Zubir Said: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Faradiba Natsir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(36 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Melayu|Zubir|Said}}
{{Infobox musical artist
| name = Zubir Said
| image = ZubirSaid.png
| caption =
| image_size =
| birth_name = Zubir Said
| birth_date = 22 Juli 1907
| birth_place =[[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|tepi|link =Hindia Belanda|17px]] [[Kota Bukittinggi|Fort de Kock]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat|West-Sumatra]], [[IndonesiaHindia Belanda]])
| death_date = {{Death date and age|df=yes|1987|11|16|1907|7|22}}
| death_place = [[Singapura]]
| spouse = Jamaliah Isa<br />Tarminah Karjo Wikromo
| children = 4
| occupation = [[Komponis]]
| years_active = 1928–19871928–1964
| label = [[Universal Music Group]]
}}
'''Zubir Said''' ({{lahirmati|[[Fort de Kock]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]) |22|7|1907|[[Singapura]]|16|11|1987}}) adalah [[komponis]] Singapura pencipta lagu kebangsaan ''[[Majulah Singapura]]''. Datang dari keluarga [[Minangkabau]], ia belajar bermain musik secara [[otodidak]]. Ia menyusun sejumlah lagu untuk film-film Malaysia selama bekerja sebagai komposer musik film pada [[:ms:Cathay-Keris Film Productions|Cathay-Keris Film Productions]]. Ia dipercaya telah menulis sedikitnya 1.500 lagu, tetapi hanya sepersepuluh dari jumlah itu sekurangnyayang pernah direkam.
{{Nama Melayu|Zubir|Said}}
'''Zubir Said''' ({{lahirmati|[[Fort de Kock]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]) |22|7|1907|[[Singapura]]|16|11|1987}}) adalah komponis Singapura pencipta lagu kebangsaan ''[[Majulah Singapura]]''. Datang dari keluarga Minangkabau, ia belajar bermain musik secara otodidak. Ia menyusun sejumlah lagu untuk film-film Malaysia selama bekerja sebagai komposer musik film pada Cathay-Keris Film Productions. Ia dipercaya telah menulis sedikitnya 1.500 lagu, sepersepuluh dari jumlah itu sekurangnya pernah direkam.
 
Karya Zubir dipandang luas sebagai lagu Melayu sejati karena lagu-lagunya berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai Melayu. serta, bersamaBersama orang Minang sezamannnyasezamannya, ia membangkitkan semangat kebangsaan pada tahun 1950-an. Selain ''Majulah Singapura'', Zubir menggubah lagu patriotik ''[[Semoga Bahagia]]'' yang dijadikan lagu tema Hari Anak-Anak Singapura. Ia menerima sejumlah penghargaan sampai akhir hayatnya dan secara anumerta atas kontribusinya dalam bidang musik dan kebudayaan [[Melayu Singapura|Melayu di Singapura]].
 
== Kehidupan dan karier ==
=== Hindia Belanda ===
 
Zubir Said lahir pada 22 Juli 1907 di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] (sebelumnya dikenal sebagai [[Benteng Fort Dede Kock|Fort de Kock]]), wilayah [[Sumatera Barat]] sekarang. Ia adalah anak tertua dalam keluarga Minangkabau yang beranggotakanterdiri dari tiga anak laki-laki dan lima anak perempuan. Ibunya meninggal ketika ia masih berumur tujuh tahun.<ref name="Zubir 2012">[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 21.</ref> Ayahnya, Muhammad Said adalah tokoh adat yang teguh menjalankan ajaran agama.<ref name="Zubir 2012"/> Pekerjaan ayahnya sebagai kondektur di perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Hindia Belanda membuat Zubir bisa mengenyam pendidikan di sekolah bentukan Belanda.<ref name="Abu Bakar 1990">[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 12.</ref>
 
