Tuanku Imam Bonjol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faktanya adalah Tuanku Imam Bonjol ini memimpin perang membantai pribumi demi syariat Islam dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803–1838. Tidak pantas menjadiPahlawan Nasional Indonesia.
Tag: Dikembalikan VisualEditor
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| name = Tuanku Imam Bonjol
| nationality = [[Minangkabau]],{{negara|Pagaruyung}} [[IndonesiaMinangkabau]]
| image = Portret van Tuanku Imam Bonjol.jpg
| caption = Gambar Tuanku Imam Bonjol oleh [[Hubert de Stuers]] (sekitar 1820)
| order = Pemimpin Perang Padri
| monarch = [[Pagaruyung]]
| term_start = k.[[1821]]
| term_end = k.[[1837]]
| birth_date = [[1772]]
| birth_place = {{negara|Pagaruyung}} [[Bonjol]], [[Luhak Agam]], [[Minangkabau]]
| death_date = [[6 November]] [[1864]] (umur 92)
| death_place = = Lotta, [[Pineleng, Minahasa|Pineleng]], [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]], [[Hindia Belanda]]
| religion = [[Islam]]
}}
 
Baris 18:
 
Salah satu naskah asli yang memuat riwayat hidup Tuanku Imam Bonjol tersimpan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.<ref>{{Cite web|date=2017-11-20|title=Pemprov Sumbar Akan Jemput Naskah Tuanku Imam Bonjol ke Belanda - Harian Haluan|url=https://www.harianhaluan.com/sumbar/pr-10204055/pemprov-sumbar-akan-jemput-naskah-tuanku-imam-bonjol-ke-belanda|website=Pemprov Sumbar Akan Jemput Naskah Tuanku Imam Bonjol ke Belanda - Harian Haluan|language=id|access-date=2023-05-24}}</ref>
 
Faktanya adalah Tuanku Imam Bonjol ini memimpin perang membantai pribumi demi syariat Islam dalam peperangan yang dikenal dengan nama [[Perang Padri]] pada tahun 1803–1838. Tidak pantas menjadiPahlawan Nasional Indonesia.
 
== Masa muda ==
Baris 33 ⟶ 31:
[[File:Makam_Tuanku_Imam_Bonjol_di_Minahasa_2.jpg|jmpl|ki|300px|Makam Tuanku Imam Bonjol di [[Pineleng, Minahasa|Pineleng]], [[Minahasa]]]]
 
[[Perang Padri]] meninggalkan kenangan heroik sekaligus traumatis di ''ranah'' Minangkabau. Selama sekitar 18 tahun pertamapertsdcdama perang itu (1803–1821) umumnya yang berperang adalah sesama orang [[suku Minangkabau|Minang]] dan [[suku Mandailing|Mandailing]] atau [[suku Batak|Batak]].
 
Awal timbulnya peperangan ini didasari keinginan di kalangan pemimpin ulama di [[kerajaan Pagaruyung]] untuk menerapkan dan menjalankan [[syariat]] [[Islam]] sesuai dengan ''Ahlus Sunnah wal Jamaah'' ([[Sunni]]) yang berpegang teguh pada [[Al-Qur'an]] dan sunnah Rasullullah ''shalallahu 'alaihi wasallam''. Pemimpin ulama yang tergabung dalam [[Harimau nan Salapan]] meminta [[Tuanku Lintau]] untuk mengajak [[Yang Dipertuan Pagaruyung]] beserta [[Kaum Adat]] untuk meninggalkan beberapa kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam (''[[bid'ah]]'').
Baris 42 ⟶ 40:
 
Campur tangan [[Belanda]] dalam perang itu ditandai dengan penyerangan [[Simawang, Rambatan, Tanah Datar|Simawang]] dan [[Sulit Air, X Koto Diatas, Solok|Sulit Air]] oleh pasukan Kapten Goffinet dan Kapten Dienema awal April 1821 atas perintah [[Residen]] [[James du Puy]] di [[Padang]]. Dalam hal ini, [[Kompeni]] beralasan melibatkan diri dalam perang karena "diundang" oleh kaum Adat.
 
[[File:Patung_Tuanku_Imam_Bonjol_di_Manado.jpg|jmpl|Patung Tuanku Imam Bonjol di Pineleng, Minahasa]]
 
Perlawanan oleh pasukan Padri cukup tangguh sehingga sangat menyulitkan Belanda untuk menundukkannya. Belanda melalui [[Gubernur Jenderal]] [[Johannes van den Bosch]] lalu mengajak pemimpin Kaum Padri yang kala itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat [[Perjanjian Masang]] pada tahun [[1824]]. Hal ini karena pada saat bersamaan [[Batavia|Belanda]] juga kehabisan dana dalam menghadapi peperangan lain di [[Eropa]] dan [[Jawa]], seperti [[Perang Diponegoro]]. Tetapi kemudian perjanjian ini dilanggar sendiri oleh [[Belanda]] dengan menyerang [[nagari]] [[Pandai Sikek, Sepuluh Koto, Tanah Datar|Pandai Sikek]].
Baris 65 ⟶ 61:
Library, DS646.15.S76.I43.</ref> dan 2004<ref>IMAM BONDJOL, TUANKU. 2004. Naskah Tuanku Imam Bonjol. Transliterator Syafnir Aboe Nain. Padang: PPIM.</ref> di Padang.<ref name=":0" />
 
[[File:Imam Bonjol statue Bukittinggi.jpg|jmpl|Patung Tuanku Imam Bonjol di [[Bukittinggi]]]]
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi [[apresiasi]] akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan,<ref>Kompas 10/11/2007 Oleh Suryadi, Dosen dan Peneliti pada [[Opleiding Talen en Culturen van Zuidoost-Azië en Oceanië]], [[Universiteit Leiden]], [[Belanda]]</ref> sebagai penghargaan dari pemerintah Indonesia yang mewakili rakyat Indonesia pada umumnya, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] sejak tanggal [[6 November]] [[1973]].