Es krim
Es krim merupakan sebuah makanan beku yang dibuat dari produk susu seperti krim, lalu dicampur dengan perasa dan pemanis buatan ataupun alami. Es Krim didinginkan dengan diaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan es batu. Suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah yang dimasukkan ke dalam campuran es batu dan garam dapur. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es tersebut.[butuh rujukan]
Rincian | |
---|---|
Jenis | frozen dessert (en) , dessert with spoon (en) dan soft cow dairy product (en) |
Bahan utama | susu, krim, gula dan Perisa |
Meskipun istilah es krim sering digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku, tetapi sebenarnya digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku yang terdiri dari lemak susu. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, membatasi penggunaan istilah tersebut berdasarkan kuantitas dari bahan dasar makanan tersebut. Komposisinya terdiri dari susu beku di Tiongkok pada 4500 SM.[butuh rujukan]
Bahan
suntingEs krim modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini:[butuh rujukan]
- 10−16% lemak susu
- 9−12% milk solids-not-fat: komponen ini, juga dikenal dengan serum solids, mengandung protein (casein dan whey protein) dan karbohidrat (laktosa) ditemukan dalam susu
- 12−16% pemanis: biasanya kombinasi dari sukrosa dan/atau pemanis sirup corn berdasarkan-glukosa
- 0.2−0.5% stabilizer dan emulsifiers e.g., agar atau carrageenan diambili dari rumput laut
- 55%−64% air yang berasal dari susu padat atau bahan lainnya
Sejarah es krim di Indonesia
Populernya es krim di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya peternakan sapi di beberapa wilayah di Indonesia pada tahun 1942. Koran Bataviasche melaporkan industri susu setidaknya berasal dari 25 peternakan sapi di daerah Menteng. Mayoritas terpusat di daerah Mampang Prapatan. Peternakan itu dimiliki oleh masyarakat lokal, seperti peternakan Haji Achmad Tablih, Haji Otib, dan Haji Djaeni. Ada pula peternakan sapi perah De Melbron di wilayah Kuningan dan Muhammad Robloen di Karet Pendurenan. Pada masa ini juga berkembang peternakan di Wilayah Pengalengan dan Preanger seperti Lembang (Lembangsche Melk Centrale) dan Bandung (Bandoengsche Melk Centrale) menjadi tempat produksi susu yang bagus karena didukung dengan tipografi wilayahnya.[1]
Oleh karena banyaknya suplai susu ke Batavia, berbarengan dengan semakin disempurnakannya teknologi—terutama dalam hal pendinginan dan pembuatan es yang semakin baik untuk penggunaan komersial pada dekade keempat abad ke-20-dirasa punya andil dalam semakin maraknya toko roti (bakeri) hingga kafe khusus es krim di wilayah-wilayah Batavia. Belum lagi masuknya barang-barang rumah tangga Eropa, seperti margarin dan susu kental manis. Wilayah-wilayah utama di Weltevreden, seperti sekitar lapangan Banten, Gambir, Menteng, hingga ke wilayah Senen, pun menjadi tempat namainnya toko-toko ini.[butuh rujukan]
Pada tahun 1930 ada dua kakak beradik asal Italia yang pandai menjahit. Mereka pindah ke Hindia Belanda, tepatnya Batavia untuk bekerja di perusahaan tekstil. Namun, salah satu dari mereka, Luigi Ragusa, mengenal seorang pemilik peternakan susu di Batavia. Pada suatu malam tahun 1932, Koningsplein menyala terang. Pasar Gambir telah dimulai dengan keriaannya untuk merayakan ulang tahun Ratu Wihelmina dari kerjaan Belanda. Di dalamnya, terdapat pula ada jajanan dan makanan yang dipusatkan di tengah-tengah lapangan. Di acara tersebut juga dihidangkan esk rim dari Luigi bersaudara. Luigi tidak jadi mendirikan bisnis moden, namun membuka kafe es krim yang mereka beri nama Ragusa.[butuh rujukan]
Galeri
suntingLihat pula
suntingPranala luar
sunting- The Complete Guide To Ice Cream
- Ice Cream History and "who really invented the ice cream cone?" Diarsipkan 2012-04-10 di Wayback Machine.
- Great free downloadable guide to how to make ice cream from Quamut.com Diarsipkan 2005-07-24 di Wayback Machine.
- Cooking with Chemistry, Liquid Nitrogen Ice Cream Diarsipkan 2001-11-20 di Library of Congress Web Archives
- Frozen Custard the Milwaukee Secret. Diarsipkan 2005-11-05 di Wayback Machine.
Referensi
sunting- David, Elizabeth (1994). "Harvest of the Cold Months: the Social History of Ice and Ices". London: Penguin. ISBN 0-14-017641-1 .
Catatan kaki
sunting- ^ Soemantri, Kevindra (2021). Jakarta A Dining History. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 20. ISBN 9786020649108.