Sejak duduk di bangku sekolah dasarSD, ia telah memperlihatkan bakatnya bermain musik. Guru musik yang melihat bakat Zubir memperkenalkannya teknik solmisasi—gaya belajar musik dengan cara membaca notasi—dan membantunya membentuk grup musik untuk murid-murid berbakat. Seorang teman grupnya mengajari Zubir bagaimana membuat seruling dari bambu, dan mereka bersama-sama bermain musik dengan seruling bambu buatan mereka sendirimemainkannya.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 24, 26–27, & 252.</ref> Saat menginjak bangku sekolah menengah, Zubir bergabung dengan grup [[keroncong]]. Dari situ, ia belajar instrumen lainnya,lain yakniseperti gitar dan drum.<ref name="Abu Bakar 1990"/>
 
Setelah menyelesaikan 11 tahun pendidikan, keterbatasanKeterbatasan ekonomi keluarganya memaksa Zubir untuk bekerja pada usia 18 tahun. Dengan pendidikan seadanya, ia hanya memiliki peluang pekerjaan terbatas. Ia pertama kali bekerja di sebuah pabrik sebagai pembuat batu bata. Setelah itu, ia mengikuti tawaran seorang temannya untuk bekerja sebagai juru ketik.<ref name="Abu Bakar 1990"/><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 27.</ref> Zubir manfaatkan waktu luang bekerja untuk bermain musik. Ia bergabung dengan grup keroncong dan mendapat posisi sebagai pemain biola.<ref name="Abu Bakar 1990" /><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 29, 31, & 40.</ref> Pada usia 19 tahun, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya setelah bertemu seorang pegawai pemerintahan desa yang kagum akan bakatnya. Pegawai itu mendorong Zubir untuk mengejar impiannya. Setelah tak lagi bekerja, Zubir membentuk grup keroncong keliling. Bersama anggota grup, ia berjalan dari desa ke desa di Sumatra, mencari nafkah dengan tampil di pernikahan, pameran, dan agenda keramaian lain.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 29–30.</ref>
 
Saat bekerja sebagai juru ketik, Zubir mengisi sisa waktu untuk bermain musik. Ia bergabung dengan grup keroncong dan mendapat posisi sebagai pemain biola.<ref name="Abu Bakar 1990"/><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 29, 31, & 40.</ref> Pada usia 19 tahun, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya setelah bertemu seorang pegawai pemerintahan desa yang kagum akan bakatnya. Pegawai itu mendorong Zubir untuk mengikuti impiannya. Setelah tak lagi bekerja, Zubir membentuk grup keroncong keliling. Bersama anggota grupnya, ia berjalan dari desa ke desa di Sumatera, mencari nafkah dengan tampil di pernikahan, meramaikan pameran, dan dalam agenda keramaian lainnya.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 29–30.</ref>
 
=== Singapura ===
Baris 35 ⟶ 33:
[[Berkas:Victoria Theatre and Concert Hall 7, Jan 06.JPG|lurus|jmpl|ka|190px|Teater Victoria di [[Singapura]] yang merupakan tempat karya musik Zubir dipentaskan pertama kali untuk umum, termasuk ''Majulah Singapura'' pada 6 September 1958. Lagu ini kelak menjadi lagu kebangsaan Singapura.]]
 
Pada 1928, Zubir yang berumur 21 tahun meninggalkan SumateraSumatra menuju [[Singapura]]. Dari temannya, ia mendengar tentang Singapura sebagai tempat "lampu bergemerlapan, kopi susu, dan mentega"—barang mewah yang tak pernah didapatkan di SumateraSumatra.<ref name="Abu Bakar 1990"/> Ia pergi menumpang kapal kargo tanpa izin maupun restu ayahnya karena ayahnyasang ayah meyakini musik bertentangan dengan agama.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 43.</ref>
 
