Tuanku Nan Tuo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa )
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 21:
'''Tuanku Nan Tuo''' (lahir di [[IV Angkek, Agam|IV Angkek]], [[Luhak Agam|Agam]], [[Minangkabau]], tahun 1723 - meninggal tahun 1830, pada umur 107 tahun) adalah salah seorang [[ulama Minangkabau]] terkemuka.<ref>[http://hariansinggalang.co.id/kaum-sufi-dalam-sejarah-di-minangkabau/ ''Kaum Sufi dalam Sejarah di Minangkabau''] ''[[Harian Singgalang]]'', 30 Maret 2012. Diakses 8 Desember 2013.</ref> Ia dikenal sebagai ulama yang moderat, yang banyak melakukan pembaruan serta pemurnian Islam di kawasan Agam, [[Sumatera Barat]]. Selain sebagai seorang sufi, Tuanku Nan Tuo juga dikenal sebagai tokoh yang cukup berpengaruh dalam kelahiran [[kaum Padri]]. Meskipun begitu ia tidak setuju dengan pandangan radikal golongan Padri yang dipimpin oleh [[Tuanku Nan Renceh]], salah satu muridnya.
 
== Kehidupan ==
Tuanku Nan Tuo lahir di Koto Tuo, IV Angkek, Agam, pada tahun 1723. Pada masa mudanya ia salah seorang remaja yang bersemangat dalam menimba ilmu-ilmu agama. Hampir keseluruhan cabang ilmu agama ia kuasai. Dia belajar ilmu agama dari Tuanku Mansiangan Nan Tuo di [[Paninjauan, Sepuluh Koto, Tanah Datar|Paninjauan, Tanah Datar]]. Memperoleh ilmu mantiq dan ma'ani dari Tuanku Nan Kaciak di [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang, Agam]], mempelajari ilmu sharaf dari Tuanku di Talang, ilmu nahwu dari Tuanku di Salayo, serta ilmu hadits, tafsir, dan faraidh dari Tuanku di Sumanik<ref>Hamka, Antara Fakta Dan Khayal :Tuanku Rao, 1974:110-112,156-157, dari J J de Hollander : “Hikayat Syaich Djalaluddin”, E J Brill, Leiden, 1857</ref>.
 
Pada tahun 1784, Tuanku Nan Tuo menjadi kepala surau [[Tarekat Syattariyah]] di Koto Tuo, IV Angkek, Agam. Ketika menjadi kepala surau ia berhasil menarik ribuan murid dari nagari-nagari di sekitarnya. Salah satu muridnya yang cukup cemerlang, [[Haji Miskin]], ikut bersamanya dalam menyebarkan [[Syariat Islam|syariat Islam]] di kawasan Agam Tuo. Selain itu, beberapa muridnya yang cukup militan juga ditugaskan untuk berdakwah keluar IV Angkek, terutama ke nagari-nagari yang menghalangi usaha perdagangan. Beberapa muridnya yang meneruskan usahanya dalam menanamkan syariat Islam di Minangkabau ialah Jalaluddin gelar Fakih Shagir yang mendirikan surau di [[Candung Koto Laweh, Candung, Agam|Candung Koto Laweh, Agam]]. Kemudian Tuanku Bandaro dari Alahan Panjang, meneruskan pembaruan di [[Bonjol, Pasaman|Bonjol]] bersama [[Tuanku Imam Bonjol]], [[Tuanku Rao]] di [[Rao, Pasaman|Rao]] mengambil alih pimpinan nagari dan berdakwah di tanah kelahirannya, serta Saidi Muning bergelar [[Tuanku Lintau]] berdakwah di [[Lintau Buo, Tanah Datar|Lintau, Tanah Datar]].
 
Pendidikan lainnya di surau Tuanku Nan Tuo ialah ilmu bela diri [[Silek|pencak silat]]. Ilmu ini diberikan agar setiap murid terampil dan mampu menggunakan senjata di medan laga. Berkat usahanya, menjelang tahun 1790-an di daerah IV Angkek, Agam, banyak mengalami kemajuan besar dalam pengaturan urusan dagang. Sejak saat itu ia dikenal sebagai "pelindung para pedagang".<ref>Christine Dobbin, Economic Change in Minangkabau as a Factor in the Rise of the Padri Movement, 1784 - 1830, 1977</ref>
 
== Keturunan ==
Tuanku Nan Tuo merupakan kakek dari [[Muhammad Amrullah|Syeikh Muhammad Amrullah Tuanku Abdullah Saleh]] (ayah dari [[Abdul Karim Amrullah]], dan kakek dari [[Hamka]]), yang juga dikenal sebagai ulama terkemuka.
 
Baris 34:
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://books.google.co.id/books?id=0CYiSNUZcKIC&pg=PA40&lpg=PA40&dq=Tuanku+Nan+Tuo+Tuanku+Nan+Tuo+Tuanku+Nan+Tuo&source=bl&ots=6gfKkgJne0&sig=vfnC5lckgw_c1b3louNXnh66sA8&hl=id&sa=X&ei=ZMOjUqT0HsbDrAehk4DYDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Tuanku%20Nan%20Tuo%20Tuanku%20Nan%20Tuo%20Tuanku%20Nan%20Tuo&f=false ''Bidadari Paderi''] Saiful Ardi, ''Penerbit Republika''. Diakses 8 Desember 2013.
* [https://groups.google.com/forum/#!msg/RantauNet/-UGSmzZFkFI/__JmxjkdBi4J ''Jejak Kontroversi Tuanku Nan Renceh''] ''RantauNet'', 6 November 2013. Diakses 8 Desember 2013.