Dalam wiracarita Mahabharata, Adirata (Dewanagari: अधिरथ; ,IASTAdhiratha, अधिरथ) adalah seorang kusir dan merupakan ayah angkat Adipati Karna. Anak angkatnya menjadi kesatria tangguh sekaligus raja di Angga dan turut berpartisipasi dalam perang Kurukshetra.

Adirata
अधिरथ
Tokoh Mahabharata
NamaAdirata
Ejaan Dewanagariअधिरथ
Ejaan IASTAdhiratha
Kitab referensiMahabharata
KediamanHastinapura
Kastasuta (golongan kusir)
Profesikusir
IstriRadha
AnakKarna (anak angkat) dan beberapa putra

Tidak banyak kisah tentang Adirata yang ditemukan dalam kitab Mahabharata. Dalam terjemahan Kisari Mohan Ganguli, kisahnya terdapat dalam Mahabharata jilid ke-1 (Adiparwa) dan ke-3 (Wanaparwa). Kisahnya mengangkat Karna sebagai anak tercatat dalam Wanaparwa, dan dituturkan sebagai kisah kilas balik dengan Wesampayana sebagai naratornya. Kemudian kisah saat anak angkat Adirata sudah dewasa diceritakan dalam Adiparwa.

Kisah sunting

Dalam kitab Wanaparwa terjemahan Kisari Mohan Ganguli, dikisahkan bahwa Adirata memungut Karna (Radheya) di sungai Gangga pada saat ia melakukan sembahyang pagi bersama istrinya, Radha. Mulanya Adirata melihat sesuatu berkilauan di tengah sungai seperti permata yang mengambang. Namun setelah benda tersebut mendekat, Adirata sadar bahwa benda itu adalah sebuah kotak. Kemudian ia berenang untuk meraih kotak tersebut, dan mendapati bahwa di dalamnya terdapat seorang bayi. Di dalam kotak tersebut juga terbungkus baju zirah dan anting-anting.

Setelah memungut bayi tersebut, Adirata segera memberitahu istrinya, yaitu Radha. Kemudian mereka menamai bayi tersebut Basusena, karena pada saat ditemukan, anak tersebut disertai dengan baju zirah dan anting-anting. Namun, Adirata sering memanggilnya Radheya, suatu matronimik dalam bahasa Sanskerta yang secara harfiah berarti "putra Radha". Menurut kitab Wanaparwa, setelah Adirata mengangkat anak, tak lama kemudian istrinya melahirkan beberapa putra.

Adirata dan Radha merawat Radheya dengan penuh kasih sayang. Pada saat Radheya berusia enam belas tahun, Adirata membelikannya sebuah kereta dan kuda. Namun minat Radheya mengarah kepada ilmu perang dan panah. Ia tidak tertarik untuk menjadi seorang kusir seperti ayahnya. Dengan mengamati kepribadian tersebut, Adirata yakin bahwa Radheya merupakan keturunan kesatria. Setelah merasa bahwa Radheya sudah cukup dewasa untuk mengetahui asal-usulnya, maka Adirata dan Radha pun menceritakan masa lalu Radheya. Mereka juga memberitahukan di mana ia dipungut dan bagaimana keadaannya pada saat itu. Setelah mendengar penjelasan orangtuanya, Radheya pergi merantau, lalu berguru pada Parasurama (Rama Bhargawa) untuk menjadi seorang kesatria.

Bertahun-tahun kemudian, pada saat sebuah turnamen diselenggarakan di Hastinapura, Radheya turut serta meski tak diundang. Pada acara tersebut, Duryodana mengangkat Radheya menjadi raja di Angga, sebab wilayah tersebut belum memiliki raja. Setelah mengetahui anaknya dinobatkan sebagai raja, Adirata muncul di tengah kerumunan penduduk Hastinapura untuk menyaksikan acara tersebut lebih dekat. Dengan tubuh gemetar dan dipandu dengan sebuah tongkat, Adirata memberikan restu kepada putra angkatnya.

Pranala luar sunting