Di Singapura, ia bergabung dengan [[wayang bangsawan]] City Opera, kelompok opera yang para pemainnya berasal dari bangsa Melayu.<ref name="ReferenceA">[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 13.</ref><ref name="Low 2012">[[#CITEREFLow2012|Low (2012)]], hlm. 23.</ref> Selama bekerja di teater tersebut, ia belajar membaca dan menulis musik dalam notasi Barat dengan bermain piano. Zubir keluar pada tahun 1936, ketika ia direkrut oleh His Master's Voice (HMV), perusahaan rekaman milik Inggris, sebagai supervisor rekaman.<ref name="ReferenceA"/><ref name="Low 2012"/> Singapura adalah salah satu pusat industri rekaman HMV yang terpenting di Asia. Selain memproduksi rekaman, ia bekerja untuk memberikan panduan bagi penyanyi berbakat sehingga mengharuskannya berpergianbepergian ke berbagai daerah Indonesia dan Malaya.<ref name="ReferenceA"/><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 49.</ref> Di HMV, ia bertemu dengan seorang penyanyi keroncong [[Tarminah Kario Wikromo]], yang dinikahinya di Jawa pada 1938. Dengan ketekunannya, Zubir perlahan-lahan dikenal dalam industri musik. Namun, pekerjaannya di HMV berakhir seiring meletusnya [[Perang Dunia II]].<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 51 & 53.</ref>
 
Setelah menikah, Zubir membawa istrinya ke Bukittinggi pada 1941. ZubirPada bersamapertengahan beberapa1943, orangZubir pemainbersama musik[[Sjamsuddin danSjafei]] penyanyi sempatdkk membentuk kelompok pertunjukan [[Ratu Asia]] di [[Padang Panjang]]; mereka sibuk bekerja untuk menghibur tentara Jepang.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 53 & 55–56.</ref> Ia baru kembali lagi ke Singapura pada 1947 dan terus tinggal di sana hingga meninggal pada 1987. Mengawali periode kedua kehidupannya di Singapura, Zubir bekerja sebagai fotografer dan penulis selama dua tahun untuk surat kabar ''[[Utusan Malaysia|Utusan Melayu]]''.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 66 & 78.</ref>{{efn|Menurut putri ketiga Zubir Said Dr. Rohana Zubir, ayahnya melakukan perjalanan dari desa ke desa mengambil foto ukuran KTP bagi warga desa.<ref name="Lim, Serene 1990">[[#CITEREF|Lim, Serene (9 Maret 1990)]].</ref>}} Tujuannya bekerja di surat kabar agar ia punya kesempatan lebih banyak untuk bermain musik dan menuliskan lagu-lagu ciptaannya di surat kabar.
 
Pada 1949, ia diperkenalkanbersinggungan dengan industri film melalui pekerjaan sebagai komposer musik untuk film-film Melayu yang diproduksi oleh Shaw Brothers.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 78.</ref><ref name="ReferenceB">[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 14.</ref> ''Chinta'', salah satu film yang membawakan lagunya, menembus papan film laris.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 79</ref> Namun, Zubir mengakhiri pekerjaannya di Shaw Brothers dan memilih berbagung dengan Cathay Keris pada 1952. SeorangSaat temannya memperkenalkan Zubir dengan manajer Cathay Kerisitu, perusahan film yang ada di Singapura. Cathay Keris memulai produksi film Melayu dan membutuhkan seorang yang dapat menulis lagu latar belakang film. Selama 14 tahun berikutnya, Zubir melewati karier di Cathay Keris sebagai komposer musikskor film untuk film-film Malaysia, di antaranya ''Sumpah Pontianak'' (1958) dan ''Chuchu Datuk Merah'' (1963).<ref name="ReferenceB"/><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 79 & 81.</ref> Pada 1957, karya musiknya dipentaskan pertama kali untuk umum di Teater Victoria.<ref name="Lim, Serene 1990">[[#CITEREF|Lim, Serene (9 Maret 1990)]].</ref>
Setelah menikah, Zubir membawa istrinya ke Bukittinggi pada 1941. Zubir bersama beberapa orang pemain musik dan penyanyi sempat membentuk kelompok pertunjukan; mereka sibuk bekerja untuk menghibur tentara Jepang.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 53 & 55–56.</ref> Ia baru kembali ke Singapura pada 1947 dan terus tinggal di sana hingga meninggal pada 1987. Mengawali periode kedua kehidupannya di Singapura, Zubir bekerja sebagai fotografer dan penulis selama dua tahun untuk surat kabar ''[[Utusan Melayu]]''.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 66 & 78.</ref>{{efn|Menurut putri ketiga Zubir Said Dr. Rohana Zubir, ayahnya melakukan perjalanan dari desa ke desa mengambil foto ukuran KTP bagi warga desa.<ref name="Lim, Serene 1990">[[#CITEREF|Lim, Serene (9 Maret 1990)]].</ref>}} Tujuannya bekerja di surat kabar agar ia punya kesempatan lebih banyak untuk bermain musik dan menuliskan lagu-lagu ciptaannya di surat kabar.
 
