K-5 (peluru kendali)

(Dialihkan dari AA-1)


Kaliningrad K-5

Rudal K-5M
Spesifikasi umum
Kode NATO AA-1 Alkali
Jenis Rudal udara ke udara
Negara Rusia Rusia
Mulai dipakai 1957
Spesifikasi teknis
Mesin -
Berat 83,2 kg
Panjang 2,83 m
Diameter 200 mm
Kecepatan 2.880 km/jam
Jangkauan 2-6 km
Hulu ledak 13 kg
Sistem pemandu cahaya atau radio
Platform peluncuran MiG-17PFU, MiG-19P, MiG-21F, Yak-25, Yak-28
?

Kaliningrad K-5 (kode NATO: AA-1 Alkali, dikenal juga dengan RS-1U atau produk ShM) adalah sebuah peluru kendali udara ke udara buatan Uni Soviet.

Sejarah

sunting

Pengembangan K-5 dimulai pada 1951. Uji coba penembakan pertama dilakukan pada tahun 1955. Rudal ini pertama kali diujicobakan pada pesawat pengintai Yakovlev Yak-25 dan pertama kali memasuki masa dinas dengan nama Grushin/Tomashevitch (bahasa Rusia: Грушин/Томашевич) RS-2U (dikenal juga dengan R-5MS atau K-5MS) pada 1957. Pada versi awal, rudal kendali ini sekelas dengan RP-2U (Izumrud-2) yang digunakan MiG-17PFU, MiG-19PM. Versi yang lebih maju, K-5M atau RS-2US memasuki masa dinas pada 1959. Republik Rakyat Tiongkok telah mengembangkan dengan versi buatan mereka sendiri dengan menggunakan desain yang sama dengan kode PL-1 ini digunakan oleh pesawat tempur J-6B.

Pada tahun 1967, K-5 digantikan oleh K-55 (R-55 dalam masa dinas) yang menggantikan sistem berpandu sorot cahaya dengan pelacak radar semi-aktif atau pemandu inframerah. K-55 digunakan sampai dengan 1977.

Penelitian dan pengembangan teknologi peluru kendali memerlukan upaya yang sangat canggih. Negara-negara yang terus melakukan pengembangan dalam hal ini sering kali mampu menghasilkan kemajuan signifikan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan ke berbagai sektor lainnya. Namun, ada juga alasan terkait dengan aspek keamanan. Pengembangan peluru kendali sering kali menjadi respons dari suatu negara terhadap ancaman yang dihadapinya. Ancaman tersebut dapat berasal dari negara lain, kelompok teroris, atau bahkan ancaman lain yang mengancam kedaulatan suatu negara. Meskipun pengembangan peluru kendali dapat memberikan keuntungan strategis bagi suatu negara, penggunaannya juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya ketegangan antarnegara dan meningkatnya risiko terjadinya konflik. Oleh karena itu, penggunaan peluru kendali harus dipertimbangkan secara matang, memperhatikan aspek-aspek etis dan hukum yang terkait.[1]

Lihat pula

sunting

Pengguna

sunting

Spesifikasi (RS-2US / K-5MS)

sunting
  • Length: 2500 mm (8 ft 2 in)
  • Wingspan: 654 mm (2 ft 2 in)
  • Diameter: 200 mm (7⅞ in)
  • Launch weight: 82.7 kg (183.3 lb)
  • Speed: 800 m/s (2,880 km/h, 1,790 mph)
  • Range: 2–6 km (1¼-3¾ mi)
  • Guidance: beam riding
  • Warhead: 13.0 kg (28.7 lb)

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Nurahman dan Pribadi, Arip dan Pandu. "Rudal Canggih dari Tiga Negara Superpower: JASSM, Kinzhal, dan DF-41" Periksa nilai |url= (bantuan). Bincang Sains dan Teknologi (BST). Vol. 2, No. 01, April 2023, pp. 21-29: 21–29.