Wawasan Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Pembatalan
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Indonesian_archipelagic_baselines.jpg|thumb|upright=1.5|Konsep modern "Wawasan Nusantara" memperdebatkan garis besar dasar kepulauan [[Indonesia]], yang menandai [[Perairan|wilayah perairan]] [[negara kepulauan]] ini, berdasarkan pasal 47 ayat 9 ''[[Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut|UNCLOS]].'']]
'''Wawasan Nusantara''' adalah cara pandang [[bangsa Indonesia]] terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah negara kesatuan [[Indonesia|Republik Indonesia]]; yang meliputi daratan, laut, serta udara dan ruang di atasnya, sebagai satu kesatuan, [[Politik|kesatuan politik]], [[ekonomi]], [[Sosialisme|sosial]], [[budaya]], [[Pertahanan negara|pertahanan]], dan [[keamanan]].<ref name ="Swantara">{{Cite news|date= December 2012 |title=Swantara |work=Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) |url=http://www.lemhannas.go.id/images/Publikasi_Humas/Swantara/Swantara_03_Desember_2012.pdf |access-date=22 June 2020 |language = id}}</ref> Wawasan kebangsaan inilah yang selanjutnya menjadi cara pandang atau visi bangsa terhadap cita-citatujuan dan cita-cita nasionalnya.<ref name="Liputan-6-WN">{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/news/read/3872870/tujuan-wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik-indonesia-fungsi-dan-dasar-pemikirannya?related=dable|title=Tujuan Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia, Fungsi dan Dasar Pemikirannya|date=17 January 2019|work=Liputan 6|language=id|access-date=21 August 2019}}</ref>
 
Wawasan nusantara dimaksudkan untuk diadopsi sebagai sikap [[geopolitik]] Indonesia,<ref name="Liputan-6-WN"/> atau pengaruh [[Geografi|geografisgeografi]]s nusantara terhadap politik regional dan [[hubungan internasional]], dipandang dari sudut pandang Indonesia yang mengadvokasi kepentingan nasional [[Indonesia|Republik Indonesia]]. Wawasan sikap geopolitik ''[[nusantara]]'' yang sering digunakan oleh [[pemerintah Indonesia]] untuk memperjuangkan integritas [[Laut|maritim]] nasional dalam beberapa masalah sengketa wilayah dengan negara tetangga.
 
Sejak pertengahan [[1980]]-an konsep wawasan nusantara telah dimasukkan dalam [[Kurikulum|kurikulum pendidikan Indonesia]] dan diajarkan dalam pendidikan geografi di [[Sekolah menengah pertama|sekolah menengah]]. Mata pelajaran wawasan nusantara juga diajarkan dalam ''[[Militer|kewiraan]]'' atau pendidikan kewarganegaraan dan kewarganegaraan di [[universitas]] untuk mendidik tentang [[kewarganegaraan]], [[nasionalisme]] dan sudut pandang geopolitik Indonesia.<ref name="Pasaribu">{{Cite web| title = BAB 7 Wawasan Nusantara | first= Rowland B. F. | last = Pasaribu | url = http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/36620/bab-07-wawasan-nusantara.pdf | work = Universitas Gunadarma |access-date = 22 June 2020 |language = id}}</ref>
 
Pada tahun [[2019]], kurikulum geografi sudah diajarkan hingga [[sekolah dasar]], yang dimana wawasan nusantara dijelaskan dengan penekanan pada proses [[Mitigasi bencana|mitigasi]], manajemen, dan respon bencana sebagai bagian dari ketahanan nasional. Hal ini sesuai dengan kondisi geografi dan [[geologi]] [[Indonesia]] sebagai [[negara kepulauan]] yang terletak tepat di atas [[Cincin Api Pasifik|cincin api]], yang rawan terhadap [[bencana alam]].<ref>{{Cite web| url = https://www.ugm.ac.id/id/berita/17561-komunitas.geografi.usulkan.mata.pelajaran.geografi.diajarkan.di.tingkat.dasar.dan.menengah | title = Komunitas Geografi Usulkan Mata Pelajaran Geografi Diajarkan di Tingkat Dasar dan Menengah | author = Ika | work = Universitas Gadjah Mada |date = 10 January 2019 |access-date = 22 June 2020 |language = id}}</ref>
Baris 12:
Dalam [[bahasa Indonesia]], wawasan berarti penglihatan, pandangan atau konsep, sedangkan ''[[Nusantara]]'' secara umum merujuk pada [[Indonesia|kepulauan Indonesia]].<ref>{{Citation| last1 = Echols | first1 = John M. | last2 = Shadily | first2 = Hassan | title = Kamus Indonesia Inggris (An Indonesian-English Dictionary) | place = Jakarta | publisher = Gramedia | year = 1989|edition=1st| isbn = 979-403-756-7}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Nusantara|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2018-07-20}}</ref>
 
