Waduk Gajah Mungkur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan info
Edogang1 (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
| spillways = 1
| spillway_type = Ogee
| spillway_capacity =1.350 m<sup>3</sup>
| spillway_length = 30 m
| spillway_capacity =
| reservoir_name =
| reservoir_catchment = 1.350 km<sup>2</sup>
| reservoir_surface = 7.360 hektar<ref name="sinaro">{{cite book | last =Sinaro | first = Radhi | title = Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) | publisher = Bentara Adhi Cipta | date = 2007 | location = Tangerang Selatan | pages = | language = Indonesia | url = http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/158847/ | doi = | id = | isbn = 978-979-3945-23-1 }}</ref>
Baris 22 ⟶ 20:
| active_capacity = 440.000.000 m<sup>3</sup>
| inactive_capacity = 120.000.000 m<sup>3</sup>
| width =
| began = 1976
| open = 17 November 1981
Baris 39 ⟶ 36:
| annual_generation = 32.600 MWh
| website =
|image_size=300
}}
| extra = <mapframe latitude="-7.900791" longitude="110.917282" zoom="11" width="300" height="300" align="center" text="Waduk Gajah Mungkur">{
'''Waduk Gajah Mungkur''' ({{lang-jv|ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦒꦗꦃ​ꦩꦸꦁꦏꦸꦂ|Wadhuk Gajah Mungkur}}) adalah sebuah [[waduk]] yang terletak 6 [[kilometer]] di selatan pusat perkotaan [[Kabupaten]] [[Wonogiri]], [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]]. Waduk ini dibuat dengan cara [[bendungan|membendung]] [[sungai]] terpanjang di [[Pulau Jawa]], yakni [[Bengawan Solo]]. Waduk ini adalah waduk terakhir di Indonesia yang dibangun sendiri oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum]].<ref name="sinaro"/>
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"dam", "marker-color":"0050d0"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 110.894966, -7.900791 ]
}
}
]
}</mapframe>
|crest_width=10 m<ref name="balitbang">{{cite book | author =
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum | title = Bendungan Besar Di Indonesia | publisher = Departemen Pekerjaan Umum | date = 1995 | location = Jakarta | pages = 142 | language = id | url =https://pu.go.id/pustaka/storage/biblio/file/Bendungan%20Besar%20di%20Indonesia.pdf}}</ref>}}
'''Waduk Gajah Mungkur''' ({{lang-jv|ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦒꦗꦃ​ꦩꦸꦁꦏꦸꦂ|Wadhuk Gajah Mungkur}}) adalah sebuah [[waduk]] yang terletak 6 [[kilometer]] di selatan pusat perkotaan [[Kabupaten]] [[Wonogiri]], [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]]. Waduk ini dibuat dengan cara [[bendungan|membendung]] [[sungai]] terpanjang di [[Pulau Jawa]], yakni [[Bengawan Solo]]. Waduk ini adalah waduk terakhir di Indonesia yang dibangun sendiri oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum]] tanpa melibatkan kontraktor.<ref name="sinaro"/>
 
Waduk ini dinamakan Gajah Mungkur, karena terletak tidak jauh dari [[Pegunungan Gajah Mungkur]] di sisi barat [[waduk]]. Luas [[daerah tangkapan air]] (DTA) dari [[waduk]] ini mencapai 1.350 &nbsp;km<sup>2</sup>, dengan airnya dipasok oleh [[Bengawan Solo]] dan sejumlah anak sungainya, seperti [[Sungai Keduang]], [[Sungai Tirtomoyo]], [[Sungai Parangjoho]], [[Sungai Temon]], dan [[Sungai Posong]]. Luas genangan maksimum dari waduk ini mencapai 9.100 hektar<ref name="sinaro"/> yang mencakup tujuh [[kecamatan]], yakni [[Wonogiri, Wonogiri|Kecamatan Wonogiri]], [[Ngadirojo, Wonogiri|Ngadirojo]], [[Nguntoronadi, Wonogiri|Nguntoronadi]], [[Baturetno, Wonogiri|Baturetno]], [[Giriwoyo, Wonogiri|Giriwoyo]], [[Eromoko, Wonogiri|Eromoko]], dan [[Wuryantoro, Wonogiri|Wuryantoro]]. [[Bendungan]] dari waduk ini dibangun di [[Pokoh Kidul, Wonogiri, Wonogiri|Desa Pokohkidul]], [[Wonogiri, Wonogiri|Kecamatan Wonogiri]].
 
