi|2007}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Jauzi|first=Ibnul|date=2020|title=70 Dosa Besar yang Dianggap Biasa|location=Jakarta Selatan|publisher=Pustaka Azzam|isbn=978-602-236-362-0|trans-title=Tadzkirah Ulil Bashair|ref={{sfnref|Jauzi|2020}}|url-status=live}}
 
== Pranala luar ==
* [http://asysyariah.com/syirik/ Definisi ''Syirik dan Jenis-jenisnya'']
* [http://www.almanhaj.or.id/category/view/2/page/1 Akidah ''Ahlussunnah wal Jama'ah''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080913024637/http://www.almanhaj.or.id/category/view/2/page/1 |date=2008-09-13 }}
* [http://media-islam.or.id/2011/05/31/syirik-dosa-terbesar-dan-tidak-diampuni-allah Syirik Dosa Terbesar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121113042806/http://media-islam.or.id/2011/05/31/syirik-dosa-terbesar-dan-tidak-diampuni-allah/ |date=2012-11-13 }}
* [http://muslim.or.id/aqidah/awas-syirik-2.html Awas Syirik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402094534/http://muslim.or.id/aqidah/awas-syirik-2.html |date=2015-04-02 }}
 
[[Kategori:Islam]]