Tusuk Jelangkung

film Indonesia tahun 2003 yang disutradarai Dimas Djayadiningrat
Revisi sejak 19 Oktober 2009 05.41 oleh Borgx (bicara | kontrib)

Tusuk Jelangkung adalah film horor Indonesia yang dirilis tahun 2003. Film ini merupakan sekuel dari film "Jelangkung" garapan Rizal Mantovani dan Jose Purnomo yang dirilis tahun 2001. Film ini kembali mengusung tema ritual mistis kuno jailangkung dari Indonesia, dengan menggunakan tagline yang diubah dari prekuelnya, yaitu "datang tak dijemput, pulang tak diantar".

Tusuk Jelangkung
SutradaraDimas Djayadiningrat
ProduserErwin Arnada
Ditulis olehUpi Avianto
Erwin Arnada
Dimas Djayadiningrat
PemeranMarcella Zalianty
Iqbal Rizantha
Dinna Olivia
A.A. Gde Wipra
Thomas Nawilis
Samuel Rizal
Ian's Bahtiar
Penata musikAndy Ayunir
SinematograferDimas Djayadiningrat
PenyuntingDimas Djayadiningrat
DistributorRexinema
Tanggal rilis
28 Maret 2003
Durasi103 menit
NegaraIndonesia

Latar belakang

Film ini dibuat mengikuti suskes dari film horor prekuelnya, "Jelangkung". Perusahaan film Rexinema menghadirkan film ini dengan Dimas Djayadiningrat sebagai sutradara, menonjolkan penataan musik dan nilai produksi seperti penggunaan efek suara, pengambilan gambar dan lokasi syuting yang unik. "Tusuk Jelangkung" mulai ditayangkan di bioskop Indonesia mulai tanggal 28 Maret 2003 di 20 bioskop di Jakarta dan Bandung, dengan angka penjualan tiket 180 ribu pada minggu pertama dan 40 ribu pada minggu kedua, sebuah rekor yang sangat tinggi saat itu. [1]

Saat dirilis film ini turut melambungkan nama bintang-bintang muda seperti Marcella Zalianty, Dina Olivia, Samuel Rizal, dan Thomas Nawilis. Walaupun menggunakan konstruksi cerita yang lain dengan pendahulunya, cerita dalam film "Tusuk Jelangkung" lebih menerangkan latar belakang film prekuelnya, yakni seputar sosok hantu anak kecil misterius dalam film "Jelangkung". Dua tokoh yang pernah muncul dalam film "Jelangkung" kembali muncul dalam film ini dan diperankan oleh pemeran yang sama. Dua tokoh tersebut adalah Zulfikar, salah seorang anggota tim "pemburu hantu" dalam film pertama, dan Sakimin, seorang paranormal yang pernah memberi nasihat pada para "pemburu hantu".

Film ini dilanjutkan oleh film ketiga dalam seri film Jelangkung, yaitu Jelangkung 3, yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko dan dirilis pada tahun 2007.

Sinopsis

Templat:Spoiler Dalam kelanjutan cerita yang mengerikan ini, cerita dimulai setahun setelah kejadian dalam film "Jelangkung", tentang pengalaman tujuh orang anak muda dalam menghadapi kutukan yang ditimbulkan ritual jelangkung. Cerita dimulai saat Rea (Marcella Zalianty), seorang anak gothic, meminta pacarnya, Zacky (Iqbal Rizantha) untuk melakukan ritual memanggil arwah jelangkung bersama teman-temannya yang lain. Teman-teman Rea, antara lain Visi (Dinna Olivia), Dudung (A.A. Gde Wipra) dan Unay (Thomas Nawilis) sangat menentang ide iseng Rea tersebut. Mereka memperingatkan Rea tentang bahayanya jika seorang manusia memanggil arwah dari dunia lain. Rea tidak mengacuhkan peringatan teman-temannya. Kakak Zacky, Zulfikar (Ian's Bahtiar) juga mengkritik habis-habisan ide Rea tersebut, mengingatkan nasib teman-temannya dahulu (Ferdi cs dari cerita "Jelangkung" pertama) yang gemar "memburu hantu" dan berakhir naas setahun yang lalu. Namun Rea tidak perduli sama sekali dengan peringatan Zul.

Rea akhirnya menjalankan ambisinya melakukan ritual Jelangkung untuk memuaskan rasa keingintahuannya. Permainannya ternyata menjadi sebuah mimpi buruk. Sejak malam dimana Rea melakukan ritual tersebut dengan disaksikan teman-temannya, lima dari mereka diganggu oleh "arwah penasaran", masing-masing dengan caranya sendiri. Mengetahui hal tersebut, Rea mencoba untuk menghentikan kutuk Jelangkung ini. Zul mengetahui ketakutan yang mereka alami dan memutuskan untuk mengajak temannya Marcel (Samuel Rizal) tunuk menolong mereka keluar dari masalah ini. Dia membawa mereka menemui seorang paranormal bernama Sakimin (Chandra), yang setahun sebelumnya pernah menolong sekelompok orang yang mengalami masalah yang sama, yaitu kelompok Ferdi cs. Paranormal tersebut sangat marah setelah mengetahui bahwa mereka telah berhubungan dengan makhluk-makhluk dari alam baka melalui ritual jelangkung, dan arwah yang mereka panggil ternyata adalah arwah yang sama yang pernah mendatangi Ferdi cs, yaitu arwah anak kecil dari desa Angkerbatu yang bernama "Turah". Sakimin juga menyadari bahwa boneka jelangkung yang tertancap di kubur misterius desa Angkerbatu ternyata masih belum dicabut oleh para "pemburu hantu" yang jatuh menjadi korban setahun yang lalu tersebut.