Pada 1956, Zubir menggubah tiga komposisi lagu ke untuk dipertimbangkan sebagai lagu kebangsaan [[Federasi Malaya]] (Malaysia sekarang). Namun, lagu yang berbeda, yaitu "[[Negarakuku|Negaraku]]", yang didasarkan pada karya penulis lagu Prancis bernama Pierre-Jean de Béranger berjudul "La Rosalie", akhirnya terpilih oleh otoritas Malaya sebagai lagu. Pada 1957, karya musiknya dipentaskan pertama kali untuk umum di Teater Victoria.<ref name="Lim, Serene 1990">[[#CITEREF|Lim, Serene (9 Maret 1990)]].</ref>
Pada 1949, ia diperkenalkan dengan industri film melalui pekerjaan sebagai komposer musik untuk film-film Melayu yang diproduksi oleh Shaw Brothers.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 78.</ref><ref name="ReferenceB">[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 14.</ref> ''Chinta'', salah satu film yang membawakan lagunya, menembus papan film laris.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 79</ref> Namun, Zubir mengakhiri pekerjaannya di Shaw Brothers dan memilih berbagung dengan Cathay Keris pada 1952. Seorang temannya memperkenalkan Zubir dengan manajer Cathay Keris, perusahan film yang ada di Singapura. Cathay Keris memulai produksi film Melayu dan membutuhkan seorang yang dapat menulis lagu latar belakang film. Selama 14 tahun berikutnya, Zubir melewati karier di Cathay Keris sebagai komposer musik untuk film-film Malaysia, di antaranya ''Sumpah Pontianak'' (1958) dan ''Chuchu Datuk Merah'' (1963).<ref name="ReferenceB"/><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 79 & 81.</ref> Pada 1957, karya musiknya dipentaskan pertama kali untuk umum di Teater Victoria.<ref name="Lim, Serene 1990">[[#CITEREF|Lim, Serene (9 Maret 1990)]].</ref>
 
Zubir telah menciptakanjuga beberapa lagu, termasuk jalur suara untuk film yang dibuat oleh Cathay Keris. Salah satu lagu yang dibuat Zubir untukdi film ''Dang Anom'' (1962) memenangi penghargaan Festival Film Asia ke-9 di [[Seoul]], [[Korea Selatan]] pada 1962.<ref>[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 14–15.</ref> Zubir mengundurkan diri dari Cathay Keris pada 1964, menghabiskan sisa waktunya untuk mengajarkan musik kepada anak-anak muda di rumahnya, Joo Chiat Place dengan menggunakan teknik solmisasi.<ref name="ReferenceB" /><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 81.</ref>
 
