Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya.[1] Hal ini didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi, perilaku, dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya dengan lingkungan.[2] Beberapa kondisi yang pada umumnya disesuaikan adalah suhu lingkungan, derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen.[1] Proses penyesuaian ini berlangsung dalam waktu yang cukup bervariasi tergantung dari jauhnya perbedaan kondisi antara lingkungan baru yang akan dihadapi, dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.[1]
Proses aklimatisasi dapat diterapkan pada banyak hal, seperti pada pendakian gunung.[3] Hal ini biasanya dilakukan apabila seseorang ingin melakukan pendakian pada gunung yang memiliki puncak yang cukup tinggi, hingga ribuan meter di atas permukaan laut, seperti Gunung Everest.[3] Beberapa hal utama yang harus disesuaikan antara lain adalah suhu dan kadar oksigen di udara karena pada dataran tinggi suhu lingkungan bisa jauh lebih rendah, demikian pula dengan kadar oksigennya yang menyebabkan tubuh harus memproduksi lebih banyak sel darah merah atau eritrosit.[1] Contoh lain dari aklimatisasi ditemukan pada tanaman budi daya dan pada teknik kultur jaringan.[4][5] Dalam teknik kultur jaringan, tanaman yang masih berada di dalam botol steril akan disiapkan untuk dipindahkan ke lingkungan aslinya, yaitu di tanah terbuka dengan kondisi lingkungan yang lebih tidak terkontrol.[5]
Referensi
sunting- ^ a b c d Rittner D, Bailey RA. 2005. Encyclopedia of Chemistry. Facts on File: AS.
- ^ Acclimatization Diarsipkan 2012-03-08 di Wayback Machine.. 2009. The Unabridged Hutchinson Encyclopedia. Diakses pada 31 Juli 2009.
- ^ a b The Climb: Acclimatization. 2011. Diakses pada 31 Juli 2011.
- ^ "Apples in Ecuador". Acta Hort. Diakses tanggal 2008-07-17.
- ^ a b Hazarika BN. 2003. Acclimatization of tissue-cultured plants. Curr Sci 85(12):1704-12.