Zaman Klasik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
[[Kebudayaan]] bangsa Yunani Kuno serta beberapa unsur kebudayaan masyarakat [[Timur Dekat Kuno]] mendasari tolok-tolok ukur kesempurnaan seni rupa,<ref>{{Interlanguage link multi|Helga von Heintze|de|vertical-align=sup}}: Römische Kunst (''Roman art''). In: [[Walter-Herwig Schuchhardt]] (1960): Bildende Kunst I (Archäologie) (''Visual arts&nbsp;I – archaeology''). {{Interlanguage link multi|Das Fischer Lexikon|de|vertical-align=sup}}. [[S. Fischer Verlag]]. Hlm. 192. "Bestimmend blieb (...) der italisch-römische Geist, der sich der entlehnten Formen nur bediente. (...) Ohne [die] Begegnung [mit der griechischen Formenwelt, author's note] hätte der italisch-römische Geist sich wohl kaum in künstlerischen Schöpfungen ausdrücken können und wäre nicht über die Ansätze, die wir in den ''Kanopen von Chiusi'' (...), der ''kapitolinischen Wölfin'' (...), dem ''Krieger von Capestrano'' (...) erhalten haben, hinausgekommen. Auch die gleichermaßen realistische wie unkünstlerische Auffassung der ''Porträts'' im 2. und 1. J[ahr]h[undert] v[or] Chr[istus] konnte sich nur unter dem Einfluß griechischer Formen ändern." (''"Faktor penentunya tetap saja semangat Romawi-Italik, yang hanya memanfaatkan bentuk-bentuk pinjaman. (...) Tanpa perjumpaan dengan [khazanah bentuk-bentuk Yunani], semangat Romawi-Italik mustahil mampu mengungkapkan dirinya melalui karya-karya seni rupa, dan mustahil melangkah lebih jauh dari bentuk-bentuk tahap awal yang terlestarikan dalam tempayan-tempayan bertutup dari Chiusi, patung Serigala Kapitolina, dan arca Pejuang Capestrano. Demikian pula konsepsi dan produksi yang realistis dan inartistik dari potret-potret pada abad kedua dan abad pertama pra-Masehi hanya dapat mengalami perubahan berkat pengaruh bentuk-bentuk Yunani."'')</ref> filsafat, tata kemasyarakatan, dan pendidikan di Dunia Yunani-Romawi sampai dengan [[Kekaisaran Romawi|Zaman Kekaisaran Romawi]]. Bangsa Romawi melestarikan, meniru, dan [[sejarah juang militer Romawi|menyebarluaskan]] tolok-tolok ukur kesempurnaan ini ke seluruh Eropa sampai mereka mampu bersaing dengan kebudayaan Yunani, yakni ketika [[bahasa Latin]] sudah dipertuturkan secara luas, dan dunia klasik sudah menjadi buana dwibahasa, Yunani sekaligus Latin.<ref>[[Brockhaus Enzyklopädie|Der Große Brockhaus]]. Jld. 1.: A-Beo. Eberhard Brockhaus, Wiesbaden 1953, hlmn. 315. "Ihre dankbarsten und verständnisvollsten Schüler aber fand die hellenistische Kultur in den Römern; sie wurden Mäzene, Nachahmer und schließlich Konkurrenten, indem sie die eigene Sprache wetteifernd neben die griechische setzten: so wurde die antike Kultur zweisprachig, griechisch und lateinisch. Das System dieser griechisch-hellenistisch-römischen Kultur, das sich in der römischen Kaiserzeit abschließend gestaltete, enthielt, neben Elementen des Orients, die griechische Wissenschaft und Philosophie, Dichtung, Geschichtsschreibung, Rhetorik und bildende Kunst." (''"Orang-orang Romawi menjadi murid-murid kebudayaan helenistik yang sangat bersyukur dan penuh pengertian; mereka menjadi pengayom, peniru, dan akhirnya pesaing, ketika bahasa bangsa sendiri mereka entaskan menjadi saingan bahasa Yunani, sehingga kebudayaan kuno pun menjadi dwibahasa, Yunani dan Latin. Sistem kebudayaan Gerika-Latin yang mengejawantah secara definitif pada kurun waktu Kekaisaran Romawi ini berisi unsur-unsur dari Dunia Timur, antara lain ilmu pengetahuan, filsafat, puisi, historiografi, retorika, dan seni rupa Yunani."'')</ref><ref>[[Veit Valentin]]: Weltgeschichte – Völker, Männer, Ideen (''Sejarah dunia – bangsa-bangsa, tokoh-tokoh, gagasan-gagasan''). {{Interlanguage link multi|Allert de Lange|de|3=Allert de Lange Verlag|vertical-align=sup}}, Amsterdam 1939, hlm. 113. "Es ist ein merkwürdiges Schauspiel&nbsp;– dieser Kampf eines bewussten Römertums gegen die geriebene Gewandtheit des Hellenismus: der römische Geschmack wehrt sich und verbohrt sich trotzig in sich selbst, aber es fällt ihm nicht genug ein, er kann nicht über seine Grenzen weg; was die Griechen bieten, hat soviel Reiz und Bequemlichkeit. In der bildenden Kunst und in der Philosophie gab das Römertum zuerst den Kampf um seine Selbständigkeit auf&nbsp;– Bilden um des Bildes willen, Forschen und Grübeln, theoretische Wahrheitssuche und Spekulation lagen ihm durchaus nicht." (''"Usaha kesadaran Romawi yang ulet melawan kecerdasan Helenisme yang lihai merupakan suatu tontonan yang ganjil. Cita rasa Romawi menyiapkan resistensi, dengan keras kepala menggilai diri sendiri, tetapi tidak cukup tertanam di dalam benaknya, ia tak kuasa mengatasi batasan-batasannya; ada terlalu banyak pesona dan terlalu banyak kenyamanan dalam apa yang disuguhkan bangsa Yunani. Di bidang seni rupa dan filsafatlah Romanisme pertama-tama meninggalkan perjuangannya mencapai kemandirian&nbsp;– merupa semata-mata demi rupa itu sendiri, tafakur dan menyelidik, spekulasi teoretis, serta memburu kebenaran sama sekali bukanlah minatnya."'')</ref>
Asas kebudayaan Yunani-Romawi ini sangat besar pengaruhnya terhadap bahasa, politik, hukum, sistem pendidikan, [[filsafat]], ilmu pengetahuan, hal ihwal berperang, seni puisi, historiografi, etika, retorika, seni rupa, dan arsitektur Zaman Modern. Semenjak abad ke-14, perlahan tumbuhsuatu gerakan kebangunan kembali perlahan-lahan tumbuh di atas sisa-sisa warisan peninggalan Zaman Klasik, yakni gerakan yang kelak disebut [[Renaisans]] di Eropa. Gerakan ini kembali munculmencuat ketika terjadi kebangkitan [[Neoklasikisme|neoklasik]] pada abad ke-18 dan ke-19.
 
== Zaman Arkais (''ca.'' abad VIII – ''ca.'' abad VI SM) ==