2 Timotius 4
2 Timotius 4 (disingkat 2Tim 4) adalah bagian terakhir dari Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus[3] dan ditujukan kepada Timotius.[4]
2 Timotius 4 | |
---|---|
Kitab | Surat 2 Timotius |
Kategori | Surat-surat Paulus |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 16 |
Teks
sunting- Surat aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua terlestarikan yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Ephraemi Rescriptus (~ 450 M; lengkap)
- Codex Freerianus (~450 M; terlestarikan: ayat 1, 8-10, 18-20)
- Codex Claromontanus (~550 M)
- Pasal ini dibagi atas 22 ayat.
- Berisi nasihat untuk memenuhi panggilan pelayanan, pesan-pesan terakhir dan salam.
Struktur
suntingPembagian isi pasal:
- 2 Timotius 4:1–8 = Penuhilah panggilan pelayananmu
- 2 Timotius 4:9–18 = Pesan terakhir
- 2 Timotius 4:19–22 = Salam
Ayat 3
sunting- Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.[5]
Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang tidak mau mengasihi ajaran sehat, namun ketika akhir zaman makin dekat, keadaan akan makin parah (bandingkan 2 Timotius 3:1–5; 1 Timotius 4:1). 1) "Orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat". Banyak orang akan mengaku dirinya Kristen, berkumpul di gereja, tampaknya menghormati Allah, tetapi tidak akan menerima iman rasuli Perjanjian Baru yang asli atau perintah Alkitab untuk memisahkan diri dari ketidakadilan (2 Timotius 3:5; bandingkan Roma 1:16). 2) "Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran" (2 Timotius 4:4). Penyampaian Firman Allah oleh hamba Allah tidak akan diterima oleh banyak orang dalam gereja. Mereka yang berpaling dari kebenaran akan menginginkan pemberitaan yang menuntut kurang dari Injil sejati (bandingkan 2 Timotius 2:18; 3:7–8; 1 Timotius 6:5; Titus 1:14). Mereka tidak akan menerima Firman Allah tentang pertobatan, dosa, hukuman, dan perlunya hidup kudus dan terpisah dari dunia (bandingkan 2 Timotius 3:15–17; Yeremia 5:31; Yehezkiel 33:32). 3) "Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinga". Mereka tidak akan mencari gembala menurut standar Firman Allah (bandingkan 2Tim 1:13–14; 1Tim 3:1–10), tetapi akan mencari orang yang sesuai dengan keinginan duniawi mereka. Mereka akan memilih pengkhotbah yang pandai berpidato, mampu menghibur, dan berita yang akan menyakinkan mereka bahwa mereka dapat tetap menjadi Kristen sementara hidup menurut tabiat dosa (bandingkan Rom 8:4–13; 2Pet 2:1–22). 4) Roh Kudus mengingatkan semua yang tetap setia kepada Allah dan tunduk kepada Firman-Nya untuk menantikan penganiayaan dan penderitaan karena kebenaran (2Tim 3:10–12; Mat 5:10–12). Selanjutnya, mereka harus memisahkan diri dari kelompok, gereja dan lembaga yang menyangkal kuasa Allah dalam keselamatan dan yang menyampaikan Injil yang berkompromi (Gal 1:9; 2Tim 3:5; 1Tim 4:1–2; 2 Petrus 2:1; Yudas 1:3; Wahyu 2:24). Orang percaya harus selalu setia kepada Injil Perjanjian Baru dan hamba Allah yang memberitakannya dengan benar. Setelah melakukan ini, orang percaya dapat yakin tentang persekutuan yang intim dengan Kristus (Wahyu 3:20–22) dan menerima kesegaran rohani dari Tuhan (Kis 3:19-20).[6]
Ayat 7
sunting- Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.[7]
- Terjemahan Lama: "Aku telah berusaha dengan bersungguh di dalam peperangan iman"
- Terjemahan dari versi Inggris NIV: "Aku telah berjuang dalam perjuangan yang baik".
