Aglaonema simplex
Aglaonema simplex adalah spesies tumbuhan dari famili Araceae (suku talas-talasan) yang tumbuh di bioma beriklim tropis basah dan tersebar mulai dari Bangladesh sampai China (Yunnan barat daya) dan kawasan Malesia. Pada tahun 1837, Carl Ludwig Blume memperkenalkan nama ilmiah untuk spesies ini.[2][3]
Aglaonema simplex | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Ordo: | Alismatales |
Famili: | Araceae |
Genus: | Aglaonema |
Spesies: | A. simplex
|
Nama binomial | |
Aglaonema simplex |
Habitat dan Distribusi Geografi
suntingHabitat aslinya terestrial (hutan hujan primer, hutan hujan sekunder, hutan musim, hutan rawa air tawar).[4] Daerah dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan spesies ini antara lain daerah dengan ketinggian 367- 448 m dpl, pH 6,7-6,8, kelembaban tanah 73%-84%, suhu udara 27°-28°C, kelembaban udara 80%-86%, dan intensitas cahaya rendah 170-225 lux.[5]Tanaman ini tumbuh paling baik di tempat yang teduh dengan tanah lembap. Perbanyakan dilakukan dengan biji atau stek.[4][6][7] Penyebaran spesies ini dari Myanmar Selatan, Thailand, Sumatra Selatan ke Semenanjung Malaysia, Singapura, Filipina, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.
Morfologi
suntingDaun dan Batang
suntingTumbuhan ini tergolong tumbuhan herba menahun yang dapat tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 40-80cm. Warna batang adalah hijau tua dengan bentuk silindris, diameter 1–2cm, berakar di buku; ruas 2–3cm, di bagian distal 5–10mm; katafil berbentuk batang pendek, lurus lebar, 4–7cm, ujungnya runcing. Umumnya, jumlah daun adalah 5 atau 6, bertumpuk rapat di ujung batang; warna tangkai daun hijau, 6–15cm, berselaput di bagian proksimal; helaian daun awalnya melengkung, kemudian melebar, hijau pucat di bagian bawah, hijau tua di bagian adaksial, bulat telur-lonjong, 10-25 × 5,5–11cm, agak kasar, pangkalnya membulat terpotong; urat daun lateral primer 6-8 per sisi. Tangkai daun berwarna hijau, 2–6cm.[8][9] Kedua bagian helaian daun tidak sama ukurannya. Batang bunga lebih pendek dari batang daun bergerombol di ketiak daun.[6]
Bunga, Buah, dan Biji
suntingSeludang bunga awalnya berbentuk tabung-kompleks, kemudian terbuka dengan celah, berbentuk simbiform, lonjong, 3-4,5 × kira-kira 1,3cm. Bunga tongkol berukuran 2,5-4,5cm, sedikit lebih panjang atau sama dengan seludang bunga; zona betina kira-kira 5mm; ovarium bulat; bakal biji basal; kepala putik melekat secara langsung (sesil), melingkar; zona jantan 2–3cm; benang sari 4; kepala sari bersel 2. Buah beri lonjong, 12-18 × 7–10mm, berwarna oranye hingga merah. Biji lonjong, 11–15mm. Waktu berbunga dimulai dari April sampai Juni dan waktu berbuah dimulai dari September sampai Oktober.[8][9][10]
Anatomi Daun
suntingStruktur sekretori yang ditemukan pada A. simplex adalah sel idioblas berbentuk silindris. Pada akar, sel idioblas ditemukan di korteks. Pada batang, sel idioblasnya ditemukan di epidermis, korteks, dan empulur. Sel idioblas terbesar ditemukan di bagian empulur batang. Adapun, kulit ari batang memiliki kerapatan sel idioblas yang tinggi.[11]
Pemanfaatan
suntingPengobatan Tradisional
suntingAkarnya untuk demam dan sakit gembur-gembur atau asites. Daunnya ditumbuk dengan minyak kelapa dan digosokkan pada tubuh wanita hamil untuk mempercepat persalinan dan mengurangi rasa sakit; ekstrak air daunnya diberikan untuk memudahkan persalinan. Rebusan akar digunakan untuk mengobati demam dan edema.[4][12] Tumbuhan ini juga berpotensi untuk digunakan dalam pengobatan aterosklerosis karena daun, batang, dan akarnya mengandung senyawa fitokimia seperti terpena, steroid, fenolik, alkaloid, glikosida, dan gula pereduksi serta batang dan akar mampu meningkatkan ekspresi SR-B1.[13]
Referensi
sunting- ^ IUCN Detail 194792
- ^ "Aglaonema simplex". plantamor.com. Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ "Aglaonema simplex Blume | Plants of the World Online | Kew Science". Plants of the World Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ a b c "NParks | Aglaonema simplex". www.nparks.gov.sg. Diakses tanggal 2025-01-01.
- ^ LESTARI, DEWI; ASIH, NI PUTU SRI (2017-10-07). "Population structure, distribution pattern and microhabitat characteristics of Aglaonema simplex in Pasatan Protected Forest, Jembrana, Bali, Indonesia". Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 18 (4): 1663–1668. doi:10.13057/biodiv/d180446. ISSN 2085-4722.
- ^ a b Winters, H. F. (1952). Some Large-leaved Ornamental Plants for the Tropics (dalam bahasa Inggris). U.S. Government Printing Office.
- ^ Widjaja, Taufik (2013-01-01). Aquascape: Pesona Taman dalam Akuarium. Jakarta Selatan: AgroMedia Pustaka. hlm. 43. ISBN 978-979-006-459-1.
- ^ a b "Aglaonema simplex in Flora of China @ efloras.org". www.efloras.org. Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ a b "Aglaonema simplex Blume". www.worldfloraonline.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-01-01.
- ^ Erlinawati, Ina (2010). "Keragaman Araceae di Sekitar Gunung Wilis, Jawa Timur., 4, 13-7" (PDF). Berkala Penelitian Hayati Edisi Khusus. 4A: 13 – 17.
- ^ Muliyah, Evi; Sulistyaningsih, Yohana Caecilia (2022-07-25). "Struktur Sekretori Aglaonema simplex sebagai Tumbuhan Obat". SIMBIOSA. 11 (1): 1–6. doi:10.33373/sim-bio.v11i1.3916. ISSN 2598-6007.
- ^ Quattrocchi, Umberto (2016-04-19). CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous Plants: Common Names, Scientific Names, Eponyms, Synonyms, and Etymology (5 Volume Set) (dalam bahasa Inggris). CRC Press. ISBN 978-1-4822-5064-0.
- ^ Ismail, Zuriah; Ahmad, Aziz; Muhammad, Tengku Sifzizul Tengku (2017). "Phytochemical screening of in vitro Aglaonema simplex plantlet extracts as inducers of SR-B1 ligand expression" (PDF). Journal of Sustainability Science and Management. 12 (2): 34 – 44.