Teologi kerajaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT51Philip (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT51Philip (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Penantian seorang raja yang adil mengarah pada pengharapan ''mesianik'' yang memainkan peran besar dalam hal kepercayaan umat para nabi pada zaman raja-raja.<ref name="Wahono"></ref> Sejarah tersebut dimulai kurang lebih lima abad dari pergumulan konteks para nabi di [[Kanaan]].<ref name="Wahono"></ref> Dimulai dari pengangkatan [[Saul]] pada tahun 1020 SM dan diakhiri dengan kematian [[Yoyakhin]] pada masa pembuangan di [[Babel]] pada tahun 550 SM.<ref name="Wahono"></ref>
 
Melalui kehadiran raja dan kerajaan kehidupanan umat akan berhubungan dengan [[kultus]], solidaritas keumatan dan bangsa, dan masalah-masalah sosial yang dipengaruhi kebudayaan.<ref name="Bergant">{{id}} Dianne Bergant, Robert J. Karris. ''Tafsir Alkitab Perjanjian Lama.'' Yogyakarta: Kanisus. 2002. Hal.215</ref> Dampak pendirian Kerajaan dapat dilihat dari sisi positif yang membangun, dan sisi negatif yang menimbulkan kemerosotan terhadap totalitas kehidupan umat.<ref name="Bergant"></ref> Dampak tersebut tergantung pada ketaatan sang raja terhadap [[Yahweh]] yang mengangkat dan meneguhkan raja lewat orang pilihannya maupun rakyat.<ref name="Borrong"></ref><ref name="Bergant"></ref>
[[Berkas:Early-Historical-Israel-Dan-Beersheba-Judea.png|thumb|200px|Peta Bagian Israel]]
 
Baris 17:
 
 
Kata Raja dalam bahasa Ibrani [[wikt:מֶלֶךְ|מֶלֶךְ]] artinya raja, menjadi raja, memerintah, atau menjadi ratu (lihat [[ratu Sebah]] dari [[Persia]] dalam [[1 Raja-Raja]] 10, [[Mazmur]] 45:9, dan [[Yeremia]] 7:18). Bentuk kata benda feminim kata 'melek' berubah menjadi 'malak' dan diterjemahkan sebagai 'kerajaan'. Sementara itu, bentuk kata benda maskulin dari kata 'melek' berarti 'raja'. Kata ''melek'' dipakai secara meluas dalam dunia semetik barat, seperyiseperti bahasa [[Ugarit]], [[Moab]], [[Mesha]], dan [[Akkadia]]. Pada awalnya, kata raja ditemui dalam budaya [[Mesir]], [[Mesopotamia]], [[Asyur]], [[Babilonia]], [[Kanaan]], [[Palestina]], [[Edom]], Moab, dll.
 
Dalam [[Targum]] kata raja seperti dalam [[Keluaran]] 1: 8, dan Keluaran 2: 37, disebut raja di atas segala raja. Di [[Persia]] kata 'melek' diterjemahkan raja atau kerajaan. Di [[Akadian]] kata ''malak'' merupakan penasehat yang mengangkat raja. Kata benda “raja”, muncul dari akar kata ''malak'' yang berkaitan erat dengan [[monarki]] pemerintahan yakni kota, tanah, teritorial. Formulasi kerajaan pertama dalam kitab suci ditemukan dalam [[Habakuk]] 9: 2, dan 1 Samuel 8: 11-17. Maka, [[Metaphorik]] dari kata 'melek' juga digunakan bagi Allah Israel. Selanjutnya diadopsi oleh Mesopotamia, Mesir, [[Syria]], misalnya 2 [[Samuel]] 3: 21 dan [[Nehemia]] 2: 3. Dengan demikian, penggunaan kata raja dalam Perjanjian Lama maupun dalam budaya sekitar Kanaan merupakan sebuah totalitas pemerintahan kerajaan seyogyanya [[imam]] merangkap raja. Kerajaan berkaitan erat dengan raja dan sistem pemerintahan.