Tjoe Bou San: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Nasionalis Tionghoa menggunakan HotCat
Akan aku kroscek terlebih dahulu lagi karena seperti buku yang ditulis oleh Claudine Salmon hanya memberikan penjelasan mengenai Tjoe Bou San dalam 1 hingga dua halaman saja. Selain itu, buku "Memoar Ang Jan Goan" setelah aku baca hanya menyinggung Tjoe dengan kecondongan dari Ang Jan Goan. Beberapa buku lain juga akan aku periksa lagi terlebih dahulu.
Baris 13:
 
Tidak banyak keterangan mengenai pendidikannya. Menurut Salmon, Tjoe kemungkinan pernah masuk sekolah swasta Belanda dan [[Hokkian|Hokkien]] selama beberapa tahun untuk belajar [[bahasa Belanda]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], dan [[Bahasa Melayu|Melayu]].{{sfnp|Salmon|1981|p=360–361|ps=}} Suryadinata menengarai bahwa Tjoe yang pasti dapat berbahasa Melayu-Betawi, sedangkan penguasaan bahasa Tionghoa, Belanda, dan Inggrisnya agak terbatas.{{sfnp|Suryadinata|2010|p=1|ps=}} Ang Jan Goan dalam ''Sin Po Wekelijksche Editie'' (edisi mingguan) tanggal 26 Desember 1925 berjudul ''Almarhoem Tjoe Bou San'' menulis bahwa Tjoe dapat membaca bahasa Tionghoa, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai penguasaan lisan bahasa Tionghoanya. Menurut sumber lain, yaitu ''Djawa Tengah Review'' yang terbit di [[Kota Semarang|Semarang]] bulan September 1935 dan disiarkan kembali dalam ''Sin Po Jubelium Nummer 1910–1935'', pengetahuan bahasa Tionghoanya (terutama klasik) sangat terbatas.{{sfnp|Suryadinata|2010|p=1|ps=}}{{sfnp|Leo|2012|p=1194|ps=}}
<!--
 
=== Karier ===
Salmon mengatakan bahwa Tjoe memulai menulis untuk surat kabar ''Hoa Pit'' dan ''Perniagaan'', tetapi tidak menyebutkan periodenya secara jelas.{{sfnp|Salmon|1981|p=360|ps=}} Ketika berusia 18 tahun, Tjoe menjadi pemimpin redaksi majalah mingguan berkala resmi terbitan ''[[Soe Po Sia]]'' (Taman Bacaan){{sfnp|Lee|1987|p=114|ps=}} – organisasi totok berhaluan nasionalisme Tionghoa di Batavia yang mendukung revolusi [[Sun Yat-sen|Sun Yat Sen]],''{{sfnp|Wibowo|Lan|p=53|ps=|2010}}'' yaitu ''[[Hoa Tok Po]]'' edisi Melayu.{{sfnp|Setyautama|2008|p=460|ps=}}{{sfnp|Setiono|2008|p=446|ps=}}{{sfnp|Lee|2013|p=175|ps=}}<ref name=":6">{{Cite web|last=Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta|first=|date=1 April 2017|title=Tjoe Bou San|url=https://jakarta.go.id/artikel/konten/4931/tjoe-bou-san|website=Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta|access-date=2 Mei 2020}}</ref> Suryadinata meragukan penyebab Tjoe tidak dijadikan sebagai editor dari majalah ''Hoa Tok Po'' edisi Tionghoa yang dikuasai totok, yaitu kemungkinan karena dia adalah seorang peranakan atau kurang mahir menguasai bahasa Tionghoa.{{sfnp|Suryadinata|2010|p=1|ps=}} Lebih lanjut, Suryadinata meragukan mengenai masa jabatan Tjoe sebagai pemimpin majalah tersebut karena dia kemudian pindah ke [[Kota Surabaya|Surabaya]] dan memimpin surat kabar [[Tjhoen Tjhioe|''Tjhoen Tjhioe'']] (Musim Semi dan Musim Gugur) sejak Februari–Juni 1917.{{sfnp|Suryadinata|2010|p=2|ps=}} Sebelumnya, dia juga pernah menerbitkan mingguan ''Penghibur'' yang dicetak oleh percetakan Kho Tjeng Bie bersama [[Lauw Giok Lan]] (Liu Njuk Lan), [[Lie On Moy]], [[Lie In Eng]], dan [[Song Chong Soei]] pada [[1913]], tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat.''{{sfnp|Setiono|2008|p=445|ps=}}'' Sam Setyautama (penulis buku ''Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia'') menyebutkan bahwa Tjoe lantas pindah lagi ke Batavia pada pertengahan tahun 1917 setelah meninggalkan harian ''Tjhoen Tjhioe'' dan berkunjung ke tanah leluhurnya, serta bekerja sebagai koresponden harian ''Sin Po'' edisi Melayu yang dipimpin oleh [[Kwee Hing Tjiat]].{{sfnp|Setyautama|2008|p=460|ps=}}{{sfnp|Lee|1987|p=114|ps=}}<ref>{{Cite web|last=Atmojo|first=Kemala|date=18 Juli 2008|title=Majalah dan Koran ''Sin Po''|url=http://koleksikemalaatmojo.blogspot.com/2008/07/majalah-dan-koran-sin-po.html|website=Koleksi Kemala Atmojo|access-date=24 Februari 2021}}</ref>
Baris 131:
 
Tjoe memang tidak banyak menulis karangan mengenai politik dan masyarakat Tionghoa di ''Sin Po'' setelah kesehatannya menurun. Namun, serial novelnya berjudul ''[[Salah Mengerti]]'' dan ''[[Hoen Tjeng Lao]]'' atau ''Fenzhuang Lou'' (Kamar Hias Wanita) masih dimuat dalam mingguan ''Sin Po'' pada 1925 dan baru selesai setelah dia meninggal.{{sfnp|Setyautama|2008|p=460|ps=}}''{{sfnp|Suryadinata|2010|p=18|ps=}}'' Dia meninggal pada 3 November 1925 ketika berusia 34 tahun.{{sfnp|Setyautama|2008|p=460|ps=}} Sehari sebelumnya, dia masih masuk ke kantor dan tidak ada tanda apa pun. Menurut ''Sin Po,'' kematiannya disebabkan oleh penyakit paru-paru. Tjoe meninggalkan seorang istri, dua orang anak perempuan, dan ide nasionalisme Tionghoanya. Setelah kematiannya, beberapa teman dekatnya mengambil alih tugasnya di ''Sin Po''. Goan lantas diangkat menjadi direktur dan Kek Beng menjadi pemimpin redaksi.''{{sfnp|Rohmah|2014|p=398|ps=}}''{{sfnp|Setyautama|2008|p=145|ps=}}''{{sfnp|Setiono|2008|p=446–447|ps=}}{{sfnp|Leo|2010|p=46|ps=}}''
-->
 
== Daftar karya ==
{| class="wikitable" style="font-size: 88%;"