Zaman Klasik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
'''Zaman Klasik''' adalah kurun waktu abad ke-8 Pra-Masehi sampai abad ke-6 Tarikh Masehi dalam sejarah peradaban kawasan [[Laut Tengah]],{{NoteTag|Keterangan yang lebih terperinci mengenai tarikh akhir yang digunakan oleh sejarawan dapat dibaca dalam artikel [[Abad Pertengahan#Terminologi dan periodisasi|Abad Pertengahan - Terminologi dan Periodisasi]].}} teristimewa [[Yunani Kuno]] dan [[Romawi Kuno]], peradaban dua serangkai yang lazim disebut [[Dunia Yunani-Romawi]]. Pada kurun waktu inilah peradaban Yunani-Romawi berkembang dan meluaskan pengaruhnya ke seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat.
Zaman Klasik sudah jamak dianggap bermula pada masa penulisan naskah tertua yang memuat syair-syair gubahan [[Homeros]] dalam [[bahasa Yunani Homeros|bahasa Yunani langgam wiracarita]] (abad ke-8 sampai abad ke-7 SM), masih berlangsung pada masa [[Umat Kristen Yahudi|naik maraknya agama Kristen]] dan [[keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|luruh runtuhnya Wilayah Barat Kekaisaran Romawi]] (abad ke-5 M), lantas berakhir ketika kebudayaan
[[Kebudayaan]] bangsa Yunani Kuno serta beberapa unsur kebudayaan masyarakat [[Timur Dekat Kuno]] mendasari tolok-tolok ukur kesempurnaan di bidang seni rupa,<ref>{{Interlanguage link multi|Helga von Heintze|de|vertical-align=sup}}: Römische Kunst (''Roman art''). In: [[Walter-Herwig Schuchhardt]] (1960): Bildende Kunst I (Archäologie) (''Visual arts I – archaeology''). {{Interlanguage link multi|Das Fischer Lexikon|de|vertical-align=sup}}. [[S. Fischer Verlag]]. Hlm. 192. "Bestimmend blieb (...) der italisch-römische Geist, der sich der entlehnten Formen nur bediente. (...) Ohne [die] Begegnung [mit der griechischen Formenwelt, author's note] hätte der italisch-römische Geist sich wohl kaum in künstlerischen Schöpfungen ausdrücken können und wäre nicht über die Ansätze, die wir in den ''Kanopen von Chiusi'' (...), der ''kapitolinischen Wölfin'' (...), dem ''Krieger von Capestrano'' (...) erhalten haben, hinausgekommen. Auch die gleichermaßen realistische wie unkünstlerische Auffassung der ''Porträts'' im 2. und 1. J[ahr]h[undert] v[or] Chr[istus] konnte sich nur unter dem Einfluß griechischer Formen ändern." (''"Faktor penentunya tetap saja semangat Romawi-Italik, yang hanya memanfaatkan bentuk-bentuk pinjaman. (...) Tanpa perjumpaan dengan [khazanah bentuk-bentuk Yunani], semangat Romawi-Italik mustahil mampu mengungkapkan dirinya melalui karya-karya seni rupa, dan mustahil melangkah lebih jauh dari bentuk-bentuk tahap awal yang terlestarikan dalam tempayan-tempayan bertutup dari Chiusi, patung Serigala Kapitolina, dan arca Pejuang Capestrano. Demikian pula konsepsi dan produksi yang realistis dan inartistik dari potret-potret pada abad kedua dan abad pertama pra-Masehi hanya dapat mengalami perubahan berkat pengaruh bentuk-bentuk Yunani."'')</ref> filsafat, tata kemasyarakatan, dan pendidikan
Asas kebudayaan Yunani-Romawi ini sangat besar pengaruhnya terhadap bahasa, politik, hukum, sistem pendidikan, [[filsafat]], ilmu pengetahuan, hal ihwal berperang, seni puisi, historiografi, etika, retorika, seni rupa, dan arsitektur Zaman Modern. Semenjak abad ke-14, suatu gerakan kebangunan kembali perlahan-lahan tumbuh di atas sisa-sisa warisan peninggalan Zaman Klasik, yakni gerakan yang kelak disebut [[Renaisans]] di Eropa. Gerakan ini kembali mencuat ketika gerakan-gerakan [[Neoklasikisme|neoklasik]] marak bermunculan pada abad ke-18 dan ke-19.
|