Abu al-Qasim al-Zahrawi
Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi (936–1013), yang dikenal sebagai Al-Zahrawi di dunia Barat, adalah seorang dokter, ahli bedah, dan ilmuwan Muslim dari Andalusia.[1] Ia sering disebut sebagai "Bapak Bedah Modern" karena kontribusinya yang sangat besar terhadap ilmu bedah dan pengobatan. Al-Zahrawi terkenal melalui karyanya, Al-Tasrif, sebuah ensiklopedia medis yang menjadi referensi utama di Eropa dan dunia Islam selama berabad-abad. Relevansinya melampaui zamannya, membentuk dasar untuk praktik medis modern.
Abu al-Qasim | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 936 Masehi Andalusia |
Meninggal | 1013 Masehi |
Sunting kotak info • L • B |
Asal-usul dan Latar Belakang
suntingAbu al-Qasim dilahirkan di Madinat al-Zahra, dekat Córdoba, Spanyol, yang pada masa itu merupakan pusat peradaban Islam di Andalusia.[2] Informasi tentang kehidupan awalnya terbatas, namun diketahui ia berasal dari keluarga terpelajar. Pendidikan Al-Zahrawi berlangsung di Córdoba, tempat ia belajar berbagai cabang ilmu pengetahuan, terutama kedokteran. Andalusia pada masa itu adalah pusat intelektual dunia, dengan perpustakaan besar dan para cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu.
Perkembangan dan Kontribusi
suntingPuncak karier Al-Zahrawi ditandai dengan penyelesaian karya monumentalnya, Al-Tasrif li-man 'ajaza 'an al-ta'lif, sebuah ensiklopedia medis yang terdiri dari 30 volume. Salah satu volume yang paling terkenal membahas ilmu bedah secara mendalam, mencakup berbagai teknik bedah, alat yang digunakan, dan ilustrasi instrumen medis.[3]
- Ia adalah orang pertama yang menjelaskan penggunaan benang sutera untuk menjahit luka.
- Al-Zahrawi juga menemukan penggunaan catgut sebagai bahan jahitan, yang dapat larut secara alami dalam tubuh.
- Karyanya mencakup deskripsi awal tentang bedah caesar, pengobatan patah tulang, dan operasi amandel.
Al-Tasrif diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12, menjadikannya salah satu teks medis utama di Eropa hingga abad ke-17.
Pengaruh Modern
suntingMetode dan alat-alat yang diperkenalkan oleh Al-Zahrawi memiliki dampak besar pada perkembangan ilmu kedokteran modern. Banyak instrumen bedah yang ia rancang, seperti pisau bedah, forceps, dan alat kauter, tetap menjadi dasar dalam desain alat-alat medis hingga saat ini. Selain itu, pendekatan sistematisnya terhadap praktik bedah menjadi model dalam pendidikan kedokteran.
Universitas-universitas di Eropa pada abad pertengahan mengandalkan Al-Tasrif sebagai panduan utama dalam pengajaran kedokteran, menunjukkan pengaruh lintas budaya dari karyanya.
Detail Teknis atau Statistik
- Al-Tasrif diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1187 dan dikenal sebagai Liber Al-Tasrif.
- Al-Zahrawi menggambarkan lebih dari 200 alat bedah dalam ilustrasi yang rinci.
- Teknik benang catgut yang ia kembangkan masih digunakan dalam operasi modern.
Referensi
sunting- ^ Pangulu Abdul Karim ; editor, Mursal Aziz (2020). Al-haqiqah wa asy-syari`ah : penelitian pemikiran Abu al-Qasim `Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi. Semarang: Media Madani. ISBN 9786236599310.
- ^ Pangulu Abdul Karim ; editor, Mursal Aziz (2020). Al-haqiqah wa asy-syari`ah [sumber elektronis] : penelitian pemikiran Abu al-Qasim `Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi. Semarang: Media Madani. ISBN 9786236599303.
- ^ penulis, Khipti Fatimah ; ilustrator, Pak Lele Studio ; penyunting, Ni'am Sya'diyah (2024). Al – zahrawi : pelopor ilmu bedah modern. jakarta: Salsabila. ISBN 9786238019304.