Waduk Jatigede: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Dampak Sosial: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
k →‎Dampak Sosial: menambahkan keterangan
Baris 81:
{{sect-stub}}
[[Berkas:Aliansi Rakyat Jatigede.jpg|ka|jmpl|270px]]
Proyek pembangunan Waduk Jatigede telah digagas sejak masa pemerintahan [[Soekarno|Presiden Soekarno]] pada tahun 1963. Namun gagasan ini tertunda pelaksanaannya akhibat kekurangan dana untuk pembangunan. Tahap awal pembangunan baru dimulai pada tahun 1982, yaitu pembebasan lahan. Pada masa ini, pemerintahan telah beralih ke [[Soeharto]].<ref>{{Cite book|date=April 2016|url=https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/b071ef3b6397cc9f11c411b5975873b4.pdf|title=Membangun Infrastruktur dari Pinggiran: Rahasia Satu Tahun Membangun Infrastruktur Indonesia|publisher=Pustaka Spirit|isbn=978-602-1118-66-5|editor-last=Novrianto, R., dan Waluyo, D.|pages=31|url-status=live}}</ref>

Pembangunan Waduk Jatige menimbulkan persoalan yang kompleks. Selain mengakibatkan enam belas ribu warga Kabupaten Sumedang yang terdampak, pembangunan Waduk Jatigede juga menimbulkan bencana ekologi yang menyebabkan hilangnya sekitar 1 juta lahan hijau produktif, ancaman pengangguran massif, dam puluhan situs kebudayaan Sunda sejak era abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran terancam tenggelam. Proyek multinasional tersebut menyisakan persoalan yang belum terselesaikan hingga detik peluncuran penggenangan yang dibuka oleh Presiden Jokowi akhir Agustus 2015.
 
== Rujukan ==