Adwayawarman adalah bapak dari Raja Adityawarman dari Kerajaan Malayupura, menurut Prasasti Kuburajo I.[1] Nama lain tokoh ini adalah Adwayabrahman atau Adwayadwaja yang disebut pada Prasasti Bukit Gombak.[2]

Sejarawan Slamet Muljana menduga bahwa Adwayawarman ini sama pula dengan tokoh yang bernama Adwayabrahma, yang disebut pada Prasasti Padang Roco.[2] Adwayabrahma adalah nama salah seorang pejabat tinggi (Rakryan Mahamantri) Kerajaan Singhasari yang diutus membawa Arca Amogapasha ke Kerajaan Dharmasraya.[2] maka Adityawarman berketurunan campuran Jawa - Melayu.[2]

Diceritakan pada kitab Pararaton bahwa Dara Jingga, salah satu putri Melayu yang turut dibawa kembali dari Ekspedisi Pamalayu, menikah dengan seorang bangsawan Jawa (alaki 'Dewa').[2] Anaknya disebut 'Tuhan Janaka' atau 'Sri Marmadewa', yang akhirnya bertahta di Sumatra dengan gelar 'Aji Mantrolot'.[2][3] Walaupun demikian, tidak ada sumber sejarah lain yang jelas, yang dapat memastikan bahwa 'Dewa' tersebut adalah Adwayawarman, dan bahwa 'Tuhan Janaka' (atau 'Sri Marmadewa', atau 'Aji Mantrolot') tersebut adalah Adityawarman.[2][3]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Kozok, Uli (2015). A 14th Century Malay Code of Laws: The Nitisarasamuccaya. Vol. 16 dari Nalanda-Sriwijaya Series. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 39. ISBN 981-4459-74-7, 9789814459747. 
  2. ^ a b c d e f g Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara (edisi ke-cetak ulang). LKiS Pelangi Aksara. hlm. 8. ISBN 979-8451-16-3, 9789798451164. 
  3. ^ a b Kozok, Uli (2006). Kitab Undang-undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 36-37. ISBN 979-461-603-6, 9789794616031.