Yazid bin Abdul Qadir Jawas

penceramah Islam Salafiyah dan mubaligh Indonesia
Revisi sejak 30 Oktober 2023 04.09 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Asy'ariyah itu mazhab teologis...)

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Lc. (lahir 1963) adalah seorang penulis, penceramah, ustaz, dan mubalig Sunni asal Indonesia. Di Indonesia, ceramah-ceramah Yazid sering dikaitkan dengan gerakan ultra-konservatif Salafiyah.[1] Ia juga dikenal karena menulis banyak buku-buku keagamaan Islam dalam bahasa Indonesia.[2] Ceramah-ceramahnya yang dinilai kontroversial membuat Yazid seringkali mendapat kritik dari sejumlah Muslim Indonesia.[3]

Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Yazid bin Abdul Qadir Jawas di Lampung, 2020
Nama lainYazid Jawas, Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Informasi pribadi
Lahir
Yazid

1963 (1963)
AgamaIslam
DenominasiSunni
GerakanSalafiyah
AlmamaterUniversitas Islam Imam Muhammad bin Saud[1]
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab
Dikenal sebagaiPembina Radio Rodja dan Pondok Pesantren Minhajus Sunnah Bogor
Pekerjaan
Pemimpin Muslim

Kehidupan awal

Kehidupan pribadi Yazid sangat sedikit yang dapat diketahui, namun Yazid diketahui pernah berguru kepada Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, seorang ulama Sunni dari Makkah.[4] Yazid juga dikabarkan menguasai kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar yang pada saat itu diklaim, hanya sedikit orang yang mampu menguasai kitab tersebut.[5][6]

Aktivitas

Yazid saat ini membina sebuah pondok pesantren di bilangan Dramaga, Bogor, yaitu pondok pesantren Minhajus Sunnah.[7] Selain sibuk dengan aktivitas mengajar para santri di pondok, dia juga aktif menjadi narasumber di Radio Rodja dan mengisi pengajian rutin dan tabligh akbar di berbagai kota di Indonesia.[8] Yazid juga banyak menulis buku-buku keagamaan Islam dalam bahasa Indonesia.[9]

Kritik

Yazid dituduh oleh sebagian Muslim Indonesia sebagai penganut aliran Islam puritan dan sering dirujuk sebagai Wahhabisme. Pengkritik Yazid cenderung menyebutnya sebagai penganut aliran Islam puritan, keras, dan sangat ketat.[10][11] Hal itu mungkin karena Yazid menentang sikap taklid yang menurutnya telah banyak merusak umat Islam Indonesia. Meskipun begitu, sekelompok Muslim juga memuji Yazid dan menyebutnya sebagai seseorang yang cerdas dan berilmu tinggi.[12]

Salah satu bukunya, Mulia dengan Manhaj Salaf, sempat memicu kontroversi di Indonesia. Pendiri Front Pembela Islam dan penceramah Islamis Indonesia, Rizieq Shihab mengkritik buku ini dengan mengatakan,[13][14]

Saya prihatin dengan kehadiran buku ini. Jika kita membuka bab ketigabelas yang merupakan bab terakhir, di sini penulis menyebutkan beberapa firqah (aliran) yang dianggap sesat (dianggap kafir) dan menyesatkan, seperti pada daftar nomor delapan disebutkan Asy'ariyah, daftar nomor sembilan termasuk Maturidiyah. Nomor empat belas atau tiga belas meliputi sufisme, nomor empat belas mencakup Jamaah Tabligh, nomor lima belas mencakup Ikhwanul Muslimin, nomor tujuh belas mencakup Hizbut Tahrir [lagi], dan pada daftar nomor dua puluh tujuh memasukkan Jaringan Islam Liberal (JIL).

Maka Asy'ari dan Maturidi yang mewakili Ahlus Sunnah wal Jamaah, termasuk dalam kelompok tersebut bersama JIL sesat yang nyatanya menyesatkan. Bahkan dengan santainya dia mengatakan bahwa Tabligh dan Ikhwanul Muslimin juga sesat. Bukankah ini pernyataan yang memecah-belah?

Jika penulis ingin menyebarkan ideologinya masing-masing, itu terserah dia. Jika dia yakin Aqidahnya adalah Aqidah yang benar, itu urusannya. Kalau dia merasa pendapatnya adalah pendapat yang paling benar, itu juga urusannya sendiri. Tapi kalau dia mengklaim kelompok Muslim lain kafir, dia tidak punya hak.

