Tjipto Mangoenkoesoemo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k clean up
Baris 48:
 
== Indische Partij ==
Setelah mengundurkan diri dari Budi Utomo, Cipto membuka praktik dokter di [[Solo]]. Ia juga berandil besar dalam pemberantasan wabah pes di Malang pada 1911. Berkat jasanya itulah, Dokter Tjipto mendapat bintang emas, penghargaan dari pemerintah kolonial Hinda Belanda.<ref name=":0" />
 
Meskipun demikian, Cipto tidak meninggalkan dunia politik sama sekali. Di sela-sela kesibukan melayani pasien, Cipto mendirikan Raden Ajeng Kartini Klub yang bertujuan memperbaiki nasib rakyat. Perhatiannya pada politik semakin menjadi setelah dia bertemu dengan [[Ernest Douwes Dekker|Douwes Dekker]] dan [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] untuk mendirikan ''[[Indische Partij]]'' pada tahun 1912.<ref name=":0" /> Cipto melihat Douwes Dekker sebagai kawan seperjuangan. Kerja sama dengan Douwes Dekker telah memberinya kesempatan untuk melaksanakan cita-citanya, yakni gerakan politik bagi seluruh rakyat Hindia Belanda. Bagi Cipto, ''Indische Partij'' merupakan upaya mulia mewakili kepentingan-kepentingan semua penduduk [[Hindia Belanda]], tidak memandang suku, golongan, dan agama.
Baris 79:
Pada akhir tahun [[1926]] dan tahun [[1927]] di beberapa tempat di Indonesia terjadi pemberontakan [[komunis]]. Pemberontakan itu menemui kegagalan dan ribuan orang ditangkap atau dibuang karena terlibat di dalamnya. Dalam hal ini Cipto juga ditangkap dan didakwa turut serta dalam perlawanan terhadap pemerintah. Hal itu disebabkan suatu peristiwa, ketika pada bulan Juli 1927 Cipto kedatangan tamu seorang [[militer]] pribumi yang berpangkat [[kopral]] dan seorang kawannya. Kepada Cipto tamu tersebut mengatakan rencananya untuk melakukan [[sabotase]] dengan meledakkan persediaan-persediaan [[mesiu]], tetapi dia bermaksud mengunjungi keluarganya di [[Jatinegara]], [[Jakarta]], terlebih dahulu. Untuk itu dia memerlukan uang untuk biaya perjalanan. Cipto menasihatkan agar orang itu tidak melakukan tindakan sabotase, dengan alasan kemanusiaan Cipto kemudian memberikan uangnya sebesar 10 gulden kepada tamunya.
 
Setelah pemberontakan komunis gagal dan dibongkarnya kasus peledakan gudang mesiu di Bandung, Cipto dipanggil pemerintah untuk menghadap pengadilan karena dianggap telah memberikan andil dalam membantu anggota komunis dengan memberi uang 10 gulden dan diketemukannya nama-nama kepala pemberontakan dalam daftar tamu Cipto. Sebagai hukumannya Cipto kemudian dibuang ke [[Banda]], Maluku pada tanggal 19 Desember [[1928|1927]].<ref name=":0" />
 
== Akhir Hidup ==