Wawasan nusantara adalah sudut pandang [[Fundamentalisme|fundamental]] dari [[geopolitik]] [[Indonesia]]. Secara [[Terjemahan harfiah|harfiah]], wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara [[Kontekstualisme|kontekstual]] istilah ini lebih tepat diterjemahkan sebagai visi nusantara Indonesia. Wawasan nusantara merupakan cara bagi Indonesia untuk melihat dirinya (secara [[Geografi|geografisgeografi]]s) sebagai satu kesatuan dari aspek [[ideologi]], [[politik]], [[ekonomi]], [[Sosialisme|sosial budaya]], [[keamanan]], dan [[Pertahanan negara|pertahanan]].<ref name="JPWN">{{Cite news|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/01/29/wawasan-nusantara-vs-unclos.html|title='Wawasan nusantara' vs UNCLOS|last=Situmorang|first=Frederick|date=29 January 2013|work=Jakarta Post|access-date=30 September 2015|location=Jakarta}}</ref>
 
Wawasan Nusantara adalah wawasan nusantara dari [[geopolitik]] [[Indonesia]]. Ini adalah cara pandang [[Orang Indonesia|bangsa Indonesia]] terhadap dirinya sendiri, tanah airnya, dan nilai-nilai strategis di sekitarnya. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, dengan tetap menghormati setiap aspek ''[[Multikulturalisme|kebhinekaan]]'' daerah untuk mencapai tujuan nasional.<ref name="kompas-wn">{{Cite news| author=Arum Sutrisni Putri | date= 15 June 2020 | title = Asal Kata Wawasan Nusantara dan Arti Bagi Bangsa Indonesia|url = https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/15/173000969/asal-kata-wawasan-nusantara-dan-arti-bagi-bangsa-indonesia?page=all | work = Kompas.com |language=id}}</ref>
 
Konsep tersebut berupaya mengatasi tantangan [[Geografi|geografisgeografi]]s yang melekat pada [[Indonesia]]; negara yang terdiri dari [[Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi|ribuan pulau]] serta ribuan latar belakang sosial budaya masyarakatnya. Berhadapan dengan negara yang berkeinginan dan memperjuangkan persatuan nasional, [[perairan]] antar pulau harus dianggap sebagai penghubung bukan pemisah.<ref name="JPWN"/>
 
Selanjutnya wawasan nusantara berkaitan dengan landasan [[Ideologi|ideologisideologi]]s dan [[konstitusional]], yaitu sebagai cara pandang dan sikap masyarakat Indonesia terhadap diri dan letak [[Geografi|geografisnyageografi]]snya, sesuai dengan ideologi nasional ''[[pancasila]]'' dan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]].<ref name="geopolitik">{{Cite book|last=Suradinata | first=Ermaya | year = 2005 | title = Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI|location = Jakarta | publisher = Suara Bebas|pages=12–14|language=id}}</ref> Dalam pelaksanaannya, wawasan nusantara mengutamakan persatuan daerah dengan tetap menjunjung tinggi ''kebhinekaan'' untuk mencapai kerukunan sosial, kesejahteraan bersama, kemajuan, dan tujuan nasional lainnya.<ref name="geopolitik"/>
 
Dua negarawan Indonesia dipuji atas pengembangan konsep geopolitik Indonesia ini; mereka adalah [[Djoeanda Kartawidjaja]], dikreditkan untuk [[Deklarasi Djuanda|Deklarasi Djuanda 1957]] dan [[Mochtar Kusumaatmadja]], mantan [[Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia|menteri luar negeri Indonesia]] ([[1978]]-[[1988]]) yang memperjuangkan wawasan nusantara agar diterima secara internasional.<ref>{{Cite web|last=Hanggoro|first=Hendaru Tri |title=Perintis Gagasan Wawasan Nusantara |website=Historia |url=https://historia.id/politik/articles/perintis-gagasan-wawasan-nusantara-PzKe6|language=id |access-date= 22 June 2020 }}</ref>
Baris 31:
[[Orang Indonesia|Bangsa Indonesia]] berbagi pengalaman sejarah tentang perpecahan daerah, yang harus dihindari demi kelangsungan hidup bangsa. Hal ini karena kemerdekaan nasional telah dicapai melalui semangat persatuan di antara bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, semangat ini harus terus dipupuk dan dipertahankan demi persatuan bangsa untuk menjaga dan melindungi keutuhan wilayah ''[[Indonesia|NKRI]]''.<ref name="latar belakang"/>
 
