Air terjun Bajuin
Air terjun Bajuin adalah tempat wisata alam yang berada di desa Sungai Bakar, kecamatan Pelaihari, kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Air terjun Bajuin adalah termpat wisata populer di kurun waktu 1980 - 1995, namun meredup setelahnya.[1] Hingga di 2019, dimulailah penataan lokasi wisata air terjun Bajuin dan dibuka kembali untuk umum pada 1 Juli 2020 dan berhasil mendapatkan kunjungan wisata sebanyak 2000 pengunjung selama 2 minggu dan kawasan ini pun berubah menjadi Bajuin Park.[2]
Air terjun Bajuin berada di gunung Buluh [1] dan termasuk ke dalam kawasan geopark Meratus.[3]
Dalam komplek air terjun Bajuin, terdapat 4 tingkat air terjun dalam kawasan air terjun Bajuin ini dengan jarak masing-masing dari terminal adalah:[4]
- Air terjun pertama dengan ketinggian 25 m dan jaraknya sejauh 750 m,
- Air terjun kedua dengan ketinggian 17 m dan jaraknya sejauh 1,2 km
- Air terjun ketiga dengan ketinggian 37 m dan jarakanya sejauh 1,8 km dan
- Air terjun keempat dengan ketinggian 18 m.
Namun, hanya satu air terjun saja yang bisa dinikmati oleh pengunjung, dikarenakan air terjun lain berada di dalam kawasan hutan lindung dan tidak dikelola oleh Dinas Pariwisata setempat. Selain wisata air terjun, juga terdapat jembatan gantung sebagai fasilitas bagi pengunjung untuk menyebrang dari air terjun pertama ke air terjun kedua.
Akses
suntingAir terjun ini berada 75 km dari pusat kota Banjarmasin yang ditempuh selama 2,5 jam perjalanan darat atau berada 10 km dari pusat kota Pelaihari yang ditempuh selama 30 - 40 menit berkendara. Jalan menuju air terjun ini sudah mulus beraspal dan dilengkapi dengan jalan setapak untuk berjalan kaki.[5] Untuk menuju lokasi air terjun terdapat dua jalur yaitu jalur anak tangga sepanjang 600 m dan jalur ojek "Juin jek" untuk penumpang dengan tarif Rp. 10.000.[2]
Ekosistem
suntingDi kawasan Air terjun Bajuin, ditemukan 10 jenis amfibi yang terbagi dalam 4 famili dan 6 genus, seperti Katak hijau, Katak jangkrik, Kodok sawah, Katak sungai, Katak sawah, Kodok sungai, Kodok hutan Bufo melanostictus, kodok hutan Leptobrachium hasseltii dan Kodok bulat.[6] Selain itu juga terdapat beberapa reptilia yang pernah diamati seperti Kura-kura biuku Ortilia borneensis, Labi-labi Dogania subplana, Bunglon Bronchocela cristatella, Tokek, Cecak, Kadal rumput Takydromus sexlineatus, Kadal serasah Eutropis rudis, Kadal biru Eutropis indeprensa dan Biawak.[7]
Untuk flora ditemukan sebanyak 8 jenis tanaman palmae dan kawasan air terjun Bajuin merupakan habitat yang cocok untuk tanaman ini. Spesies palmae yang tercatat adalah Caryota monostachya, Calamus ovoideus, Salacca edulis, Arenga caudate, Arenga pinnata, Chamaedorea ernestiaugusti, Cocos nucifera dan Areca catechu.[8]
Fasilitas
suntingFasilitas yang ada di tempat wisata ini adalah:
- Mushola
- Toilet
- Gazebo
- Wahana outbond
- Flying fox
- Pendopo
- Warung makan
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ a b klikkalsel.com (2021-10-30). "Cerita Mistis Dibalik Keindahan Air Terjun Bajuin Tanah Laut". Klikkalsel.com. Diakses tanggal 2022-06-29.
- ^ a b Ma'arif, Samsul. "Air Terjun Bajuin, Menanti Kebangkitan Wisata Jilid II". https://www.nativeindonesia.com/. Diakses tanggal 2022-06-29. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ "Air Terjun Bajuin & Gua Marmer – Meratus Geopark". Diakses tanggal 2022-06-29.
- ^ "Air Terjun Bajuin". www.dispar.tanahlautkab.go.id. Diakses tanggal 2022-06-29.
- ^ "Air Terjun Bajuin wisata Alami yang Asri di Kalimantan Selatan". kecbajuin.tanahlautkab.go.id. Diakses tanggal 2022-06-29.
- ^ Huda, Nadya (2018). "Inventarisasi Keanekaragaman Amfibi di Kawasan Wisata Air Terjun BajuinKabupaten Tanah Laut". Jurnal Pendidikan Hayati. 4 (2): 85–92. doi:https://doi.org/10.33654/jph.v4i2.646 Periksa nilai
|doi=
(bantuan). - ^ Lestari, Ema; Soendjoto, Mochamad; Dharmono (2015). "REPTILIA DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN BAJUIN, KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN". Prosiding Seminar Universitas Lambung Mangkurat.
- ^ Arsyad, M (2017). "ASOSIASI ANTAR SPESIES FAMILI PALMAE DI KAWASAN AIR TERJUN BAJUIN KABUPATEN TANAH LAUT". Bioeksperimen. 3 (1): 39–46. doi:10.23917 Periksa nilai
|doi=
(bantuan).