== Kontribusi ==
 
Pada 1958, Zubir menggubah lagu dan musik ''Majulah Singapura'' sebagai lagu resmi untuk Dewan Kota Singapura, sebelum ia menjadi warga negara Singapura pada 19671958.<ref name="Low 2012"/><ref name="Lim, KK 1987">[[#CITEREF|Lim, KK (17 November 1987)]], hlm. 1.</ref><ref>[[#CITEREFChew1990|Chew, D (1990)]], hlm, 24.</ref> Dengan semangat patriotisme yang besar terhadap Singapura, ia menolak untuk menerima imbalan dari pemerintah atas gubahannya,<ref>[[#CITEREF|Lim, Serene (10 March 1990)]], hlm. 24.</ref> dan menyatakan bahwa menerima penghormatan telah cukup baginya.<ref name="ReferenceC">[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 16.</ref> Zubir menjadi warga negara Singapura pada 1967, dua tahun setelah [[Hari Kemerdekaan (Singapura)|negara itu merdeka]] dari Malaysia.
 
Zubir menghabiskan satu tahun menyelesaikan musik dan lirik ''Majulah Singapura''. Singapura, koloni Inggris, mendapat prediketstatus kota berdasarkan piagam kerajaan dari [[George VI dari Britania Raya|Raja George VI]] pada 1951. Pada tahun 1958, Ong Pang Boon, Wakil Wali Kota Dewan Kota Singapura, meminta Zubir menulis lagu berjudul "''Majulah Singapura"'', berdasarkan motto kota yang akan ditampilkan saat peresmian renovasi Teater Victoria. ''Majulah Singapura'' komposisi Zubir dimainkan pertama kali oleh Ensemble Kamar Dagang Singapura di Teater Victoria pada 6 September 1958. Zubir melewati satu tahun menyelesaikan musik dan lirik ''Majulah Singapura''. Ketika Singapura mulai menjalankan pemerintahan sendiri pada 1959, pemerintah merasakan perlunya lagu kebangsaan untuk mempersatukan perbedaan ras di Singapura. Lagu ''Majulah Singapura'' yang telah populer terpilihdipilih untuk diangkatditetapkan sebagai lagu kebangsaan. Setelah beberapa revisi, komposisi Zubir disetujui secara bulat oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada 11 November 1959,. dan pada 30 November 1959 peraturanUndang-undang mengenai lambang negara, bendera, dan lagu kebangsaan Singapura disahkan pada 30 November 1959.<ref>{{efn|Peraturan Lambang, Bendera, dan Lagu Kebangsaan Singapura 1959 (No. 70 Tahun 1959), sekarang Undang-undang Lambang, Bendera, dan Lagu Kebangsaan Singapura.</ref>}}
 
Menurut hukum, ''Majulah Singapura'' hanya boleh dinyanyikan dalam lirik Melayunya. ''Majulah Singapura'' dikumandangkan luas pada 3 Desember 1959,<ref>[[#CITEREFChew1990|Chew, D (1990)]], hlm, 26–27.</ref> menggantikan lagu koloni ''[[God Save the Queen]]''. Setelah kemerdekaan penuh Singapura atas Malaysia pada 9 Agustus 1965, ''Majulah Singapura'' secara resmi diadopsi sebagai lagu kebangsaan Republik Singapura. Pada 1984, dalam wawancara sejarah lisan, Zubir mengutip pepatah Melayu "[[wikiquote:id:Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung|di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung]]" ketika menyampaikan filosofinya dalam menciptakan lagu.<ref name=NS40>Kementerian Pertahanan Singapura. "1959 – Singapore's State Arms, Flags and National Anthem". 2007. Diarsipkan dari [https://40years.ns.sg/portal/ns/mindef_saf_history_1950s/1959_singapore_s_state_arms_flags_and_national_anthem/ versi asli] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071010042759/http://40years.ns.sg/portal/ns/mindef_saf_history_1950s/1959_singapore_s_state_arms_flags_and_national_anthem/ |date=2007-10-10 }} pada tanggal 26 Agustus 2007.</ref>
 