== Sejarah ==
Ide pembangunan waduk ini sebenarnya telah dikemukakan pada tahun 1941 oleh Ir. R.M. [[Sarsito Mangunkusumo]] yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pekerjaan Umum Mangkunegaran di [[Surakarta]], tetapi pembangunan waduk ini belum dapat dilaksanakan, karena kondisi dan situasi saat itu yang belum memadai.<ref name="angoedi">{{cite book|last=Angoedi|first=Abdullah|date=1984|url=https://pu.go.id/pustaka/biblio/sejarah-irigasi-di-indonesia-1/K74B3|title=Sejarah Irigasi di Indonesia|location=Bandung|publisher=Komite Nasional Indonesia untuk ICID|isbn=|edition=|series=|volume=|pages=|language=|doi=|jfm=|mr=|zbl=|id=|author-link=}}</ref>
Hingga pertengahan dekade 1970-an, [[Bengawan Solo]] selalu meluap di musim hujan, sehingga menyebabkan banjir seluas sekitar 93.600 hektar. Tetapi, di musim kemarau, debit air Bengawan Solo tidak terlalu besar, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan air dari masyarakat sekitar. Pada tahun 1975, [[JICA]] pun mulai mengadakan [[studi kelayakan]] mengenai pembangunan waduk ini, dan JICA kemudian menunjuk [[Nippon Koei]] untuk merancang waduk ini. Waduk ini lalu dibangun sendiri oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum]] mulai tahun 1976 melalui "Badan Pelaksana Proyek Serbaguna Bengawan Solo" atau biasa disingkat menjadi "Proyek Bengawan Solo" (PBS). Selain pembangunan waduk, juga dilakukan pembangunan [[saluran listrik udara]] dari Wonogiri hingga Wuryantoro, serta pemindahan kabel telepon sepanjang 44 kilometer dan jalan raya sepanjang 43,4 kilometer dari Wonogiri hingga [[Talunombo, Baturetno, Wonogiri|Talunombo]].<ref name="sinaro"/>
 
Hingga pertengahan dekade 1970-an, [[Bengawan Solo]] pun selalu meluap di musim hujan, sehingga menyebabkan banjir seluas sekitar 93.600 hektar. Tetapi, di musim kemarau, debit air Bengawan Solo tidak terlalu besar, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan air dari masyarakat sekitar. Pada tahun 1975, [[JICA]] pun mulai mengadakan [[studi kelayakan]] mengenai pembangunan waduk ini, dan JICA kemudian menunjuk [[Nippon Koei]] untuk merancang waduk ini. Waduk ini lalu dibangun sendiri oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum]] mulai tahun 1976 melalui "Badan Pelaksana [[Proyek Serbaguna Bengawan Solo" atau biasa disingkat menjadi "Proyek Bengawan Solo"]] (PBS). Selain pembangunan waduk, juga dilakukan pembangunan [[saluran listrik udara]] dari Wonogiri hingga Wuryantoro, serta pemindahan kabel telepon sepanjang 44 kilometer dan jalan raya sepanjang 43,4 kilometer dari Wonogiri hingga [[Talunombo, Baturetno, Wonogiri|Talunombo]].<ref name="sinaro" />
Untuk memungkinkan pembangunan waduk ini, sekitar 41.369 orang warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri pun harus dipindah. Sebagian besar kemudian mengikuti program [[transmigrasi]] ke Sumatera. Selain itu, untuk memungkinkan pemindahan jalan raya, tanah seluas 10.156 hektar juga harus dibebaskan. Ganti rugi atas tanah-tanah tersebut pun diberikan secara bertahap untuk menghindari terjadinya fenomena "kaya mendadak". Bendungan dari waduk ini kemudian dibangun di dekat pertemuan antara Bengawan Solo dengan [[Sungai Keduang]]. Waduk ini lalu mulai diisi pada bulan Juli 1981, dan diresmikan oleh [[Presiden]] [[Soeharto]] pada tanggal 17 November 1981. Pembangunan waduk ini menghabiskan biaya sebesar US$ 111,056 juta atau sekitar Rp 69,5 milyar.<ref name="sinaro"/>
 
