T.B. Simatupang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pangkat
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 37:
Simatupang meninggal dunia pada tahun 1990 di Jakarta dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]. Pada tanggal 8 November 2013, [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memberikan gelar [[Pahlawan Nasional]] kepada TB Simatupang.<ref>Keputusan Presiden Nomor 68/TK Tahun 2013</ref> Saat ini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan besar di kawasan [[Cilandak]], [[Jakarta Selatan]].
 
Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang logam rupiah baru, pecahan Rp. 500,-.<ref>[https://m.detik.com/finance/moneter/d-3374624/rupiah-desain-baru-terbit-hari-ini#key1 "Rupiah Desain baru terbit Hari ini"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Masa muda ==
Bonar, nama kecil Simatupang, dilahirkan di [[Sidikalang, Dairi|Sidikalang]], sekarang jadi ibu kota [[Kabupaten Dairi]], Provinsi [[Sumatra Utara]], sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya seorang ''ambtenaar'' bernama Sutan Mangaraja Soaduan Simatupang dan ibunya bernama Mina Boru Sibutar. Ayahnya bekerja sebagai pegawai kantor pos dan telegraf (PTT: ''Post, Telefoon en Telegraaf'') yang sering berpindah tempat tugas, mulai dari Sidikalang pindah ke [[Siborong-borong]], kemudian ke [[Pematang Siantar]].<ref name="pusjarahtni">{{cite web|url=http://sejarahtni.org/sejarah-149-letjen-tni-purn-tahi-bonar-tb-simatupang.html|title=Sejarah Letjen TNI (Purn) Tahi Bonar (T.B.) Simatupang|publisher=Pusat Sejarah TNI|work=sejarahtni.org|date=21 Maret 2014|accessdate=5 November 2014|archive-date=2014-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20141105120858/http://sejarahtni.org/sejarah-149-letjen-tni-purn-tahi-bonar-tb-simatupang.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Bonar menempuh pendidikannya di [[HIS]] Pematangsiantar dan lulus pada [[1934]]. Ia melanjutkan sekolahnya di [[MULO]] Dr. Nomensen di [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]] pada tahun [[1937]], lalu ke [[AMS]] di [[Salemba]], [[Batavia]] dan selesai pada [[1940]]. Saat bersekolah di Batavia, Bonar terbilang siswa yang pintar, termasuk fasih berbahasa Belanda.