Villa Isola: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(33 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{one source|date=Juli 2020}}
{{rapikan}}
{{Infobox building
[[Berkas:Villa Isola BW.jpg|right|thumb|Villa Isola tampak depan]]
[[en:|name=Villa Isola]]
|image= COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa Isola aan de Lembangweg bij Bandoeng TMnr 60026636.jpg
|caption=Tampak depan ({{circa|1933-40}})
|map_type= Indonesia Java#Indonesia
|coordinates = {{coord|-6.861|107.594|display=inline}}
|location_town=[[Bandung]]
|location_country=[[Indonesia]]
|architect=[[Wolff Schoemaker|C.P. Wolff Schoemaker]]
|client=Dominique Willem Berretty
|engineer=
|construction_start_date=Oktober 1932
|completion_date=Maret 1933
|date_demolished=
|cost=500.000 [[Gulden Belanda|gulden]]
|structural_system=
|style=[[Art-deco]]
|size=
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa Isola aan de Lembangweg bij Bandoeng TMnr 60026637.jpg|jmpl|Villa Isola (ca.1933-40)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van Villa Isola aan de Lembangweg bij Bandoeng TMnr 10017601.jpg|jmpl|Villa Isola (1937)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De tuin achter Villa Isola aan de Lembangweg bij Bandoeng TMnr 60051020.jpg|jmpl|Taman (ca.1934-37)]]
 
'''Villa Isola''' (sekarang '''Bumi Siliwangi''') adalah sebuah bangunan [[art-deco]] di bagian utara [[Bandung]], ibu kota provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Menghadap ke lembah dengan pemandangan kota, Villa Isola selesai dibangun pada tahun 1933 oleh arsitek Belanda [[Wolff Schoemaker]] untuk taipan media Belanda Dominique Willem Berretty, pendiri agen pers [[Aneta (kantor berita)|Aneta]] di [[Hindia Belanda]]. Tujuan awal bangunan itu adalah untuk rumah pribadi Berretty, tetapi kemudian diubah menjadi hotel setelah kematiannya dan sekarang berfungsi sebagai kantor rektorat [[Universitas Pendidikan Indonesia]].
'''Villa Isola''' adalah bangunan villa yang terletak di kawasan pinggiran utara [[Kota Bandung]]. Berlokasi pada tanah tinggi, di sisi kiri jalan menuju [[Lembang]] (Jln. Setiabudhi), gedung ini dipakai oleh [[IKIP]] (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang sekarang menjadi [[Universitas Pendidikan Indonesia]]-UPI). Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya [[arsitektur]] [[Art Deco]] yang banyak dijumpai di Bandung.
 
'''Villa Isola''' adalah bangunan villa yang terletak di kawasan pinggiran utara [[Kota Bandung]]. Berlokasi pada tanah tinggi, di sisi kiri jalan menuju [[Lembang]] (Jln. Setiabudhi), gedung ini dipakai oleh [[IKIP]] (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang sekarang menjadi [[Universitas Pendidikan Indonesia]]-UPI). Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya [[arsitektur]] [[Art Deco]] yang banyak dijumpai di Bandung.
Villa Isola dibangun pada tahun [[1933]], milik seorang hartawan [[Belanda]] bernama [[Dominique Willem Berretty]]. Kemudian bangunan mewah yang dijadikan rumah tinggal ini dijual dan menjadi bagian dari [[Hotel Savoy Homann]]. Perkembangan selanjutnya, ia dijadikan ''Gedung IKIP'' (sekarang UPI) dan digunakan sebagai kantor rektorat.
 
