Ali Mahdi Muhammad

Ali Mahdi Muhammad (bahasa Somali: Cali Mahdi Maxamed, bahasa Arab: علي مهدي محمد) (1 Januari 1939 – 10 Februari 2021) adalah seorang pengusaha dan politikus Somalia. Ia menjabat sebagai Presiden Somalia dari 26 Januari 1991 hingga 3 Januari 1997. Perjanjian Kairo pada Desember 1997 menunjuk Ali Mahdi sebagai presiden untuk kedua kalinya hingga digantikan oleh Abdiqasim Salad pada tahun 2000.[1]

Ali Mahdi Muhammad
علي مهدي محمد
Presiden Somalia ke-4
Masa jabatan
26 Januari 1991 – 3 Januari 1997
Informasi pribadi
Lahir(1939-01-01)1 Januari 1939
Villaggio Duca degli Abruzzi, Somalia
Meninggal10 Maret 2021(2021-03-10) (umur 82)
Nairobi, Kenya
KebangsaanSomali
Partai politikKongres Serikat Somalia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Muhammad naik ke tampuk kekuasaan setelah sebuah koalisi kelompok oposisi bersenjata menggulingkan presiden pendahulunya, Siad Barre. Namun, selama menjadi presiden, Muhammad tidak dapat menggunakan kekuasaanya di luar bagian ibu kota. Akibatnya, ia bersaing untuk memperoleh kekuasaan dengan para pemimpin kelompok lainnya di bagian selatan negara itu dan dengan negara mikro lainnya di utara.[2]

Kehidupan awal

sunting

Muhammad lahir pada tahun 1939, di Jowhar, sebuah kota pertanian di wilayah Shabelle Tengah bagian selatan Somalia (saat itu merupakan koloni Italia yang dikenal sebagai Somaliland Italia). Keluarganya berasal dari marga Abgaal Hawiye.[3]

Karier

sunting

Kongres Serikat Somalia

sunting

Muhammad memulai karirnya dalam bisnis. Ia bekerja sebagai wirausahawan yang berbasis di Mogadishu dan pertama kali terjun ke dunia politik pada tahun 1968 ketika ia bersaing untuk mendapatkan kursi parlemen di Mogadishu.[4]

Setelah dampak dari kampanye Ogaden yang gagal di akhir tahun 1970-an, pemerintahan Siad Barre mulai menangkap pejabat pemerintah dan militer karena dicurigai ikut serta dalam kudeta tahun 1978 yang gagal.[5][6] Sebagian besar orang yang diduga membantu merencanakan kudeta tersebut dieksekusi.[7] Namun, beberapa pejabat berhasil melarikan diri ke luar negeri dan mulai membentuk kelompok pembangkang pertama yang berdedikasi untuk menggulingkan rezim Barre dengan paksa.[8]

Pada akhir 1980-an, rezim Barre menjadi sangat tidak populer. Pihak berwenang menjadi semakin totaliter, dan gerakan perlawanan, yang didukung oleh pemerintahan Derg komunis Ethiopia, bermunculan di seluruh negeri. Hal ini akhirnya menyebabkan pada tahun 1991 pecahnya perang saudara, penggulingan pemerintah Barre, dan pembubaran Tentara Nasional Somalia. Banyak dari kelompok oposisi kemudian mulai bersaing untuk mendapatkan pengaruh dalam kekosongan kekuasaan setelah penggulingan rezim Barre. Faksi-faksi bersenjata yang dipimpin oleh pimpinan Kongres Serikat Somalia Ali Mahdi Muhammad dan Jenderal Mohamed Farah Aidid, khususnya, bentrok karena masing-masing berusaha untuk menggunakan otoritas atas ibu kota.[9]

Presiden Somalia

sunting

Pada tahun 1991, konferensi internasional mengenai Somalia yang diadakan secara bertahap diadakan di negara tetangga Jibuti. Aidid memboikot pertemuan pertama sebagai bentuk protes. Karena legitimasi yang diberikan kepada Muhammad oleh konferensi Jibuti, dia kemudian diakui oleh komunitas internasional sebagai Presiden Somalia yang baru. Jibuti, Mesir, Arab Saudi dan Italia merupakan sejumlah negara yang secara resmi memberikan pengakuan kepada pemerintahan Muhammad.[10] Namun, dia tidak dapat menggunakan otoritasnya di luar bagian ibukota, dan sebagai gantinya bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dengan pemimpin kelompok lain di bagian selatan negara dan dengan entitas subnasional otonom di utara.[2] Persaingan untuk pengaruh dan sumber daya antara Muhammad dan Aidid berlanjut bahkan setelah misi PBB tahun 1992-95 ke Somalia (UNOSOM I, UNOSOM II, dan UNITAF). Persaingan tersebut berakhir setelah kematian Aidid pada tahun 1996.

Pada tahun 2000, Muhammad berpartisipasi dalam konferensi lain di Jibuti. Pada konferensi tersebut, ia dicalonkan untuk memegang masa jabatan keduanya. Namun, ia kalah melawan mantan Menteri Dalam Negeri Barre Abdiqasim Salad Hassan. Muhammad memberikan pidato penyerahan yang menunjukkan bahwa dia menghormati hasil pemilihan dan akan mendukung serta bekerjasama dengan presiden terpilih yang baru.

Kematian

sunting

Pada 10 Maret 2021, dia meninggal di Nairobi, Kenya setelah mengidap COVID-19 selama pandemi COVID-19 di Kenya.[11]

Referensi

sunting
  1. ^ https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:K0cqbdtlC2cJ:https://www.economist.com/international/1998/02/12/the-warlords-make-peace-at-last+&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=uk
  2. ^ a b "Somalia: Some key actors in the transitional process". IRIN. May 6, 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal February 7, 2007. 
  3. ^ Metz, Helen Chapin (1993). Somalia: a country study . The Division. hlm. 155. ISBN 0844407755. Diakses tanggal June 10, 2014. 
  4. ^ Whitaker's Almanack World Heads of State, 1998, Stationery Office: Roger East, page 222
  5. ^ ARR: Arab report and record, (Economic Features, ltd.: 1978), p.602.
  6. ^ Ahmed III, Abdul. "Brothers in Arms Part I" (PDF). WardheerNews. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal May 3, 2012. Diakses tanggal February 28, 2012. 
  7. ^ New People Media Centre, New people, Issues 94–105, (New People Media Centre: Comboni Missionaries, 2005).
  8. ^ Nina J. Fitzgerald, Somalia: issues, history, and bibliography, (Nova Publishers: 2002), p.25.
  9. ^ Library Information and Research Service, The Middle East: Abstracts and index, Volume 2, (Library Information and Research Service: 1999), p.327.
  10. ^ Paul Fricska, Szilard. "Harbinger of a New World Order? Humanitarian Intervention in Somalia" (PDF). University of British Columbia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal March 16, 2012. Diakses tanggal October 6, 2013. 
  11. ^ Former Somali president Ali Mahdi dies in Nairobi