== Komponis ==
 
Beberapa komposer dan pengamat musik menilai karya Zubir sebagai lagu Melayu sejati karena musiknya banyak berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai Melayu,. terutamaIa bersama banyak orang Minang sertasezaman juga membangkitkan semangatkesadaran kebangsaan pada 1950-an. IaZubir adalahmenjadi guru para musisi mahsyurmasyhur Melayu, sepertitermasuk seniman dan penyanyi legendaris Malaysia, [[P. Ramlee]]. Sebelum penyakit kuning menderanya hingga ia meninggal, Zubir diketahui telah menggubah seditiknya 1.500 lagu.<ref>''[[#CITEREF|Universal Music to…]]'' (24 Agustus 2007), hlm. 86.</ref> Lagu-lagu tersebut belum seluruhnya dipublikasikandirekam karena ia terlalu serius mengajar seniman-seniman muda tentang seni musik daripada mengejar finansial dari karyanya. Sebagian komposisinya tak dapat ditelurusriditelusuri, karena ia tak menyimpan rekaman dari seluruh karyanya.<ref>[[#CITEREFAbu Bakar1990|Abu Bakar (1990)]], hlm. 15.</ref> Lagu-lagu ciptaan Zubir yang terkenal, terutama di Singapura, di antaranya, ''Sang Rembulan'', ''Sayang Disayang'', ''Cinta'', ''Selamat Berumpa Lagi'', ''Nasib Malang'', ''Setangkai'', dan ''Kembang Melati''.<ref name="Lim, KK 1987"/><ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 86 & 89.</ref>
 
Zubir tak hanya memberikan pelajaran musik, dan. senimanSeniman lain sering menemuinya untuk bertukar pikiran tentang musik dan meminta nasihat. Putri ketiga Zubir yang merupakan mantan dosen [[Universitas Nasional Malaysia]] Puan Sri Dr. Rohana Zubir ingat betulmengenang bagaimana rumah keluarganya di Singapura selalu dipenuhi dengan musik. Ia menjadi buah bibir karena semangat dan kepeduliannya untuk berbagi sehingga karya-karyanya bermanfaat bagi orang lain. Ia sering membantu keluarga kandungnya di SumateraSumatra dan "keluarga yang mengadopsinyaangkat" di Singapura dengan mengiriminyamengirimi mereka obat-obatan dan macam-macam bantuan. Padahal, ia bukanlah seorang yang kaya waktu itu.
 
Zubir mengaku bahwa ia tidak pernah tergiur dengan kekayaan. Bagi Zubir, uang bukanlah prioritas hidupnya meskipun uang adalah hal vital yang dibutuhkan oleh setiap keluarga. Ia yakin, ia bisa bertahan menghidupi keluarganya dengan mengajar dan menulis lagu saja. Prinsip utama yang ia pegang adalah jujur dalam bekerja, termasuksehingga ia mengutamakan orisinalitas dalam berkarya. Ia berhenti menulis lagu untuk Cathay-Keris Film Productions karena kecewa dengan keputusan manajemen yang memangkas biaya produksi dengan mendaur ulang musik latar belakang yang telah ada.
 
== Kematian dan penghargaan ==
[[Berkas:Malay Heritage Centre (Side).jpg|250px|jmpl|ka|[[Istana KampungKampong GelamGlam]], Taman Warisan Melayu, Singapura.]]
 
Zubir meninggalwafat dalam usia 80 tahun pada 16 November 1987 di Joo Chiat, Singapura, meninggalkan empat anak perempuan dan seorang anak laki-laki.<ref name="Lim, KK 1987"/> Pada tahun 1990, kehidupan Zubir dan semangatnya sebagai musisi didokumentasikan dalam sebuah buku berjudul ''Zubir Said: Lagu-lagunya''. Pada tahun 2004, patung Zubir yang terbuat dari perunggu senilai S$20.000 dipajang di [[Istana KampungKampong GelamGlam]], [[Taman Warisan Melayu]], [[Singapura]].
 
