Tjoe Bou San: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rombak artikel dan verifikasi sumber
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Tjoe Bou San (1).jpg|jmpl|220x220px|Tjoe Bou San adalah tokoh nasionalis Tionghoa di Hindia Belanda yang lahir di Batavia tahun 1891 dan meninggal di Batavia tanggal 3 November 1925 ({{harvnb|Setyautama|2008||p=460}}).]]
'''Tjoe Bou San''' '''(朱茂山)''' yang memiliki nama pena '''Oen Tjip Tiong''' dan '''Hauw San Liang''', serta nama samaran '''San Ling Hauw''' dan '''Getoel Gaet''' adalah tokoh [[nasionalis Tionghoa]] di [[Hindia Belanda]] yang lahir di [[Batavia]] tahun [[1891]] dan meninggal di Batavia tanggal [[3 November]] [[1925]]. Dia memulai karier menulis untuk surat kabar ''[[Hoa Pit]]'' dan ''Perniagaan''. Pada [[1919]], dia membeli saham Hauw Tek Kong dan menjadikan dirinya sebagai pemimpin redaksi yang merangkap jabatan sebagai direktur ''[[Sin Po]]''. Koran itu lantas menjadi pelopor nasionalisme Tionghoa yang cukup berpengaruh di Hindia Belanda. Tjoe sendirilah yang mengembangkan konsep nasionalisme Tionghoa di Hindia Belanda dan memimpin kampanye dalam memberantas kekawulaan Belanda ketika berlangsung [[Perang Dunia I]]. Dia merasa bahwa warga Tionghoa di Hindia Belanda (baik [[Orang Peranakan|peranakan]] maupun [[totok]]) harus menganggap diri mereka [[Tionghoa]].
 
Tjoe banyak menulis kritik-kritikannya melalui surat kabar ''Sin Po''. Tulisan-tulisan maupun kritikannya terkenaldikenal tajam, sehingga sering menimbulkan reaksi dari berbagai pihak. Pandangan nasionalismenya itu berseberangan dengan beberapa tokoh, yaitu [[P.H. Fromberg Sr]], [[Yap Hong Tjoen]], dan [[Hauw Tek Kong]]. Selain dikenal sebagai wartawan dan pemimpin pergerakan nasionalisme Tionghoa, dia juga merupakan seorang penulis novel. Salah satu novel terbaiknya adalah ''[[The Loan Eng]]'' yang terbit pada 1922.
 
Ketika kesehatannya semakin menurun, dia jarang menulis mengenai hal-hal berbau politik, tetapi lebih banyak membaca buku-buku filsuf dan menerjemahkan buku-buku Tiongkok klasik. Pemikirannya saat itu lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran [[Lao Zi]] (Lao Tzu) yang menganjurkan ''[[wu wei]]'' atau ''boet wi'' (tidak berbuat apa-apa). Dia meninggal ketika berusia 34 tahun. Menurut berita ''Sin Po,'' kematiannya disebabkan oleh penyakit paru-paru.