Setelah kemerdekaan, [[Indonesia]] menemukan dirinya sebagai penjaga jalur pelayaran utama dunia yang menghubungkan [[Samudra Pasifik]] dengan [[Samudra Hindia]], menghubungkan [[Asia Timur]] dengan [[Timur Tengah]] dan [[Australia]]. Jalur utama tersebut adalah [[Selat Malaka]], [[Selat Karimata]], [[Selat Sunda]], [[Selat Makassar]], [[Selat Lombok]], dan [[Selat Ombai]]. Berada pada jalur perhubungan jalur perdagangan maritim global, membuat [[Perairan|perairan Indonesia]] rawan terlibat dalam perebutan kekuatan global antar kekuatan ''[[Laut|maritim]]'' global. Dengan demikian, memastikan keamanan perairan [[Teritori|teritorialnyateritori]]alnya merupakan prioritas nasional.
 
Pada tanggal [[13 Desember]] [[1957]], [[Pemerintah Indonesia]] mengumumkan [[Deklarasi Djuanda]] tentang wilayah perairan [[Indonesia|Republik Indonesia]]. Dalam deklarasi ini, batas laut tidak lagi didasarkan pada garis [[Pasang laut|pasang surut]], tetapi pada garis pangkal lurus yang diukur dari garis batas yang menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]].<ref name="JP-Archipelago">{{Cite news| title = The archipelagic-state concept a quid pro quo | author1= Damos Dumoli Agusman | author2= Gulardi Nurbintoro | url = https://www.thejakartapost.com/academia/2019/12/14/the-archipelagic-state-concept-a-quid-pro-quo.html | newspaper =The Jakarta Post |date = 14 December 2019 |access-date = 22 June 2020}}</ref> Hal ini menghapus [[perairan internasional]] antara [[Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi|pulau-pulau Indonesia]], sehingga meningkatkan klaim wilayah perairan.
 
Penetapan wilayah perairan ditingkatkan dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut yang Indonesia klaim. [[Zona Ekonomi Eksklusif|Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)]] sebagai rezim [[Hukum internasional|Hukum Internasional]], di mana batas-batas kepulauan 200 mil diukur dari garis pangkal perairan teritorial [[Indonesia]]. Dengan [[Deklarasi Djuanda]], maka secara hukum dan formal Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh dari daratan dan lautan.
 
=== Sosial budaya ===
Baris 42:
 
=== Aspek Teritorial Nusantara ===
Faktor [[Geografi|geografisgeografi]]s, pengaruh dan pengaruhnya merupakan fenomena yang perlu dicermati, karena [[Indonesia]] kaya akan berbagai [[sumber daya alam]] serta keanekaragaman suku bangsanya.<ref name="latar belakang"/>
 
=== Filosofi pancasila ===
Baris 58:
# Wawasan nusantara sebagai perspektif pembangunan; ruang lingkup [[Politik|kesatuan politik]], kesatuan ekonomi, kesatuan sosial ekonomi, [[Sosialisme|kesatuan sosial politik]], serta kesatuan pertahanan dan keamanan.
# Wawasan nusantara sebagai visi pertahanan dan keamanan negara; sebagai pandangan [[geopolitik]] [[Indonesia]] dalam ruang lingkup tanah airnya sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayahnya.<ref name="status"/>
# Wawasan nusantara sebagai visi teritorial; yang secara jelas mendefinisikan batas-batas [[Indonesia|negara Indonesia]], untuk menghindari perselisihan dengan negara tetangga.
 
Batas dan tantangan Indonesia adalah:
Baris 68:
# Penarikan batas laut tidak lagi berdasarkan garis [[Pasang laut|pasang surut]], tetapi pada suatu garis pangkal lurus yang diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=DEKLARASI DJUANDA|url=https://business-law.binus.ac.id/2019/06/28/deklarasi-djuanda/|website=Business Law|access-date=2022-11-05}}</ref>
# Penetapan [[Perairan|wilayah perairan]] ditingkatkan dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
# [[Zona Ekonomi Eksklusif|Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)]]<ref>{{Cite web|last=RI|first=Setjen DPR|title=J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat|url=https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/781|website=www.dpr.go.id|language=id|access-date=2022-11-05|archive-date=2022-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20221105093013/https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/781|dead-url=yes}}</ref> sebagai rezim [[hukum internasional]], dimana batas kepulauan 200 mil diukur dari garis pangkal [[perairan]] teritorial [[Indonesia]]. Dengan [[Deklarasi Djuanda]], maka secara legal dan formal Indonesia menjadi satu kesatuan dan tidak terpecah-pecah lagi.
 
== Objektif ==
Baris 115:
 
== Pranala luar ==
 
[[Kategori:Pendidikan|Wawasan Nusantara]]
[[Kategori:Nusantara]]