Ulama Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 140.213.44.220 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bennylin
Tag: Pengembalian
HaEr48 (bicara | kontrib)
tandai beberapa paragraf tanpa ref
Baris 148:
Pada tahun 1821, Kaum Adat meminta dukungan [[Belanda]] untuk mengatasi Kaum Padri.<ref name="Sudarmanto"/> Namun Belanda malah memanfaatkannya untuk memperluas daerah kekuasaannya sendiri sehingga pada tahun 1833, Kaum Adat bergabung bersama Kaum Padri melawan Belanda.<ref name="Sudarmanto">{{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=a53K2ngY_Y8C&pg=PA207&dq=kaum+adat+belanda&hl=en&sa=X&ei=eo3JUczPO4norQel74CgCg&ved=0CEAQuwUwAg#v=onepage&q=kaum%20adat%20belanda&f=false|last=Sudarmanto|first=J.B.|authorlink=|coauthors=|title=Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia|year=2007|publisher=Grasindo|page=207-208|location=|id=|accessdate=25 Juni 2013 }}</ref> Meskipun pada akhirnya peperangan ini dimenangkan oleh Belanda, sejarawan [[Merle Ricklefs]] berpendapat bahwa Perang Padri meninggalkan kesan yang mendalam di tengah-tengah masyarakat Minangkabau.<ref name="Ricklefs">Wawancara [[Merle C. Ricklefs]] dengan [[Rasjidi]], 7 September 1977. Dalam {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=H8ZEwdcxQX0C&pg=PA35&dq=Harimau+nan+Salapan+Dobbin&hl=en&sa=X&ei=5zTJUfC1JsSHrAe-54GQDw&ved=0CDoQuwUwAQ#v=onepage&q=Harimau%20nan%20Salapan%20Dobbin&f=false|last=Assyaukanie|first=Luthfi|authorlink=|coauthors=|title=Islam and the Secular State in Indonesia (ISEAS series on Islam)|year=2009|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|page=92|location=|id=|accessdate=25 Juni 2013 }}</ref> Masyarakat menjadi berkomitmen terhadap ajaran Islam yang ortodoks, serta peranan Islam sebagai bagian dalam adat dan kebiasaan masyarakat menjadi amat kuat.<ref name="Ricklefs"/>
 
Pada abad ke-19, di [[Malaysia|Malaya]] banyak pula ulama-ulama Minangkabau yang menjabat sebagai kadi dan imam. Di antaranya ialah [[Muhammad Saleh Al-Minankabawi|Muhammad Saleh Al-Minangkabawi]] yang diangkat sebagai hakim di [[Perak, Malaysia|Kesultanan Perak]] serta saudaranya [[Utsman bin Abdullah]] yang menjadi kadi pertama [[Kuala Lumpur]]. Setelah Muhammad Saleh Al-Minangkabawi, mufti Perak selanjutnya juga datang dari kalangan ulama Minangkabau, yakni [[Muhammad Zain Simabur]]. Selain sebagai mufti, ulama Minangkabau lainnya [[Ismail al-Khalidi al-Minangkabawi]], menjadi penyebar ajaran [[Tarekat Naqsyabandiyah]] di [[Kesultanan Johor]].{{cn}}
== Gerakan pembaruan Islam ==
Baris 200:
== Ulama dan pemikir kontemporer ==
[[Berkas:The_Teachers_at_Madrasah_Darul_Ulum_Mecca_from_Indonesia.jpg|pra=https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:The_Teachers_at_Madrasah_Darul_Ulum_Mecca_from_Indonesia.jpg|al=|jmpl|Syekh Yasin Al Fadani bersama para guru di Darul Ulum Makkah]]
[[Syekh Yasin Al-Fadani]] (1915–1990) adalah salah seorang ulama keturunan Minangkabau yang lahir di [[Mekkah]], [[Arab Saudi]]. Semasa hidupnya ia aktif memberi kuliah di Masjidil Haram, serta ia merupakan penulis buku Islam yang produktif. Bukunya banyak dibaca para ulama dan menjadi rujukan lembaga-lembaga Islam di [[Arab Saudi]] maupun berbagai pondok pesantren di [[Asia Tenggara]]. Syekh Yasin adalah seorang ahli sanad hadist, ilmu falak, serta pendiri [[Madrasah Dar al-Ulum al-Diniyyah al-Jawiyyah|Madrasah Darul Ulum al-Diniyyah]], Mekkah. Karyanya yang paling terkenal, ''Al-Fawaid al-Janiyyah'', menjadi materi dalam mata kuliah [[ushul fiqih]] di Fakultas Syariah [[Universitas Al-Azhar]] [[Kairo]].{{cn}}
 
[[Ahmad Syafii Maarif|Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif]] adalah ulama abad ke-21 kelahiran [[Sumpurkudus]], [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]], yang pernah memimpin Muhammadiyah. Ia pernah menjabat sebagai President World Conference on Religion for Peace (WCRP), serta pernah dianugerahi [[Ramon Magsaysay Award]] oleh pemerintah [[Filipina]].<ref>{{cite web
Baris 210:
| date = 1 November 2008
| work = [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|Perum LKBN Antara]]
}}</ref> Buya Syafii Maarif menempuh pendidikannya di Universitas Cokroaminoto Surakarta, IKIP Yogyakarta, Ohio State University, serta Chicago University.{{cn}}
 
== Lihat pula ==