Tionghoa Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ismail Syah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 33:
 
=== Mendirikan permukiman, kelenteng, dan pasar ===
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_chinese_tempel_te_Padang._TMnr_60003313.jpg|jmpl|270x270px|[[Kelenteng See Hien Kiong]] sekitar 1870.]]
Seiring kemahsyuran Padang sebagai pusat perdagangan VOC untuk Pulau Sumatra, perusahaan-perusahaan Balanda tumbuh bak cendawan. Hal ini membuat bangsa asing semakin banyak berdatangan, termasuk orang Tionghoa. Dalam ''[[Encyclopaedia Britannica]]'' edisi ke-9, Padang pada pertengahan abad ke-19 digambarkan sebagai kota yang memiliki 2.000 rumah dengan penduduk sebanyak 15.000, sudah termasuk di dalamnya permukiman orang Tionghoa.{{sfnp|Thomas Spencer Baynes|1887|loc=Volume 22|pp=[https://books.google.co.id/books?id=mscsAQAAMAAJ&q=%22Padang+is+a+town+of+some+2000+houses%22&dq=%22Padang+is+a+town+of+some+2000+houses%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwig-bWP0LroAhXlQ3wKHSVoBkkQ6AEIPTAD 639]|ps=: "''Padang is a town of some 2,000 houses and 15,000 inhabitants, with a Chinese settlement and a European quarter. It is the chief market in Sumatra for gold.''"}} Peneliti sejarah orang Tionghoa di Sumatera Barat, [[Erniwati (dosen)|Erniwati]] menulis orang Tionghoa di Padang semula tinggal mengelompok di salah satu sisi tepi [[Batang Arau]] arah ke muara yang kini bernama Pondok. Dinamakan "Pondok" karena banyak orang Tionghoa di sana mendirikan rumah dan tempat berdagang yang berbentuk [[pondok]].