Abu Musa Al-Asy'ari

(Dialihkan dari Abu Musa al-Asy’ari)

Abu Musa al-Asy'ari (bahasa Arab: أبو موسى الأشعري), yang bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari, adalah salah seorang sahabat Nabi Islam Muhammad. Abu Musa al-Asy'ari berasal Yaman, dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya Hijrah. Ia dan dua saudara tuanya Abu Burdah dan Abu Ruhm, beserta 50 orang kaumnya meninggalkan Yaman dan ikut beremigrasi ke Habasyah dengan menaiki dua kapal. Abu Musa dan kaum pengikutnya kemudian berhijrah ke Madinah dan menemui Muhammad setelah Pertempuran Khaibar pada tahun 628.

Infobox orangAbu Musa Al-Asy'ari

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran602 Edit nilai pada Wikidata
Zabid Edit nilai pada Wikidata
Kematian662 ↔ 672 Edit nilai pada Wikidata (62/63 tahun)
Kufah Edit nilai pada Wikidata
Governor of Kufa (en) Terjemahkan Kekhalifahan Rasyidin
655 – 657
← Said bin al-AshQarsa ibn Kab al-Ansarí (en) Terjemahkan →
Governor of Basra (en) Terjemahkan Kekhalifahan Rasyidin
639 – 650
← Al-Mughirah bin Syu'bahAbdullah bin Aamir → Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanteolog, Qari' Edit nilai pada Wikidata
MuridAnas bin Malik Edit nilai pada Wikidata
KonflikPertempuran Khaibar, Pembebasan Mekkah, Pertempuran Hunain dan Ekspedisi Tabuk Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakAbu Barda ibn Abu Musa Al-Ash'ari (en) Terjemahkan, Abu Bakr ibn Abu Musa Al-Ash'ari (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
KerabatAbu 'Amr al-Ach'ari (en) Terjemahkan (paternal uncle (en) Terjemahkan) Edit nilai pada Wikidata

Setelah terlibat dalam Fathu Makkah pada tahun 629, Abu Musa menjadi salah seorang pemimpin pasukan muslim dalam Pertempuran Authas pada tahun 630.[1] Dua tahun kemudian, Muhammad mengutus Abu Musa dan Mu'adz bin Jabal ke Yaman untuk menjadi pemimpin umat dan menyebarkan ajaran Islam di sana. Hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Abu Burdah, dari ayahnya, dari kakeknya, menyebutkan bahwa Muhammad berpesan kepada mereka sebelum mereka berangkat: "Hendaklah kalian mudahkan dan jangan persulit, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari, saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa".[2]

KEISTIMEWAAN ABU MUSA AL ASY'ARI RA

sunting

Berikut adalah diantara keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki Abu Musa Al Asy'ari:

  1. Dipercaya Amirul Mukminin Umar bin Khattab menjadi gubernur Basrah (irak). Dan ketika diangkat menjadi Gubernur Basrah, beliau berpidato dihadapan masyarakat basrah dengan pidato yang mengherankan, "Sesungguhnya Amirul mukminin Umar telah mengirimku kepada kalian agar aku mengajarkan kalian Kitab Ar Rabb dan Sunnah Nabi kalian, serta membersihkan jalan hidup kalian". Jadi beliau sebagai gubernur tidak hanya mengajarkan al Qur'an dan sunnah, yang memang di masa awal islam itulah tugas dari seorang pemimpin. namun, beliau juga bertekad untuk membersihkan jalan hidup rakyatnya, membantu kehidupan rakyatnya. benarlah yang dikatakan oleh Imam Hasan Al Basri, "tidak seorang pengendara pun yang datang ke Basrah yang lebih berjasa kepada penduduknya selain dia (Abu Musa al Asy'ari ra)[3]
  2. Mengislamkan lebih dari lima puluh orang laki-laki dari kaumnya di Yaman, dan membawanya kepada Rosulallah saw. di Madinah.
  3. DIpuji oleh Rosulallah saw termasuk kaum yang paling lembut hatinya. Rosulallah saw bersabda, "orang-orang asy'ari ini (abu musa dan kaumnya), bila mereka kekurangan makanan yang mereka miliki di selembar kain, lalu mereka membagi rata. mereka termasuk golonganku, dan aku termasuk golongan mereka.[3]
  4. Memiliki suara yang merdu. Rosulallah saw bersabda, "Sungguh, Abu Musa telah diberi karunia seruling diantara seruling-seruling keluarga Dawud". setiap Umar ra melihat Abu Musa, ia langsung memanggil dan memintanya membaca Al-Qur'an, "Bangkitkanlah kerinduan kami pada Rabb kami wahai Abu Musa". [3]
  5. Dipilih Ali bin Abi Thalib ra menjadi juru bicara atau wakil pada perselisihan beliau dengan sahabat mulia Muawiyah ra. untuk mencapai perdamaian di tubuh kaum muslimin. [3]

Referensi

sunting
  1. ^ Shahih Bukhari 3979.
  2. ^ Shahih Muslim 1733 – 7.
  3. ^ a b c d Khalid, Khalid Muhammad (januari 2018). Biografi 60 sahabat Nabi. Jakarta: Ummul Qura'. hlm. 569. ISBN 9786029896886. 

Pranala luar

sunting