Tato

gambar yang dibuat dengan tinta yang ditempatkan di kulit manusia, secara permanen atau semi permanen

Tato (Inggris: tattoo) atau cacah adalah suatu gambar, simbol, atau tulisan pada permukaan kulit yang dibuat dengan memasukkan zat warna ke dalamnya. Dalam istilah teknis, tato adalah implantasi zat warna mikro. Tato dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Tato pada manusia adalah suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara tato pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi.

Seorang pria Dayak menunjukkan tato di dada dan perutnya. Foto dari koleksi Tropenmuseum Amsterdam.

Tato merupakan praktik yang ditemukan hampir di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Tato dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang. Tato digunakan secara luas oleh orang-orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Sumatra, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan tato dianggap tabu, seni tato tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.

Etimologi

Kata "tato" berasal dari bahasa Tahiti, "tatu" berarti menandakan sesuatu.[1][2] dari bahasa Proto-Oseanik *sau₃ yang mengacu kepada tulang belikat kalong yang dipakai sebagai alat pencacah.[3] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar atau lukisan pada bagian (anggota) tubuh. Istilah lain untuk tato ialah "cacah", yang memiliki pengertian sama. Sedangkan kata "rajah" lebih mengacu kepada tato atau gambar di media lainnya yang diyakini memiliki kekuatan gaib atau sihir.

Sejarah

Keberadaan mencacah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, tato sudah dilakukan sejak ribuan tahun Sebelum Masehi. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan mumi Ötzi dari masa 3250 SM, yang memiliki 61 tato di tubuhnya.[4][5]Tato ditemukan untuk pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di Mesir. Dan konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan.

Tato dibuat sebagai suatu simbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.

Teknik pembuatan

 
Teknik pembuatan tato oleh Suku Dayak

Ada berbagai cara dalam pembuatan tato. Ada yang menggunakan tulang binatang sebagai jarum seperti yang dapat dijumpai pada orang-orang Eskimo, suku Dayak dengan duri pohon jeruk, dan ada pula yang menggunakan tembaga panas untuk mencetak gambar naga di kulit seperti yang dapat ditemui di Tiongkok. Bukannya tidak sakit dalam proses membuat tato. Sebenarnya rasa sakit pasti dialami ketika membuat tato di tubuh, namun karena nilai yang tinggi dari tato, dan harga diri yang didapatkan, maka rasa sakit itu tidak dianggap masalah.

Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama.

Tato di beberapa daerah

 
Tato Suku Mentawai

Di Borneo (Kalimantan), di beberapa sub-Suku Dayak tato merupakan aspek spritual serta juga dapat melambangkan identitas dan status sosial yang tinggi.

Di Tiongkok, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari suku Drung membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.

Di Sumatra, Suku Mentawai memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam.

Referensi

  1. ^ Thompson, Beverly Yuen (2015). ""I Want to Be Covered": Heavily Tattooed Women Challenge the Dominant Beauty Culture" (PDF). Covered in Ink: Tattoos, Women and the Politics of the Body. New York, New York USA: New York University Press. hlm. 35–64. ISBN 978-0-8147-8920-9. 
  2. ^ "Meaning of Tatau 1". Pasefika Design. 
  3. ^ Blust, Robert; Trussel, Stephen (2010). "*sau₃ wingbone of flying fox, used in tattooing; tattoo". Austronesian Comparative Dictionary. Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology. Diakses tanggal 8 November 2022. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Oldest Tattoos
  5. ^ Scallan, Marilyn (9 December 2015). "Ancient Ink: Iceman Otzi Has World's Oldest Tattoos". Smithsonian Science News. Diakses tanggal 19 December 2015. 

Pranala luar