Tari tanggai: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Iwan Said (bicara | kontrib)
meluruskan yang salah
Baris 9:
 
Selain itu, ada yang mengatakan bahwa Tari tanggai muncul saat meletusnya peristiwa berdarah [[Gerakan 30 September|G30S PKI]], yang saat itu bernama "Tari Tepak". Tetapi, ketika adanya penampilan tari tidak menggunakan properti Tepak. Karena itu, masyarakat menyebutnya dengan Tari Tanggai. Anggapan ini salah, karena Tari Tanggai muncul setelah Tari Gending Sriwijaya dilarang tampil karena alasan politik. Sedangkan Tari yang memakai property Tepak sendiri sudah ada diseluruh Sumatera Selatan diperkirakan sejak tahun 1920 dengan judul tari, musik, dan gerak berbeda, fungsinya sama sebagai tari sambut.
 
Tari Tanggai yang sangat populer dan fenomenal tersebut diciptakan oleh Bunda Elly Rudy Maestro Tari dari [[Kota Palembang|Palembang]], Sumatera Selatan pada tahun 1965.<ref>{{Cite web|last=DNU|date=2024-01-29|title=Eksplorasi Mendalam: Keindahan dan Kearifan Lokal dalam Tari Tanggai dan Tari Lilin Siwa - Ketik Pos|url=https://www.ketikpos.com/pariwisata-kebudayaan/95911699088/eksplorasi-mendalam-keindahan-dan-kearifan-lokal-dalam-tari-tanggai-dan-tari-lilin-siwa|website=Eksplorasi Mendalam: Keindahan dan Kearifan Lokal dalam Tari Tanggai dan Tari Lilin Siwa - Ketik Pos|language=id|access-date=2024-02-01}}</ref> Anggapan bahwa menurut masyarakat sekitar, pencipta Tari tanggai adalah pencipta gerak Tari Gending Sriwijaya adalah tidak benar, berdasarkan penelitian Sartono, M. Sn., seorang dosen Seni Pertunjukan Universitas PGRI [[Kota Palembang|Palembang]] bahwa gerak dan musik Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai tidak sama. Musik pengiring "Enam Saudara" yang berirama Melayu ini sudah lama ada di [[Kota Palembang|Palembang]]. Tidak hanya tari Tepak atau Tari tanggai saja, Tari Tepak Keraton pun menggunakan musik pengiring "Enam Saudara. Dosen Tari Sendratasik PGRI, Sartono menyebutkan Tari Tanggai disebut sebagai Tari 1000 versi dan dalam bukunya yang berjudul Seputar Tari Tanggai (2007) Sartono M. Sn., juga menyebutkan bahwa tari Tanggai pertama kali diciptakan oleh Bunda Elly Rudy Maestro Tari dari [[Kota Palembang|Palembang]], Sumatera Selatan pada tahun 1965.{{cn}}
 
Menurut beberapa pendapat tokoh tari di Palembang, di masa pemjabatan H. Asnawi Mangku Alam sebagai Gubernur Sumatera Selatan, Tari Gending Sriwijaya diinstruksikan sebagai tari sambut bagi tamu-tamu agung yang merupakan orang nomor satu dalam negara, seperti Presiden, Raja, Perdana Menteri, Sultan, sedangkan tamu agung lainnya disambut dengan Tari Tepak atau Tari Tanggai.