Alasangker, Buleleng, Buleleng
8°08′53″S 115°08′32″E / 8.147963°S 115.142167°E
Alasangker | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Bali | ||||
Kabupaten | Buleleng | ||||
Kecamatan | Buleleng | ||||
Kode pos | 81119 | ||||
Kode Kemendagri | 51.08.06.2016 | ||||
Luas | 5,80 km²[1] | ||||
Jumlah penduduk | 6.247 jiwa(2016)[1] 4.381 jiwa(2010)[2] | ||||
Kepadatan | 756 jiwa/km²(2010) | ||||
Jumlah KK | 1.815 KK[1] | ||||
|
Alasangker adalah desa di kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, provinsi Bali, Indonesia.[3] Desa ini memiliki rata-rata ketinggian 200 meter dari permukaan laut.
Sejarah
suntingPada awalnya, terdapat desa yang disebut dengan Banjar Blatungan, yang sempat dikenal dengan nama Bale Agung atau Banjar Paras dan sekarang disebut Banjar Aseman. Pada saat itu, seorang tokoh yang bernama Pre Wayan Sri Bakti yang disegani di lingkungannya. Pada abad ke-18 Masehi, sosok ini dipanggil raja Anak Agung Paang yang berkedudukan di Sukasada. Dalam pemanggilan tersebut, terjadi permasalahan yang sangat menyinggung perasaan Pre Wayan Sri Bakti, dimana raja meminta Puri Blatungan (rumah kediaman kasta Ksatria) dikosongkan dari Anak Agung Paang dan keluarganya sehingga ia dengan kesal kembali ke banjar Blatungan. Sesampai kembali di puri, ia memberitahukan permasalahan yang terjadi di puri dan mengundang warganya untuk mesatya (sumpah setia) kepada Pre Wayan Sri Bakti yang saat itu bunuh diri dan diikuti warganya.
Bukti tersebut lambat laun terlihat setelah beberapa generasi berikutnya mengadakan pengembangan lahan disekitar Banjar Blatungan dan menemukan tulang belulang manusia yang sangat banyak, dalam penemuan tulang belulang tersebut secara spontan masyarakat menyebut sebagai tanah aon (Indonesia: abu) menjadilah nama desa Tenao, yang mewilayahi: Banjar Alasangker, Bengkel, Tenaon, Pendem, Bergong Pumahaan, dan Juwuk Manis.
Pada masa penjajahan Belanda, tersebut tokoh dari Banjar Alasangker Desa Tanaon bernama Gede Jiwa yang dipandang oleh Belanda sangat berjasa dalam menangkap para penjahat sampai di daerah Lombok. Atas jasanya tersebut, ia diberikan piagam penghargaan oleh Belanda dengan terlebih dahulu menanyakan asal tokoh tersebut. Gede Jiwa menjawab dengan pendek "dari Alasangker", sehingga nama piagam tersebut bertulis nama Desa Alasangker. Dari kejadian tersebut secara pemerintahan Desa Tanaon bergeser menjadi Desa Alasangker.[4]
Demografi
suntingPenduduk desa Alasangker sampai dengan tahun 2016 berjumlah 6.247 jiwa terdiri dari 3.095 laki-laki dan 3.152 perempuan dengan sex rasio 98,19 dan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.815 KK.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d "Kecamatan Buleleng dalam Angka 2017". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Diakses tanggal 4 Oktober 2019.
- ^ "Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010" (PDF). Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 1379. Diakses tanggal 14 Juni 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ Sangker, Desa Alas (Minggu, 04 Maret 2012). "DESA ALAS SANGKER: Profil Desa Alas Sangker". DESA ALAS SANGKER. Diakses tanggal 2020-06-19.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) BPS Kabupaten Buleleng
- (Indonesia) Prodeskel Binapemdes Kemendagri Diarsipkan 2022-04-01 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Situs Resmi Kecamatan Buleleng
- (Indonesia) Situs tidak resmi Desa Alangsangker