Aksaray adalah ibu kota Provinsi Aksaray di Wilayah Anatolia Tengah, Turki.[1] Kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 247.147 jiwa pada tahun 2021.[2] Rata-rata ketinggian tempat di kota ini adalah 980 meter di atas permukaan laut, dengan puncak tertingginya adalah Gunung Hasan (bahasa Turki: Hasan Dağı) pada ketinggian 3.268 mdpl.

Aksaray
Menara jam di Alun-Alun Aksaray
Menara jam di Alun-Alun Aksaray
Aksaray di Turkey
Aksaray
Aksaray
Lokasi di Turki
Aksaray di Anatolia Tengah Turki
Aksaray
Aksaray
Aksaray (Anatolia Tengah Turki)
Koordinat: 38°22′27″N 34°01′44″E / 38.37417°N 34.02889°E / 38.37417; 34.02889
NegaraTurki
ProvinsiAksaray
DistrikAksaray
Pemerintahan
 • Wali kotaEvren Dinçer (AKP)
Ketinggian
980 m (3,220 ft)
Populasi
 (2021)
247,147
Zona waktuTRT (UTC+3)
Kode pos
68100
Kode area telepon0382
Situs webwww.aksaray.bel.tr

Sejarah

sunting
 
Prasasti Aksaray era Het, di Museum Aksaray

Periode Het dan Zaman Besi

sunting

Aksaray pertama kali disebutkan sebagai Šinaḫuttum-Šinuhtu dalam sejumlah literatur Het, beserta sejumlah nama lainnya seperti Nenaşşa dan Kurşaura.

Pada periode Zaman Besi, dibuat Prasasti Aksaray dalam hieroglif Luwi yang didedikasikan oleh Raja Kiyakiyas untuk Dewa Tarhunzas. Raja Kiyakiyas sendiri kemungkinan identik dengan Raja Kiyakki dari Šinuḫtu yang berkuasa sebelum 718 SM. Ketika kerajaan tersebut ditaklukkan, raja ditangkap dan diasingkan oleh Raja Asyur Baru, Sargon II. Nama Kota Kurşaura kemudian mengalami sedikit perubahan menjadi Garsaura.[3]

Periode Klasik dan Abad Pertengahan

sunting

Kota Garsaura mengalami perubahan nama kembali menjadi Archelaïs oleh raja terakhir Kapadokia, Archelaus. Pada era Romawi, Aksaray dikenal sebagai Colonia dan menjadi tempat pusat keuskupan.

Pada masa Bizantium, Aksaray dikenal sebagai Koloneia (Κολώνεια) dan merupakan sebuah pangkalan militer penting bagi kekaisaran.[4]

Pada akhir abad ke-11, Aksaray menjadi wilayah kekuasaan Suleiman bin Qutalmish, menurut sejarawan Ibnul Atsir.[4] Wilayah ini kemudian menjadi Kesultanan Rum dengan para sultannya mendirikan dan meninggalkan sejumlah bangunan penting di sekitar Aksaray. Nama kota kembali berubah menjadi Taksará dan Aksara, yang diambil dari Garsaura. Pengelana Ibnu Battuta yang mengunjungi wilayah ini pada abad ke-14 oleh para pedagang Muslim yang telah berkembang di Aksaray, sembari mencatat pusat kotanya sebagai "kota yang indah, dikelilingi oleh sejumlah saluran air dan taman, dengan suplai air yang sampai ke rumah-rumah warga."

