Transmisi otomatis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Mouche (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
 
*'''5A/T'''.Tidak banyak berbeda dengan transmisi 4A/T,hanya formatnya yang berbeda.Jika format 4A/T adalah '''P-R-N-D-S/2-L/1''' maka 5A/T memiliki format '''P-R-N-D-D3 (atau) O/D-2-1'''.5A/T digunakan pada mobil tahun 1990'an sampai sekarang (jarang mobil menggunakan 5A/T sebelum era 90'an mereka masih memakai 4A/T),antara lain:[[Suzuki Grand Vitara]],[[Honda Brio]],[[Honda Freed]],[[Honda Fit]]/[[Honda Jazz]],dsb.
 
==Transmisi otomatis CVT pada sepeda motor matik==
Transmisi otomotis umumnya digunakan pada sepeda motor tipe skuter (scooter), meskipun saat ini sudah mulai diterapkan juga pada sepeda motor tipe cub. Transmisi otomatis yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V" Belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous Variable Transmission). CVT tidak lagi menggunakan roda-roda gigi untuk melakukan pengaturan rasio transmisi, melainkan menggunakan sabuk (V-Belt) dan vully variable untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi.
 
===Konstruksi CVT===
Konstruksi dasar CVT berbasis puli pariable yang bekerja secara mekanis terdiri atas 3 komponen utama yaitu :
*Sabuk (V Belt) dari bahan karet
*Puli primer (drive pulley)
*Puli skunder (driven pulley)
Konstruksi CVT terdiri atas duah buah puli pariabel yang diposisikan pada jarak tertentu dan keduanya dihubungkan oleh sabuk (V Belt). Masing masing puli terdiri atas dua bagian berbentuk kerucut yang bagian belakangnya dilekatkan satu sama lain. Puli yang digunakan pada CVT disebut puli pariabel, dimana salah satu bagian puli dapat bergeser mendekati ataupun menjauhi bagian puli yang lain. Hal ini disebabkan pada kedua komponen puli terdapat mekanisme centrifugal dengan pegas pembalik yang mengatur pergeseran masing-masing bagian puli secara kontinu berdasarkan tinggi rendahnya putaran mesin. Sebuah sabuk yang berbentuk V yang terbuat dari bahan karet dipasang di tengah puli untuk menghubungkan kedua puli. Sisi sabuk bagian dalam dibuat bergerigi, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kontak (grip) sabuk terhadap puli.
 
Puli primer (drive pulley) dihubungkan lagsung dengan mesin sepeda motor dan driven pulley (puli sekunder) dihubungkan dengan roda belakang melalui perantara mekanisme penggerak berupa kopling centrifugal dan roda gigi reduksi. Sabuk digunakan untuk mengubungkan tenaga putar dari drive pulley ke driven pulley.
 
===Cara CVT bekerja===
;Saat Putaran Mesin Stasioner
Pada putaran stasioner, gaya centrifugal yang terjadi pada sepatu gesek dari unit kopling centrifugal belum mampu mengalahkan tegangan pegas centrifugal. Sepatu gesek tidak mampu memutarkan rumah kopling, sehingga kopling centrifugal belum bekerja. Tenaga putaran mesin yang sudah diteruskan oleh transmisi berhenti pada unit kopling centrifugal sehingga sampai keroda dan sepeda motor tidak berjalan.
;Saat Putaran Mesin Dinaikkan / Sepeda Motor Mulai Berjalan
Saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3000 rpm, gaya centrifugal yang terjadi pada sepatu gesek sudah cukup besar. Sepatu gesek akan terlempar keluar dan menggesek rumah kopling. Pada kenderaan ini kopling centrifugal mulai meneruskan tenaga putaran mesin keroda belakang sehingga sepeda motor mulai berjalan. sedangkan gaya centrifugal yang diterima roller pemberat pada drive pulley belum cukup untuk mengalahkan tegangan pegas pada driven pulley. Hal ini menyebabkan driven pulley menyempit (menghasilka diameter yang besar). Karena panjang sabuk tetap, maka drive pulley akan menyesuaikan untuk berada pada posisi melebar, (diameter kecil). Rasio transmisi besar sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang ringan dan torsi besar.
;Saat Mesin Kecepatan Menengah
Pada saat putaran mesin naik hingga kecepatan menengah, gaya centrifugal yang diterima roller pemberat pada drive pulley cukup besar, sehingga roller terlempar keluar, menekan puli geser pada bagian drive pulley untuk bergerak kearah menyempit dan mendorong sabuk kebagian diameter drive pulley yang lebih besar. Panjang sabuk tetap sehingga sabuk pada bagian driven pulley ke posisi yang lebih lebar (diameter mengecil). Keadaan ini membuat rasio transmisi mengecil sehingga laju kecepatan sepeda motor bertambah.
;Saat Putaran Mesin Kecepatan Tinggi
Jika mesin mencapai putaran tinggi, maka gaya centrifugal yang diterima roller pemberat pada drive pulley semangkin kuat sehingga roller terlempar kesisi terluar, semangkin kuat menekan puli geser pada bagian drive pulley untuk bergerak kearah menyempit dan mendorong sabuk ke bagian diameter drive pulley yang paling besar. Tarikan sabuk pada bagian driven pulley akan semangkin besar, menekan pegas driven pulley untuk menggeser drive pulley ke posisi yang paling lebar (diameter terkecil). Keadaan ini membuat rasio transmisi semangkin kecil sehingga laju kecepatan sepeda motor semangkin tinggi.
;Saat Sepeda Motor Membawa Beban Berat, Berakselerasi atau Jalanan Menanjak
Pada saat sepeda motor membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat atau saat berjalan menanjak, dibutuhkan torsi yang besar agar sepeda motor dapat terus melaju. Kondisi yang sering ditemui pada keadaan ini adalah sepeda motor sedang melaju dengan kecepatan rendah, padahal saat ini dibutuhkan torsi yang besar. Biasanya pengendara akan berusaha meningkatkan torsi yang dihasilkan mesin dengan cara membuka katup lebar-lebar agar putaran mesin naik dan menghasilkan torsi yang besar. Pada CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan penngaturan putaran mesin, hal ini akan menjadi kendala. Secara normal, saat putaran mesin dinaikkan, maka rasio transmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan merepotkan karena torsi yang dihasilkan justru berkurang. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan tersebut, CVT dilengkapi dengan suatu perangkat yang disebut sebagai kickdown mechanisme. Konstruksi dari kickdown mechanism terletak pada bagian driven pulley, terdiri atas alur yang dibuat pada pulli geser dan nok / torque cam yang ditanamkan pada puli tetap.
 
Pada saat roda belakang memperoleh tahanan jalan yang besar (diakibatkan karena sepeda motor sedang membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat, atau saat menempuh jalan mendaki) akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian driven pulley. Hal ini terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan. Alur pada puli geser tersebut memaksa puli bergeser kearah penyempitan driven pulley. Dengan demikian diameter driven pulley akan tetap membesar, dan drive pulley akan tetap pada diameter kecil meskipun gaya ccentrifugal yang diterima roller pemberat sangat tinggi pada putaran mesin dinaikkan. Dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada rasio terbesar, agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar.
 
== Lihat pula ==