Buku seperti itu memecah belah orang. Kalau penulis merasa doktrin Wahhabisme-nya paling benar dan dia paling suci, itu haknya. Ia menyebut dirinya pengikut Salafi atau di Indonesia dikenal dengan istilah Wahhabi. Kalau menurutnya dialah yang maha suci, itu haknya. Kalau menurutnya dia yang paling lurus, itu juga haknya. Namun dia tidak berhak menyebut kelompok sesama Muslim lainnya sesat, pagan atau kafir.

Apalagi umat Islam penganut Asy'ari dan Maturidi sudah ada lebih dari 1000 tahun sebagai wakil Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sedangkan Wahhabisme baru lahir kemarin (baru), namun [dia] masih ingin menyebut Asy'ariyah sebagai orang-orang kafir. Sesungguhnya selama lebih dari 1000 tahun ini siapakah yang sebenarnya disebut sebagai Ahlus Sunnah (yang sesungguhnya)? Selama 1000 tahun Asy'ari dan Maturidi disebut Ahlus Sunnah. Wahhabisme tidak ada dalam daftar. Kelompok ini baru muncul baru-baru ini, namun mereka ingin menilai sekte Muslim lain yang tidak setuju dengan kelompok tersebut sebagai Muslim yang sesat.

Rizieq Shihab juga menyatakan bahwa Indonesia, Malaysia, dan Brunei, sebagai negara yang mayoritas penduduknya berakidah Asy'ari juga harus memiliki undang-undang yang melarang penyebaran paham Wahhabisme.[15]

Karya

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Yazid bin Abdul Qadir Jawas - Dalam Mendakwahkan Sunnah". Uloom Indonesia. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  2. ^ Hamka (2021-05-31). "Ini Sosok Ustaz Yazid Jawas, Ternyata Bukan Sembarang Ustaz!". FAJAR. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  3. ^ Salam, Fahri. "Jaringan Dakwah Salafi/Wahabi di Bogor". tirto.id. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  4. ^ "Biografi Ustad Yazid Bin Abdul Qodir Jawas". Foto Dakwah. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  5. ^ "Siapa Sebenarnya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas?". Diakses tanggal 2022-08-16. 
  6. ^ "Biografi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas - BIOGRAFI TOKOH TERNAMA". Biografi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas - BIOGRAFI TOKOH TERNAMA. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  7. ^ Profil PP Minhajus Sunnah, Direktori Sekolah Islam Diarsipkan 2016-02-25 di Wayback Machine.
  8. ^ "Radio Rodja: Kontestasi Ideologi Salafi di Ranah Siaran". journal.uinjkt.ac.id. Diakses tanggal 2023-06-24. 
  9. ^ Safi'i, Mochamad Nur (2020-08-18). "Konsep tauhid salafi dalam Buku Mulia dengan manhaj salaf karya Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz: analisis Hermeneutika Hans-Georg Gadamer" (dalam bahasa Inggris). UIN Sunan Ampel Surabaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-09. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  10. ^ Populis. "Ustaz Yazid Yang Mengharamkan Bedug, Ternyata Orang Wahabi?". Populis. Diakses tanggal 2022-09-23. 
  11. ^ Kompasiana.com (2014-06-27). "Tablig Akbar Yazid Jawas di Samarinda Dihadang Gerakan Nasional Anti Kekerasan & Intoleransi-Generasi-". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2022-09-23. 
  12. ^ Alifah, Nurul Faizatul (2019). "Penafsiran Kelompok Salafi terhadap Ayat-Ayat Tauhid (Studi Tokoh Yazid bin Abdul Qadir Jawas Syarh 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah)" (dalam bahasa Inggris). IAIN Kudus. 
  13. ^ Bantahan Habib Rizieq Shihab Terhadap Ustadz Yazid Jawas Part 1 (video). Diakses tanggal 6 September 2014. 
  14. ^ Bantahan Habib Rizieq Shihab Terhadap Ustadz Yazid Jawas Part 2 (video). Diakses tanggal 6 September 2014. 
  15. ^ "Habib Rizieq Syihab Larang Wahabi di Indonesia". Islam Times. 12 December 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 December 2013. Diakses tanggal 10 September 2014. 

Pranala luar