Tanpa ragu-ragu, paranormal tersebut menyuruh Zul dan teman-temannya untuk pergi ke desa Angkerbatu, untuk mencabut boneka jelangkung yang ditancapkan Ferdi cs setahun yang lalu, memperingatkan mereka bahwa waktu mereka terbatas sebelum mengalami nasib yang sama seperti Ferdi cs. Tanpa menunggu, Rea, Zul, dan teman-temannya meninggalkan kota Jakarta menuju desa Angkerbatu yang misterius. Dalam perjalanan, mereka mengalami kejadian-kejadian yang mengerikan, masing-masing dari mereka mendapat penampakan-penampakan menakutkan, yang anehnya selalu ditandai dengan nampaknya permainan tradisional engklek.

Untungnya, mereka berhasil mencabut boneka jelangkung tersebut dari kubur misterius dan kembali ke Jakarta. Namun ternyata masalah mereka tak berhenti di sini. Mereka kembali diganggu oleh arwah penasaran, sehingga mereka terpaksa kembali menemui Sakimin. Akhirnya mereka mendapat jawaban masalah mereka setelah paranormal itu berhubungan dengan dunia arwah dan berbicara dengan arwah "Turah", arwah anak kecil misterius tersebut. Arwah itu meminta mereka memenuhi permintaannya, yaitu pergi ke sebuah desa bernama "Parang Getih" untuk menemui seseorang bernama "Tiroh" (Azuzan) yang dapat membuka rahasia kutukan jelangkung. Perjalanan mereka ke Parang Getih memaksa mereka melewati tempat-tempat yang dipenuhi cerita masa lalu yang mencekam. Satu persatu dari mereka kembali mendapat penampakan-penampakan arwah yang mengerikan. Perjalanan mereka akan mendapat akhir yang mengerikan.

Tokoh dan pemeran

Pembuatan

Menurut laporan Gatra, pada awal perencanaan pembuatan "Tusuk Jelangkung", produser Erwin Arnada hendak menggaet duet Rizal Mantovani dan Jose Purnomo kembali sebagai sutradara, namun mereka menolak. Akhirnya Dimas Djayadiningrat (biasa dipanggil Djay) dari rumah produksi Rexinema yang dikenal dengan pengalamannya dalam membesut klip musik video, dipercaya sebagai sutradara. Walaupun awalnya sempat menolak, Djay akhirnya menerima tawaran tersebut. Dengan pendekatan visual khas untuk klip video, Djay berusaha mengemas film "Tusuk Jelangkung" dengan visualisasi eksotik dan pencahayaan terjaga namun tanpa menyeret film "Tusuk Jelangkung" menjadi tontonan permukaan belaka. "Tusuk Jelangkung" mulai diproduksi sejak Mei 2002. Syuting baru dimulai 6 Oktober 2002 dalam waktu 26 hari di 16 lokasi berbeda, sebagian besar dilakukan di daerah Jakarta dan Bogor. [2] Berbeda dengan film pendahulunya, "Jelangkung" yang menghabiskan biaya total Rp 1 milyar, "Tusuk Jelangkung" menghabiskan biaya jauh lebih besar, yaitu Rp 2,4 milyar untuk produksinya saja, dan ditambah biaya promosi dan lainnya, film ini memakan biaya total Rp 3 milyar. [3]

Album lagu tema film

OST. Tusuk Jelangkung
Berkas:Ost Tusuk Jelangkung.jpg
Album studio karya Kompilasi
Dirilis2003
GenrePop, Rock
LabelSony BMG Indonesia

OST. Tusuk Jelangkung adalah album kompilasi yang dirilis pada tahun 2003 untuk mengiringi film Tusuk Jelangkung (2003), sekuel dari film "Jelangkung" (2001). Lagu utama dari album ini adalah lagu Ratu Cahaya yang dinyanyikan oleh Astrid Sartiasari.

Daftar lagu

  1. "Arah" (/rif)
  2. "Ratu Cahaya" (Astrid Sartiasari)
  3. "Aku & Dunia" (Rebek)
  4. "Semua Berlalu" (Audy)
  5. "Buat Aku Tersenyum" (Sheila on 7)
  6. "Fana" (/rif)
  7. "Perempuan Ini" (Audy)
  8. "Nasty U !" (Rebek)
  9. "Jauh" (Cokelat)
  10. "Ratu Cahaya" (Instrumental)

Anekdot

  • Menurut produser Erwin Arnada, adegan kebut-kebutan di Terowongan Mati Kemayoran, Jakarta yang berdurasi satu menit yang berakhir dengan tabrakan antara sedan hitam dan sebuah bus menelan biaya Rp 150 juta (antara lain untuk membeli satu bus bekas dan sedan Honda City keluaran 1999). [4]
  • Untuk meringankan biaya produksi, manajemen produksi "Tusuk Jelangkung" menggandeng sponsor-sponsor dengan produk yang akhirnya muncul terang-terangan dalam film, antara lain minuman ringan, handphone, dan mobil.


Referensi

  1. ^ Variety - Ghost Story Scares Up Auds. Ryanto, Tony. Variety. Diakses 19 Oktober 2009.
  2. ^ Preview Tusuk Jelangkung, Pontianak Post 15 Maret 2003. Diakses 19 Oktober 2009.
  3. ^ Film Tusuk Jelangkung Pulang Diantar Merk Sponsor, Sulistiyo, Bambang. Gatra, Nomor 19. 24 Maret 2003.
  4. ^ Film Tusuk Jelangkung Pulang Diantar Merk Sponsor, Sulistiyo, Bambang. Gatra, Nomor 19. 24 Maret 2003.

Pranala luar