Villa Isola dibangun pada tahun [[1933]], milik seorang hartawan [[Belanda]] bernama [[Dominique Willem Berretty]]. Kemudian bangunan mewah yang dijadikan rumah tinggal ini dijual dan menjadi bagian dari [[Hotel Savoy Homann]]. Perkembangan selanjutnya, ia dijadikan ''Gedung IKIP'' (sekarang UPI) dan digunakan sebagai kantor rektorat.
Suatu publikasi khusus pada masa [[Hindia Belanda]] untuk villa ini ditulis oleh [[W. Leimei|Ir. W. Leimei]], seorang [[arsitek]] [[Belanda]]. Dalam publikasi ini, Leimei mengatakan bahwa di [[Batavia]] ketika urbanisasi mulai terjadi, banyak orang mendirikan villa di pinggiran kota dengan gaya arsitektur klasik tetapi selalu beradaptasi baik dengan alam dan ventilasi, jendela dan gang-gang yang berfungsi sebagai isolasi panas matahari. Hal ini juga dianut oleh Villa Isola di Bandung. Pada masa [[pendudukan Jepang]], Gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara [[Hitoshi Imamura|Jendral Hitoshi Imamura]] saat menjelang [[Perjanjian Kalijati]] dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di [[Kalijati, Subang|Kalijati]], [[Subang]], Maret [[1942]]. Gedung ini dibangun atas rancangan arsitek Belanda yang bekerja di Hindia Belanda [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]].
 
Suatu publikasi khusus pada masa [[Hindia Belanda]] untuk villa ini ditulis oleh [[W. Leimei|Ir. W. Leimei]], seorang [[arsitek]] [[Belanda]]. Dalam publikasi ini, Leimei mengatakan bahwa di [[Batavia]] ketika urbanisasi mulai terjadi, banyak orang mendirikan villa di pinggiran kota dengan gaya arsitektur klasik tetapi selalu beradaptasi baik dengan alam dan ventilasi, jendela dan gang-gang yang berfungsi sebagai isolasi panas matahari. Hal ini juga dianut oleh Villa Isola di Bandung. Pada masa [[pendudukan Jepang]], Gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara [[Hitoshi Imamura|Jendral Hitoshi Imamura]] saat menjelang [[Perjanjian Kalijati]] dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di [[Kalijati, Subang|Kalijati]], [[Subang]], Maret [[1942]]. Gedung ini dibangun atas rancangan arsitek Belanda yang bekerja di Hindia Belanda Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]].
Gedung ini berarsitektur modern dengan memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama [[ITB]] dan [[Gedung Sate]]. Orientasi kosmik ini diperkuat dengan taman memanjang di depan gedung ini yang tegak lurus dengan sumbu melintang bangunan kearang Gunung [[Tangkuban Perahu]]. Bangunan berlantai tiga, dengan lantai terbawah lebih rendah dari permukaan jalan raya, disebabkan karena topografinya tidak rata. Ranah sekeliling luas terbuka, dibuat taman yang berteras-teras melengkung mengikuti permukaan tanahnya. Sudut bangunan melengkung-lengkung membentuk seperempat [[lingkaran]]. Secara keseluruhan bangunan dan taman bagaikan air bergelombang yang timbul karena benda jatuh dari atasnya, sehingga gedung ini merupakan penyesuaian arsitektural antara bangunan terhadap lingkungan.
 
Gedung ini berarsitektur modern dengan memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama [[ITB]] dan [[Gedung Sate]]. Orientasi kosmik ini diperkuat dengan taman memanjang di depan gedung ini yang tegak lurus dengan sumbu melintang bangunan kearangkearah Gunung [[Tangkuban Perahu]]. Bangunan berlantai tiga, dengan lantai terbawah lebih rendah dari permukaan jalan raya, disebabkan karena topografinya tidak rata. Ranah sekeliling luas terbuka, dibuat taman yang berteras-teras melengkung mengikuti permukaan tanahnya. Sudut bangunan melengkung-lengkung membentuk seperempat [[lingkaran]]. Secara keseluruhan bangunan dan taman bagaikan air bergelombang yang timbul karena benda jatuh dari atasnya, sehingga gedung ini merupakan penyesuaian arsitektural antara bangunan terhadap lingkungan.
 