Periode Usmaniyah

sunting

Pada tahun 1470, Aksaray dianeksasi ke dalam Kesultanan Usmaniyah oleh İshak Pasha setelah melalui perebutan dengan wangsa Karamanid. Sebagian penduduknya kemudian dipindahkan ke Konstantinopel yang baru ditaklukkan Usmaniyah sehingga kemudian tinggal secara bersamaan di suatu daerah kota yang kemudian juga dinamakan Aksaray. Pada masa Usmaniyah, Aksaray menjadi makmur, salah satunya karena kedekatannya dengan Danau Tuz yang menjadi sumber garam utama bagi Anatolia.[5]

Pariwisata

sunting

Masjid

sunting
 
Masjid Aksaray, dibangun pada era Karamanid

Terdapat sejumlah masjid yang bersejarah di Kota Aksaray. Di pusat kota terdapat Masjid Raya Aksaray yang dalam bahasa Turki juga dikenal sebagai Karamanoğlu Camii atau Ulu Camii. Masjid berukuran besar tersebut dibangun pada tahun 1408 hingga 1409 oleh wangsa Karamanid, dengan menara yang dibangun pada 1925.[6]

Terdapat pula Masjid Merah atau Eğri Minare, yang memiliki menara masjid era Dinasti Seljuk yang dibangun pada 1236 pada masa kekuasaan Alâeddin Kayqubad I.[7]

Masjid bersejarah selanjutnya adalah Masjid Kurşunlu, yang dahulu dikenal dengan nama Masjid Hacı Bektaş. Masjid yang berdiri di pusat kota ini diyakini dibangun pada tahun 1325 oleh bangsa Seljuk.[8]

Museum

sunting

Museum utama di Aksaray adalah Museum Aksaray, dengan koleksi utama berupa Prasasti Aksaray yang merupakan peninggalan bangsa Het dan ditemukan di kota ini pada tahun 1976. Selain itu, terdapat pula Museum Azmi Milli, yang merupakan bekas pabrik tepung yang diperintahkan pembangunannya pada tahun 1930-an oleh Mustafa Kemal Atatürk.[9]

Perekonomian

sunting

Sebagian besar tenaga kerja lokal, dengan persentase sekitar 70 persen, bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Komoditas pertanian yang dominan antara lain barley, jagung, kentang, bawang, anggur, dan apel. Selain itu, industri tenun karpet juga berkontribusi signifikan, tetapi para penenun saat ini lebih berfokus pada perbaikan dan peremajaan karpet-karpet lama.[10] Terdapat pula sejumlah industri skala menengah hingga besar di Aksaray.[11]

Referensi

sunting
  1. ^ İl Bele, dengan menara yang dibangun pada tahun 1925.diyesi, Turkey Civil Administration Departments Inventory. Diakses tanggal 2024-12-09.
  2. ^ "Address-based population registration system (ADNKS) results dated 31 December 2021" (XLS) (dalam bahasa Turki). TÜİK. Diakses tanggal 2024-12-09.
  3. ^ "Antik Çağda Kurşaura'dan Garsaura'ya". aksaray.ktb.gov.tr. Diakses tanggal 2024-12-09. 
  4. ^ a b Beihammer, Alexander Daniel (2017). Byzantium and the Emergence of Muslim Turkish Anatolia, ca. 1040-1130. Routledge. ISBN 978-1-138-22959-4. hlm. 228.
  5. ^ Swan, Suzanne (2012) [publikasi pertama, 2003], Eyewitness Travel Turkey, London, UK: Dorling Kindersley Ltd., ISBN 978-1-40536-888-9
  6. ^ "ULU CAMİİ (KARAMANOĞLU MEHMED BEY CAMİİ)". Kültür Portalı. Diakses tanggal 2024-12-09. 
  7. ^ "EĞRİ MİNARE". Kültür Portalı. Diakses tanggal 2024-12-09. 
  8. ^ "Büyük bir şaheser: Aksaray Kurşunlu Camiisi". www.yeniakit.com.tr (dalam bahasa Turki). Diakses tanggal 2024-12-09. 
  9. ^ "Yeni Aksaray Gazetesi". Yeni Aksaray Gazetesi (dalam bahasa Turki). Diakses tanggal 2024-12-09. 
  10. ^ "Historic carpets gains a new face in Turkish town". Hürriyet Daily News (dalam bahasa Inggris). 2012-06-17. Diakses tanggal 2024-12-09. 
  11. ^ "Aksaray Belediyesi". www.aksaray.bel.tr. Diakses tanggal 2024-12-09.

Pranala luar

sunting