Zubir dianugerahkandianugerahi sejumlah penghargaan semasa hidupnya dan secara anumerta. Pemerintah Singapura menganugerahkannyamemberinya penghargaan "[[:en:Sijil Kemuliaan"|Sijil Kemuliaan]] pada 16 Maret 1963 atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan.<ref name="ReferenceD">[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 265.</ref><ref>''[[#CITEREF|Men Who…]]'' (17 Maret 1963), hlm. 8.</ref> Pada 17 Juli 1971, ia menerima Penghargaan Jasawan Seni dari delapan organisasi kebudayaan Melayu diperolehnya pada 17 Juli 1971 atas kiprahnya dalam kesenian Melayu di Singapura.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 265.<name="ReferenceD"/ref><ref>''[[#CITEREF|A Silver Tray…]]'' (19 Juli 1971), hlm. 8.</ref> IaPenghargaan memperolehlainnya, penghargaanyakni "Sangeetha Kalabooshan Award" dari Singapore Indian Film, Arts and& Dramatic Society pada 30 Maret 1974, "Sri Budiman Award" dari Sriwana pada 20 Desember 1980, dan ASEAN Cultural and Communication Award dari [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara|ASEAN]] pada 24 Agustus 1987.<ref name="ReferenceC"/><ref name="ReferenceE">[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 266.</ref> Penghargaan anumerta untuk Zubir yakni Lifetime Achievement Award dari Composers and Authors Society of Singapore berupa Lifetime Achievement Award disematkan untuknya pada 17 April 1995.<ref>[[#CITEREFZubir2012|Zubir (2012)]], hlm. 266.<name="ReferenceE"/ref>
 
Sebagai penghormatan untuk dirinya dalam dunia musik, Beasiswa Musik Zubir Said—yang awalnya dikelola oleh Yayasan Kebudayaan Singapura dan berikutnya oleh Dewan KeseinanKesenian Nasional—diluncurkan pada 1990. Untuk mengenang jasa-jasanya, jalan tempat beralamatnya Sekolah Seni disematkan dengan namanya pada tahun 2009. Jalan ini bersimpangan dengan Orchard Road yang menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Singapura.
 
== Lihat pula ==
 
* {{en}} [http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_815_2004-12-23.html Sejarah ''Majulah Singapura''], {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140219082112/http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_815_2004-12-23.html |date=19 Februari 2014}} di laman Perpustakaan Nasional Singapura.
 
== Catatan kaki ==
Baris 91 ⟶ 90:
* Abu Bakar, Mardiana (1990). “Zubir Said, The Man” dalam ''Zubir Said: His Songs''. Singapura: Published for Singapore Cultural Foundation by Times Books International.
* Low, ZB. (2012). “Biography of Zubir Said” dalam ''Majulah!: The Film Music of Zubir Said''. Singapura: National Museum of Singapore.
* Lim, Serene (9 Maret 1990). ''Zubir Said: The Man Behind the Music''. ''[[The Straits Times]]''. Diarsipkan dari [http://ourstory.asia1.com.sg/independence/ref/zubir1.html versi asli] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040813002046/http://ourstory.asia1.com.sg/independence/ref/zubir1.html |date=2004-08-13 }} oleh Headlines.
* ''Universal Music to Handle Zubir Said's Songs'' (24 Agustus 2007). ''[[The Straits Times]]''. Diarsipkan dari [http://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/Digitised/Article/straitstimes20070824-1.2.85.9.2.aspx versi asli] oleh NewspaperSG.
* Haron A. Rahman & Nuryati Duriat. ''The Quiet Man Who Makes Lasting Music'' (18 Oktober 1983). ''[[The Straits Times]]''. Diarsipkan dari [http://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/Digitised/Article/straitstimes19831018-1.2.170.6.1.aspx versi asli] oleh NewspaperSG.
Baris 108 ⟶ 107:
== Pranala luar ==
* {{IMDb name|1008031|Zubir Said}}
 
{{lifetime|1907|1987|Said, Zubir}}
{{artikel pilihan}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh diaspora Indonesia]]