ABRI Masuk Desa adalah sebuah program yang dilaksanakan oleh ABRI untuk mendukung pembangunan pada era Soeharto

Sejarah

sunting

Program AMD dicetuskan oleh Menhankam/Panglima ABRI Jenderal M Jusuf pada tahun 1980. Dalam sebuah kesempatan di Bandung, M Jusuf juga menegaskan bahwa AMD hendak menumbuhkan kesadaran bahwa kekuatan pokok ABRI bersumber dari rakyat. Program AMD ingin meyakinkan bahwa ABRI sanggup memberikan pengayoman sehingga rakyat merasa aman dan tenteram.[1]

Tujuan

sunting

AMD merupakan salah satu perwujudan dari Dwifungsi ABRI yang berperan ganda sebagai penggerak dan penstabil kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi rezim Orde Baru, penugasan ABRI di luar militer mempunyai tujuan untuk menyukseskan pembangunan nasional serta menjamin tercapainya sasaran program-program pembangunan yang termaktub dalam repelita-repelita. AMD pada saat itu menjangkau pelosok-pelosok desa dan daerah transmigran di beberapa wilayah di Indonesia.

Program ini terfokus pada pembangunan masyarakat pedesaan karena sebagian besar rakyat Indonesia tinggal di desa sehingga desa merupakan basis pertahanan rakyat dalam hal bela negara, begitu pula dengan desa-desa di daerah perbatasan. [2]

Pelaksanaan

sunting

Dalam pelaksanaan di lapangan, setiap komandan kesatuan dibekali dengan empat buku petunjuk AMD. Buku-buku tersebut mengatur pola dasar operasional AMD, pedoman AMD bidang bela negara, pedoman AMD bidang kesejahteraan rakyat dan pedoman AMD bidang kesadaran bernegara.

Para prajurit yang bertugas dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan, seperti cangkul, alat-alat pertukangan, dan alat kesehatan. AMD seakan menjadi penegas bahwa seorang prajurit tak melulu bertempur, memanggul senjata, menembakkan meriam, mengendarai tank, atau mengawaki pesawat tempur dan kapal perang.

Referensi

sunting
  1. ^ "ABRI Masuk Desa Masih Hidup". detiknews. Diakses tanggal 2024-06-19. 
  2. ^ "ABRI Masuk Desa Masih Hidup". detiknews. Diakses tanggal 2024-06-19.