Bagian villa yang menghadap utara dan selatan digunakan untuk ruang tidur, ruang keluarga, dan ruang makan; masing-masing dilengkapi jendela dan pintu berkaca lebar, sehingga penghuni dapat menikmati pemandangan indah di sekitarnya. Pemandangan indah ini juga dapat diamati dari teras yang memanfaatkan atap datar dari beton bertulang di atas lantai tiga.
Baris 22 ⟶ 45:
Di atasnya adalah lantai satu yang langsung dicapai dari pintu masuk utama. Pada lantai ini, di belakang ''vestibule'' terdapat hall cukup besar, permukaannya sedikit lebih rendah, karena itu dibuat tangga menurun. Kemudian setelah tangga langsung ke salon atau ruang keluarga yang sangat luas. Antara hall dan salon dipisahkan oleh pintu dorong sehingga bila diperlukan, kedua ruangan ini dapat dijadikan satu ruang yang cukup luas. Jendela pada ruangan ini juga mengikuti dinding yang berbentuk lingkaran sehingga dapat leluasa memandang kota Bandung. Ruang makan terletak di sebelah kiri (barat) salon. Di sebelah kanan (timur) ruang makan terdapat ruang kerja lengkap dengan perpustakaan dan ruang ketik di belakangannya (utara). Semua ruang berjendela lebar kecuali untuk menikmati pemandangan luar, juga sebagai ventilasi dan saluran sinar matahari. Pembukaan jendela, pintu yang lebar merupakan penerapan konsepsi tradisional yang menyatu dengan alam.
 
Semua ruang tidur ditempatkan pada lantai dua berjejer dan berhadapan satu dengan lainnya yang masing masing dihubungkan dengan gang ditengahdi tengah. Pembagian ruang tidur dilakukan secara simetris. Di sebelah selatan terdapat ruang tidur utama, tengah utara untuk ruang keluarga dan di sebelah barat dan timur terdapat lagi kamar tidur. Masing-masing kamar mempunyai teras atau balkon. Kamar tidur utama sangat luas dengan ruang pakaian dan toilet di kiri kanannya. Antara ruang tidur utama dan teras terdapat pintu dorong selebar dinding sehingga apabila dibuka teras menyatu dengan kamar tidur, menghadap ke arah kota Bandung. Untuk melindungi teras dan ruang tidur dari air hujan, dibuat tritisan dari kaca disangga dengan rangka baja.
 
Bentuk ruang keluarga identik dengan ruang tidur utama, dengan latar belakang ke arah utara, sehingga [[Gunung Tangkubanparahu]] menjadi vistanya. Di atas ruang-rung tidur terdapat lantai tiga yang terdiri atas sebuah ruang cukup luas untuk pertemuan atau pesta, kamar tidur untuk tamu, sebuah bar, dan kamar mandi serta toilet tersendiri. Sama dengan ruang lainnya. ruang ini memiliki teras, jendela dan pintu dorong lebar.
 
Di atas lantai tiga berupa atap datar yang digunakan untuk teras. Semua perabotan dan kaca tritisan diimpor dari [[Paris]], [[PerancisPrancis]].
 
Bangunan ini ada tendensi horisontal dan vertikal yang ada pada arsitektur [[India]] yang banyak berpengaruh pada candi-candi di [[Jawa]]. Dikatakannya dalam arsitektur candi maupun bangunan tradisional, keindahan ornamen berupa garis garis ''molding'' akan lebih terlihat dengan adanya efek bayangan [[matahari]] yang merupakan kecerdikan arsitek masa lampau dalam mengeksploitasi sinar matahari tropis.
 
Schoemaker banyak memadukan falsafah arsitektur tradisional dengan modern dalam bangunan ini. Secara konsisten, ia menerapkannya mulai dari kesatuan dengan lingkungan, orientasi kosmik utara selatan, bentuk dan pemanfaatan sinar matahari untuk mendapat efek bayangan yang memperindah bangunan.
{{coor title dms|6|51|40|S|107|35|40|E|type:landmark}}
 
== Referensi ==
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Indonesia]]
Sirat, Rudini dkk. 2011. Dari Isola ke Bumi Siliwangi. Unit Pers Mahasiswa UPI Bandung Depok: Penerbit Komodo Books.
[[Kategori:Kota Bandung]]
 
{{UPI}}
[[en:Villa Isola]]
 
[[su:Villa Isola]]
[[Kategori:Kota Bandung]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur diArsitektur Indonesia]]
[[Kategori:Arsitektur Hindia Belanda]]
[[Kategori:Universitas Pendidikan Indonesia]]