Waduk Gajah Mungkur

salah satu danau di dunia
Revisi sejak 15 Januari 2023 03.28 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (Merapikan)

Waduk Gajah Mungkur (bahasa Jawa: ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦒꦗꦃ​ꦩꦸꦁꦏꦸꦂ, translit. Wadhuk Gajah Mungkur) adalah sebuah waduk yang terletak 6 kilometer di selatan pusat perkotaan Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Waduk ini dibuat dengan cara membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa, yakni Bengawan Solo. Waduk ini dinamakan Gajah Mungkur, karena terletak tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di sisi barat waduk. Luas daerah tangkapan air (DTA) dari waduk ini mencapai 1.350 km2, dengan airnya dipasok oleh Bengawan Solo dan sejumlah anak sungainya, seperti Sungai Kaduang, Sungai Tirtomoyo, Sungai Parangjoho, Sungai Temon, dan Sungai Posong. Luas genangan maksimum dari waduk ini mencapai 9.100 hektar[1] yang mencakup tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko, dan Wuryantoro. Bendungan dari waduk ini dibangun di Desa Pokohkidul, Kecamatan Wonogiri.

Waduk Gajah Mungkur
NamaWaduk Wonogiri
LokasiWuryorejo, Wonogiri, Wonogiri, Jawa Tengah
KegunaanSerbaguna
StatusBeroperasi
Mulai dibangun1976
Mulai dioperasikan17 November 1981
Biaya konstruksiUS$ 111.056.000
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KontraktorProyek Bengawan Solo
PerancangNippon Koei
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi30 m
Panjang830 m
Volume bendungan1.220.000 m3
Ketinggian di puncak142 mdpl
MembendungBengawan Solo
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahOgee
Waduk
Kapasitas normal560.000.000 m3
Kapasitas aktif440.000.000 m3
Kapasitas nonaktif120.000.000 m3
Luas tangkapan1.350 km2
Luas genangan7.360 hektar[1]
PLTA Wonogiri
PengelolaPLN Indonesia Power
JenisKonvensional
Jumlah turbin2
Kapasitas terpasang12,4 MW
Produksi tahunan32.600 MWh

Pembangunan

Pembangunan Waduk Gajah Mungkur direncanakan sejak tahun 1964 dengan fungsi utama sebagai pengendali banjir di Sungai Bengawan Solo. Kemudian rencana induk pembangunanya dirumuskan pada tahun 1972-1974 dengan bantuan Overseas Technical Cooperation of Jepang. Lalu mulai dibangun pada akhir tahun 1976-1981 dan mulai beroperasi pada tahun 1982. Pengerjaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan secara swakelola oleh 2.500 pekerja bersama dengan 35 konsultan Nippon Koei Co Ltd Jepang. Untuk membangun waduk ini harus menenggelamkan 51 desa di 6 kecamatan. Sehingga pemerintah memindahkan 67.515 Jiwa penduduk yang tergusur perairan waduk dengan transmigrasi bedol desa pada tahun 1976 ke Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun, sedimentasi yang terjadi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan lama. Perum Jasa Tirta Bengawan Solo memaksimalkan perawatan terhadap Waduk Gajah Mungkur yang menjadi tugasnya. Kerusakan daerah aliran sungai (DAS) yang parah menyebabkan sedimentasi waduk sangat tinggi.[2]

Pemanfaatan

Waduk Gajah Mungkur dibangun sebagai pengendalian banjir (flood control) sungai Bengawan Solo, dari 4000 m3/detik menjadi 400 m3/detik, sesuai kapasitas maksimum alur sungai di hilir bendungan. Selain itu Waduk Gajah Mungkur bisa mengairi sawah seluas 23.600 ha di daerah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri dan sekitarnya juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt. Pada saat ini pembangkit listrik PLTA ini dikelola oleh anak perusahaan PLN, yaitu PT. Indonesia Power Unit Mrica. Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olahraga layang gantung (Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6 km arah selatan Kota Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan sebagian dari dasar waduk kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menanami tanaman semusim, seperti jagung.

Referensi

  1. ^ a b Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1. 
  2. ^ "Jasa Tirta Kewalahan Atasi Sedimentasi Waduk Gajah Mungkur" Diarsipkan 2016-03-06 di Wayback Machine., tempo.co.id, diakses oktober 2011