Untuk memungkinkan pembangunan waduk ini, sekitar 41.369 orang warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri pun harus dipindah. Sebagian besar kemudian mengikuti program [[transmigrasi]] ke Sumatera. Selain itu, untuk memungkinkan pemindahan jalan raya, tanah seluas 10.156 hektar juga harus dibebaskan. Ganti rugi atas tanah-tanah tersebut pun diberikan secara bertahap untuk menghindari terjadinya fenomena "kaya mendadak". Bendungan dari waduk ini kemudian dibangun di dekat pertemuan antara Bengawan Solo dengan [[Sungai Keduang]]. Waduk ini lalu mulai diisi pada bulan Juli 1981, dan diresmikan oleh [[Presiden]] [[Soeharto]] pada tanggal 17 November 1981. Pembangunan waduk ini menghabiskan biaya sebesar US$ 111,056 juta atau sekitar Rp 69,5 milyar saat itu.<ref name="sinaro" />
 
Pada tahun 1987, terjadi musim kemarau panjang, sehingga pola operasi PLTA dari waduk ini harus disesuaikan atas izin dari Gubernur Jawa Tengah, agar kebutuhan air irigasi tetap dapat terpenuhi. Musim kemarau panjang juga kembali terjadi sepuluh tahun kemudian.<ref name="sinaro"/>
Baris 62 ⟶ 76:
== Pemanfaatan ==
Dengan dibangunnya waduk ini, debit banjir maksimal Bengawan Solo dapat dikurangi dari 4.000 meter kubik per detik menjadi hanya 400 meter kubik per detik, sehingga wilayah seluas 11.000 hektar dapat terbebas dari banjir. Waduk ini juga direncanakan dapat mengairi lahan pertanian seluas sekitar 23.600 hektar di [[Sukoharjo]], [[Klaten]], [[Karanganyar]], dan [[Sragen]]. Air yang tertampung di waduk ini pun dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 12,4 MW yang dikelola oleh [[PLN Indonesia Power]].<ref name="sinaro"/>
[[File:Waduk Gajah Mungkur dari Bukit Gantole 2.jpg|thumb|Waduk Gajah Mungkur dari Bukit Gantole]]
 
Waduk Gajah Mungkur juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Di waduk ini, tersedia kapal yang dapat digunakan untuk mengelilingi waduk dan untuk memancing. Selain itu, tersedia juga wahana olahraga layang gantung (gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6&nbsp;kilometer di selatan Kota [[Wonogiri]]. Pada musim kemarau, volume air waduk ini mengecil, sehingga sebagian dasar waduk dapat dilihat. Dasar waduk yang dapat dilihat tersebut pun dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menanam tanaman semusim, seperti [[jagung]].
Baris 68 ⟶ 83:
{{reflist}}
 
{{Bendungan dan waduk di Indonesia|state=autocollapse}}
{{Topik Wonogiri}}
{{Bangunan-stub}}
 
[[Kategori:Bendungan dan waduk di Jawa Tengah|Gajah Mungkur]]
[[Kategori:Kabupaten Wonogiri]]
[[Kategori:DAS Solo]]