Air terjun Bantimurung
Air Terjun Bantimurung adalah salah satu air terjun yang telah menjadi eksotisme objek wisata permandian dan air terjun andalan Sulawesi Selatan dari tahun 1980-an hingga saat ini. Lokasi air terjun ini berada tepat di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Air terjun ini memiliki tinggi 15 m dan lebar 20 m dengan aliran debit air 500 l/s. Air terjun ini tak pernah kering dan mengalir sepanjang tahun. Tak mengherankan jika kawasan ini menjadi rumah dari ratusan spesies kupu-kupu.[1] Satwa cantik ini menyukai hidup di dekat sumber air yang vegetasinya masih terjaga.[1] Air terjun ini menjadi objek wisata dirancang pada masa pemerintahan bupati M. Arief Wangsa tahun 1988. Keberhasilan Arief Wangsa membuat masterplan Kawasan Permandian Wisata Alam Bantimurung menjadi lebih bagus sehingga memacu Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Air terjun Bantimurung | |||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bugis: ᨓᨕᨙ ᨆᨛᨉᨘ ᨅᨈᨗᨆᨘᨑᨘ (Wae Meddu Bantimurung) Makassar: ᨍᨙᨊᨙ ᨕᨒᨘᨄ ᨅᨈᨗᨆᨘᨑᨘ (Je'ne' A'lumpa Bantimurung) | |||||||||||||||||||||||
Lokasi di Sulawesi Selatan | |||||||||||||||||||||||
Lokasi | Kampung Cedde, Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia | ||||||||||||||||||||||
Koordinat | 5°01′00″S 119°41′07″E / 5.016540099669°S 119.68534992893°E | ||||||||||||||||||||||
Tipe | alami (berdasarkan sifat terbentuk) plunge (berdasarkan debit air dan lebar) | ||||||||||||||||||||||
Tinggi total | 15 meter (49 ft) | ||||||||||||||||||||||
Jumlah titik | 1 (satu) | ||||||||||||||||||||||
Lebar total | 20 meter (66 ft) | ||||||||||||||||||||||
Anak sungai | Sungai Bantimurung | ||||||||||||||||||||||
|
Air Terjun Bantimurung telah lama menjadi primadona pengunjung dalam menghabiskan waktu libur terutama di saat hari-hari libur nasional. Pengunjung lokal dari berbagai Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, luar Sulawesi Selatan hingga pengunjung dari mancanegara dapat dengan mudah menjangkau wilayah ini. Objek wisata ini, masuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang secara administratif mencakup wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) di Sulawesi Selatan. Keunggulan wisata ini adalah pada nuansa alam yang masih sangat terjaga, menjadikan objek wisata permandian air terjun ini, menjadi pilihan utama pengunjung dalam menghabiskan waktu libur. Selain air terjun, pengunjung juga disodorkan objek wisata lainnya yang tak kalah menakjubkan saat masuk ke sekitar Air Terjun Bantimurung. Terdapat objek lain yang dapat dinikmati wisatawan seperti Gua Batu dengan dengan juntaian stalagtit dan stalagmit, Gua Mimpi, Danau Kassi Kebo yang dihiasi hamparan pasir putih, serta Museum Kupu-Kupu Bantimurung. Diantara beberapa objek wisata tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah pengunjung dapat menyaksikan langsung atraksi kupu-kupu yang beterbangan. Keanekaragaman kupu-kupu yang terdapat di sekitar Air Terjun Bantimurung inipun sudah diakui oleh dunia. Bahkan seorang naturalis, penjelajah, geografer, antropolog sekaligus ahli biologi dari Britania Raya, Alfred Russel Wallace (1857) dalam bukunya berjudul The Malay Archipelago menjuluki Bantimurung sebagai "The Kingdom of Butterfly".[2]
Di sini pengunjung bisa melepas gerah dengan bermain air berkedalaman sebatas pinggang orang dewasa. Selain itu, kawasan ini juga terkenal sebagai gudangnya kupu-kupu cantik. Ada banyak titik dengan keindahan yang cocok untuk jadi latar belakang berswafoto. Selain melakukan permandian alam, dan memanjakan mata dengan keadaan alam sekitar daerah wisata Air Terjun Bantimurung, para pengunjung pun dapat merasakan sensasi melakukan olahraga arung jeram yang menguji adrenalin, yang dimana orang akan meluncur bersama arus yang lumayan kencang menggunakan ban bekas yang disewakan oleh pengelola taman wisata. Hampir semua pengunjung pasti akan melakukan aktivitas olahraga di wisata permandian Air Terjun Bantimurung ini, mulai dari berenang, arung jeram, hingga melatih otot kaki dengan menaiki anak tangga guna mengunjungi sebuah gua yang berada agak jauh dari tempat permandian, gua yang dimaksud adalah Gua Mimpi yang menjadi destinasi nomor 2 di Bantimurung, Kabupaten Maros.
Lokasi
suntingAir Terjun Bantimurung berada pada titik koordinat 5.0161059 LS dan 119.6825893 BT dan masuk pada kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung[1] yang secara administratif terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.[2]
Aksesibilitas
suntingAir Terjun Bantimurung berjarak ± 45 km dari pusat Kota Makassar, ± 30 km dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, atau ± 15 km dari pusat ibu kota Kabupaten Maros (Turikale). Dari pusat Kota Turikale, dapat ditempuh sekitar 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Aksesnya pun sangat mudah dijangkau, karena berada di jalan provinsi, yakni jalan poros Maros–Bone dengan kondisi jalan yang sangat baik dan dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan.[2]
Potensi
suntingKawasan Air Terjun Bantimurung di Taman Wisata Alam Bantimurung cukup luas dengan memberikan suasana sejuk dan panorama alam yang masih sangat alami, fasilitas telah meningkat dengan adanya hotel di dalam kawasan ini.
Galeri foto
sunting-
Pemandangan dari atas Air Terjun Bantimurung
-
Pemandangan Air Terjun Bantimurung diantara tahun 1883 dan 1889
-
Pintu masuk menuju Air Terjun Bantimurung
Lihat pula
sunting- Desa Jenetaesa
- Kecamatan Simbang
- Kabupaten Maros
- Daftar tempat wisata di Kabupaten Maros
- Daftar tempat wisata di Sulawesi Selatan
- Daftar air terjun di Kabupaten Maros
- Daftar air terjun di Sulawesi Selatan
- Taman Wisata Alam Bantimurung
- Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung
- Geopark Nasional Maros-Pangkep
Referensi
sunting- ^ a b c d "Taman Nasional Bantimurung Tiket & 14 Aktivitas Menarik - Oktober 2020". travelspromo.com. 29 Juli 2020. Diakses tanggal 20 Oktober 2020.
- ^ a b c Munawar, Adib (2018). POTENSI WISATA ALAM DALAM KAWASAN HUTAN, PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN (Studi Kasus di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan) (edisi ke-ke-1). Diakses tanggal 16 Oktober 2020.