Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger

satuan ketentaraan
(Dialihkan dari AU KNIL)

Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda (Bahasa Belanda: Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, disingkat ML-KNIL) merupakan sayap udara KNIL di Hindia Belanda antara tahun 1939-1950. AU KNIL sepenuhnya terpisah dari Angkatan Udara Belanda.

Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda
Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger
Aktif1915–1950
NegaraBelanda (Hindia Belanda)
CabangTentara Kerajaan Hindia Belanda
Tipe unitAngkatan udara
PeranPertempuran udara
PertempuranPerang Dunia II, Revolusi Nasional Indonesia
Insignia
Roundel tahun 1921-1939 dan 1948-1950
Roundel tahun 1939-1942
Roundel tahun 1942-1948

Kesatuan ini didirikan pada tahun 1915 sebagai "Dinas Terbang Uji" (Proefvliegafdeling-KNIL, PVA-KNIL). Pada tahun 1921, Dinas Terbang Uji menjadi "Dinas Penerbangan" (Luchtvaartafdeling-KNIL, LA-KNIL), sebelum akhirnya dinamai AU KNIL (ML-KNIL) pada tanggal 30 Maret 1939. Pada tahun 1950, setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, sarana dan prasarana peninggalannya beralih ke tangan TNI-AU.

Perang Dunia II

sunting
 
Marsma Conway Pulford memberi salam pada pilot AU KNIL di Singapura, Januari 1942.

Pada tanggal 1 Januari 1942, tentara Belanda bergabung dengan American-British-Dutch-Australian Command, namun pada awal serangan Jepang, AU KNIL tak dapat sepenuhnya bertempur. Dari pesawat yang telah dipesan, hanya sedikit yang dikirimkan, dan banyak yang sudah usang. Terdapat 5 grup, 3 pengebom, dan 2 penempur, setiap 3-4 skuadron. Seperenam grup depot menyediakan dukungan, transpor, dan pelatihan. Pesawat pengintai ditempatkan langsung di bawah KNIL untuk memberi dukungan ke angkatan darat. Meskipun telah melancarkan serangan sengit kepada Jepang, sejumlah pesawat bergerak ke Australia Utara untuk melanjutkan pertempuran.

Menyusul jatuhnya Hindia Belanda, 3 skuadron gabungan Australia-Belanda dibentuk. Yang paling pertama, Angkatan Udara Australia Skuadron No. 18 (Hindia Belanda), dibentuk pada bulan April 1942 sebagai skuadron pengebom sedang yang diperlengkapi dengan pesawat B-25 Mitchell. Skuadron gabungan Australia-Hindia Belanda, Angkatan Udara Australia Skuadron No. 119 (Hindia Belanda), juga pengebom medium. Skuadron No. 119 hanya aktif antara bulan September dan Desember 1943 ketika dibubarkan untuk membentuk Angkatan Udara Australia Skuadron No. 120 (Hindia Belanda) yang merupakan penempur. Skuadron No. 18 dan No. 20 melancarkan perlawanan terhadap Jepang dan Tentara Nasional Indonesia selama PD II dan Perang Kemerdekaan Indonesia sebelum dibubarkan pada tahun 1950.

Pesawat

sunting

1915-1918

sunting
  • Deperdussin-Léon de Brouckère Monoplane (tak pernah diterbangkan)
  • Farman F.22
  • Léon de Brouckère No.1 & No.2 (jenis pengintai dan pelatih, salinan Farman)
  • Glenn L. Martin Model TT
  • Glenn L. Martin Model TA
  • Glenn L. Martin Model TE
  • Glenn L. Martin Model R

1919-1935

sunting

1936-1950

sunting
 
Seorang insinyur Jawa menutup salah satu panel penembak di pesawat tempur Belanda Brewster Buffalo, Januari 1942.

Komandan

sunting

Pilot terkenal

sunting

Catatan: Daftar di atas hanya mencakup pilot yang telah diberi penghargaan. Banyak dokumentasi yang hilang selama PD II dan pendudukan Jepang sehingga hanya pilot terkenal saja yang dituliskan di sini.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Klemen, L (1999–2000). "Air Force Lieutenant-General Ludolph H. van Oyen". Dutch East Indies Campaign website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-01. Diakses tanggal 2011-05-29.