Ketika meninjau kembali hidupnya bersama Allah, Paulus sadar bahwa ajalnya sudah dekat (2 Timotius 4:6) dan melukiskan hidup Kristennya dengan istilah berikut:
- 1) Paulus memandang hidup Kristen sebagai "suatu peperangan", bahkan satu-satunya perjuangan yang layak. Dia telah berperang melawan Iblis (Efesus 6:12), keburukan orang Yahudi dan kafir (2Tim 3:1–5; Rom 1:21–32; Gal 5:19–21), Yudaisme (Kis 14:19; 20:19; Gal 5:1–6), antinomisme dan kebejatan dalam gereja (2Tim 3:5; 2Tim 4:3; Rom 6:1–23; 1Kor 5:1; 6:9–10; 2Kor 12:20–21), guru-guru palsu (2Tim 4:3–5; Kis 20:28–31; Rom 16:17–18), pemutarbalikan Injil (Gal 1:6–12), keduniawian (Roma 12:2) dan dosa (Rom 6:1–23; Rom 8:13; 1Kor 9:24–27).
- 2) Dia juga telah menyelesaikan pertandingannya di tengah pencobaan dan godaan dan tetap setia kepada Tuhan dan Juruselamatnya selama hidup ini (bandingkan 2Tim 2:12; Ibr 10:23; 11:1–40; 12:1–2).
- 3) Paulus sudah memelihara iman pada masa-masa ujian yang berat, keputusasaan yang hebat dan banyak kesusahan baik ketika diserang oleh guru palsu maupun ditinggalkan oleh sahabat. Paulus tidak pernah mengurangi kebenaran asli Injil (2Tim 1:13–14; 2:2; 3:14–16; 1Tim 6:12).[6]
Ayat 8
sunting- Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. (TB)[8]
Karena Paulus tetap setia kepada Tuhannya dan Injil yang dipercayakan kepadanya, maka Roh Kudus bersaksi kepadanya bahwa persetujuan Allah dan "mahkota kebenaran" tersedia bagi dia di sorga. Di sorga Allah sudah menyiapkan pahala bagi semua orang yang setia pada kebenaran (bandingkan Matius 19:27–29; 2 Korintus 5:10).
Orang Kristen zaman Perjanjian Baru sangat merindukan kedatangan Tuhan untuk mengambil mereka dari bumi agar bersama dengan Dia selama-lamanya (lihat 1 Tesalonika 4:13–18; bandingkan Filipi 3:20–21; Titus 2:13). Suatu tanda khusus umat Allah ialah bahwa mereka tidak kerasan dalam dunia dan mengharapkan rumah sorgawi (Ibrani 11:13–16).[6]
Ayat 10
suntingAyat 19
sunting- Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus.[10]
Gereja Katolik memandang ayat ini sebagai implikasi bahwa Onesiforus telah meninggal dunia pada saat itu, sebagaimana tersirat dalam 2 Timotius 1:16-18, karena Paulus secara langsung menyapa Akwila dan Priskila serta tampaknya ia memberi salam kepada "keluarga Onesiforus" untuk menghibur keluarganya.[11]
Referensi
sunting- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
- ^ 2 Timotius 1:1
- ^ 2 Timotius 1:2
- ^ 2 Timotius 4:3
- ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ 2 Timotius 4:7
- ^ 2 Timotius 4:8 - Sabda.org
- ^ 2 Timotius 4:10 - Sabda.org
- ^ 2 Timotius 4:19
- ^ (Inggris) "Toner, Patrick. "Prayers for the Dead." The Catholic Encyclopedia. Vol. 4. New York: Robert Appleton Company, 1908. 27 Mar. 2013". Newadvent.org. Diakses tanggal 2013-09-03.
Lihat pula
suntingPranala luar
sunting
- (Indonesia) Teks 2 Timotius 4 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio 2 Timotius 4
- (Indonesia) Referensi silang 2 Timotius 4
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk 2 Timotius 4
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk 2 Timotius 4