Abdul Rahman (politikus)
Drs. H. Abdul Rahman, S.H. (lahir 1 Maret 1967) adalah politikus Partai NasDem yang pernah menjabat Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan (Solsel) sejak 2020 hingga 2021. Sebelumnya, ia menjabat Wakil Bupati Solok Selatan, Sumatera Barat 2 periode yakni 2010–2015 dan 2016–2020, mendampingi bupati Muzni Zakaria.
Abdul Rahman | |
---|---|
Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan | |
Masa jabatan 30 Januari 2020 – 22 Maret 2021 | |
Presiden | Joko Widodo |
Gubernur | Irwan Prayitno |
Pengganti Doni Rahmat Samulo (Plh.) | |
Wakil Bupati Solok Selatan ke-2 | |
Masa jabatan 22 Maret 2016 – 30 Januari 2020 | |
Bupati | Muzni Zakaria |
Pendahulu tidak ada, jabatan kosong | |
Masa jabatan 20 Agustus 2010 – 20 Agustus 2015 | |
Bupati | Muzni Zakaria |
Pengganti tidak ada, jabatan kosong | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 1 Maret 1967 Bidar Alam, Sangir Jujuan, Solok Selatan, Sumatera Barat |
Partai politik | NasDem (sejak 2023) PAN (2003–2023) |
Suami/istri | Sriwahyu Zet |
Anak | 2 |
Orang tua |
|
Almamater | |
Sunting kotak info • L • B |
Menyikapi penetapan Bupati Solsel Muzni Zakaria sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Abdul Rahman menyatakan siap melakukan sumpah mubahalah dengan Muzni Zakaria. Hal itu ia sampaikan karena adanya isu yang mengatakan bahwa dirinya-lah yang melaporkan Bupati Solsel ke KPK.[1]
Latar belakang dan pendidikan
suntingAbdul Rahman dilahirkan di Jorong Tanjung Durian, Nagari Padang Limau Sundai (dahulu Nagari Bidar Alam), Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan pada 1 Maret 1967 dalam keluarga sederhana. Ayahnya bernama Ibnu Abbas bersuku Tigo Lareh dan Ibunya bernama Nurlela bersuku Kampai. Ia menempuh pendidikan di SD Negeri No. 1 Bidar Alam, Kec. Sangir (1974-1980), MTS Swasta Sangir (1980-1983), dan SMA Negeri Solok (1983-1986). Ia lalu menamatkan pendidikan tinggi S1 Jurusan Pendidikan Geografi di IKIP Padang dan meraih gelar Doktorandus (Drs., 1986-1990).[2][3] Ia lulus dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri 1991 dan berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Andalas hingga meraih gelar Sarjana Hukum pada 1996.[4]
Karier
suntingAbdul Rahman merantau ke Jakarta pada 1996 dan membantu pamannya berdagang. Ia memulai pekerjaan sebagai dosen hukum di Universitas Jayabaya sejak 2000 hingga 2004.[4] Pada Pemilu 2004, ia terjun ke politik dengan maju sebagai caleg dan terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Solok Selatan periode 2004-2009 dari Partai Amanat Nasional. Pada pemilu berikutnya ia kembali berhasil terpilih dan duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Solok Selatan periode 2009-2014. Setahun berikutnya dalam Pilkada Solok Selatan 2010, ia mendampingi Muzni Zakaria dan berhasil terpilih sebagai Wakil Bupati Solok Selatan periode 2010-2015.[3]
Pada pilbup berikutnya, ia kembali mendampingi bupati petahana dan berhasil kembali menjadi wakil bupati periode 2016-2021. Setelah Muzni Zakaria dicopot karena menjadi tersangka kasus korupsi, pada tahun 2020 ia menjabat Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan.[3]
Abdul Rahman menjabat Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Solok Selatan sejak 2005 hingga 2018. Ia lalu menjadi Wakil Ketua DPW PAN Sumatera Barat periode 2019-2024. Ia juga menjabat Ketua Kwarcab Pramuka 19 Solok Selatan sejak 2010. Ia juga menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan sejak 2013. Ia juga menjabat Ketua Badan Ekonomi Syariah Solok Selatan dan Ketua Forum Bela Negara Solok Selatan (2018-2022).[3]
Referensi
sunting- ^ "Merebak Isu Wabup Solsel yang Laporkan Muzni Zakaria, Abdul Rahman: Saya Bersedia Disumpah". www.harianhaluan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-19. Diakses tanggal 2019-07-19.
- ^ https://infopemilu2.kpu.go.id/file/dok/syarat_calon/SYARAT_CALON_CAKADA_3_0136340105_ABDUL_RAHMAN.pdf[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b c d https://infopemilu2.kpu.go.id/file/dok/syarat_calon/SYARAT_CALON_CAKADA_2_0136340105_ABDUL_RAHMAN.pdf[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b Ekasari, Gusnarti; Husnita, Liza; Aziz, Zul Kifli. "BIOGRAFI ABDUL RAHMAN: DARI DOSEN HINGGA POLITISI KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2000-2010". Padang: Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat.