Andreas Peter Cornelius Sol

Uskup Emeritus Keuskupan Amboina

Mgr. Andreas Peter Cornelius Sol, M.S.C. (19 Oktober 1915 – 26 Maret 2016) adalah Uskup di Keuskupan Amboina sejak meneruskan kepemimpinan Mgr. Jacobus Grent, M.S.C. pada 15 Januari 1965 hingga pensiun pada 10 Juni 1994.


Andreas Peter Cornelius Sol

Uskup Emeritus Amboina
GerejaGereja Katolik Roma
KeuskupanAmboina
Penunjukan15 Januari 1965
(49 tahun, 88 hari)
Masa jabatan berakhir
10 Juni 1994
(78 tahun, 238 hari)
PendahuluJacobus Grent, M.S.C.
PenerusPetrus Canisius Mandagi, M.S.C.
Imamat
Tahbisan imam
10 Agustus 1940[1]
(24 tahun, 296 hari)
Tahbisan uskup
25 Februari 1964
(48 tahun, 129 hari)
oleh Jacobus Grent, M.S.C.
Informasi pribadi
Nama lahirAndreas Peter Cornelius Sol
Lahir(1915-10-19)19 Oktober 1915
Belanda Sloten, Amsterdam, Belanda[2]
Meninggal26 Maret 2016(2016-03-26) (umur 100)
RS Tentara Silale, Nusaniwe, Ambon  Indonesia
Makam31 Maret 2016
Indonesia Pemakaman Susteran PBHK, Ahuru, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Indonesia
Kewarganegaraan Indonesia
(sebelumnya adalah warga Belanda hingga 1951)
DenominasiKatolik Roma
KediamanKeuskupan Amboina
Orang tuaCornelius Johannes Sol (Ayah)
Maria Anna Elisabeth Ruhe (Ibu)
Jabatan sebelumnya
  • Uskup Tituler Regiana (1963–1965)
  • Uskup Koajutor Amboina (1963–1965)
Semboyan"Ut omnes unum sint"
(Supaya mereka semua menjadi satu) Yohanes 17:21

Latar belakang dan pendidikan

sunting

Ia dilahirkan sebagai putra kelima dari 15 bersaudara pasangan Cornelius Johannes Sol dan Maria Anna Elisabeth Ruhe.[3] Pada 20 Oktober 1915, ia dibaptis di Gereja Paroki Santo Nicolas dan Barbara, Amsterdam.[4] Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikan di Kolese St Ignatius, Amsterdam, Belanda dan diteruskan dengan pendidikan di Seminari Menengah MSC di Driehuis-Velsen, Belanda sejak tahun 1931 hingga 134. Ia masuk novisiat MSC di Berg en Dal pada 20 September 1934. Pada 21 September 1935 dalam usia 19 tahun Sol mengucapkan kaul pertamanya sebagai anggota Misionaris Hati Kudus, dan tepat tiga tahun kemudian ia mengucapkan kaul kekalnya.[5] Selama masa itu, Sol menjalani kuliah filsafat di Arnhem, Belanda dan kuliah teologi di Seminari Tinggi MSC di Stein, Belanda.[6]

Ia ditahbiskan menjadi imam pada 10 Agustus 1940 di Stein, Belanda.[7] Setelah ditahbiskan sebagai seorang imam, ia menjalani praktik pastoral di Arnhem pada 1941 hingga 1942. Ia bercita-cita untuk merasul ke Brasil, sehingga ia sempat mempelajari bahasa Portugis. Hal ini tidak terwujud karena terjadinya Perang Dunia II, sehingga ia kemudian menjadi guru di Seminari Menengah MSC di Belanda Utara sejak 1942 hingga 1946.[8] Ia kemudian mendapat penugasan ke Indonesia, dan tiba pada 5 Oktober 1946.[9] Ia kemudian ditugaskan sebagai Pastor Paroki Hollat Haar, Kei Besar pada tahun 1946 hingga tahun 1950 oleh Vikaris Apostolik Amboina saat itu. Sejak tahun 1950, ia diangkat menjadi Superior Daerah Kongregasi MSC Maluku, sekaligus Pengurus Persekolahan Katolik Langgur dan Amboina. Hal ini dijalankan sampai tahun 1960. Ia kemudian memutuskan untuk menjadi Warga Negara Indonesia pada tahun 1951. Pada tahun 1960, ia terpilih sebagai Administrator Provinsial Kongregasi MSC Indonesia, sehingga berpindah dari Maluku ke Jakarta.

Pada 10 Desember 1963, ia ditunjuk menjadi Uskup Koajutor Amboina dengan gelar Uskup Tituler Regiana.[10] Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 25 Februari 1964 oleh Uskup Amboina, Mgr. Jacobus Grent, M.S.C. Bertindak sebagai uskup ko-konsekrator, Uskup Agung Jakarta, Mgr. Adrianus Djajasepoetra, SJ dan Uskup Agung Makassar, Mgr. Nicolas Martinus Schneiders, C.I.C.M. Dalam penahbisan ini, Mgr. Sol memilih moto dari Injil Yohanes 17:21 yakni "Ut omnes unum sint" (supaya mereka semua menjadi satu). Melalui moto ini, Mgr. Sol menyoroti fakta bahwa kendati datang dari berbagai latar belakang, asal, ide atau pandangan, kemauan yang berbeda-beda, namun hendaknya tetap harus bersatu.[11]

Sebagai uskup, ia hadir dalam dua sesi terakhir Konsili Vatikan II, yakni sesi ketiga dan sesi keempat. Seiring dengan diterimanya pengunduran diri Mgr. Jacobus Grent, sebagai Uskup Amboina, Mgr. Sol secara otomatis meneruskan kepemimpinan keuskupan sejak 15 Januari 1965.

Selama menjadi Uskup dan juga semasa hidupnya, Mgr. Sol giat memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Hal tersebut dibuktikannya dengan mendirikan beberapa sekolah dan panti asuhan di Ambon, untuk menampung anak-anak yang tidak mampu agar bisa menikmati pendidikan.[12] Sejak tahun 1982, Mgr. Sol dibantu oleh Mgr. Josephus Tethool, M.S.C. sebagai Uskup Auksilier Amboina.

Perpustakaan Rumphius

sunting

Mgr. Sol mendirikan Perpustakaan Rumphius pada tahun 1984. Nama perpustakaan ini diambil menurut ahli biologi dan botani asal Jerman, Georg Eberhard Rumpf. Perpustakaan ini terletak di lantai satu gedung pastoran Gereja Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Ambon. Perpustakaan Rumphius jadi sumber belajar masyarakat internasional yang ingin mengenal Maluku. Maluku tak hanya dikenal sebagai penghasil rempah- rempah, tetapi isi buku itu juga menyajikan perkembangan kehidupan Maluku hingga saat ini dengan berbagai dinamika di dalamnya.[13]

Hingga Mgr. Sol wafat, Perpustakaan Rumphius telah memiliki sekitar 7.000 koleksi; terdiri dari 3.000 buku fiksi dan 4.000 buku non fiksi.[13] Selain buku fiksi dan non-fiksi, terdapat juga koleksi majalah, peta, kaset, dan video, yang kebanyakan berbahasa Belanda. Mgr. Sol kemudian menerima penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atas jasa dan dedikasinya mengembangkan perpustakaan di Indonesia pada 11 Oktober 2012.[14]

Pensiun dan meninggal dunia

sunting

Pada 10 Juni 1994, ia pensiun sebagai Uskup Amboina. Pada hari yang sama, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C. ditunjuk sebagai Uskup Amboina. Ia menjadi Uskup Penahbis Utama bagi Mgr. Mandagi.[15]

Setelah pensiun, ia tetap hidup melayani dan berkarya di Ambon, menunjukkan dirinya sebagai misionaris sejati yang mau mengabdikan seluruh hidupnya untuk umat Keuskupan Amboina.[16] Ia menjalani masa-masa setelah pensiun dengan tetap aktif berkarya dengan membangun dan mengatur perpustakaan Rumphius dan membantu beasiswa anak-anak sekolah.[17] Selama pensiun, ia bertempat tinggal di sebuah biara di belakang Gereja Hati Kudus Yesus, Batu Gantung, Ambon, milik Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC).[18]

Dalam usia tua, Mgr. Sol tetap memiliki kesehatan yang relatif baik dan ingatan yang juga baik.[19] Peringatan hari ulang tahun ke-100 dilaksanakan pada 19 Oktober 2015 dengan misa yang dilaksanakan di Katedral Ambon, dan dipimpin oleh Nuncio Apostolik Mgr. Antonio Guido Filipazzi.[20] Perayaan itu diikuti dengan malam kesenian di Aula Xaverius. Dua hari sebelumnya, telah dilaksanakan seminar tentang agama di tengah realitas sosial yang terus berubah, serta peluncuran buku "Jejak Keteladanan Uskup Sol".

Pada hari Kamis Putih, 24 Maret 2016, Mgr. Sol mulai mengalami sesak napas[14] hingga akhirnya Mgr. Sol wafat pada pagi hari menjelang Vigili Paskah, 26 Maret 2016 dalam usia 100 tahun pukul 07.20 WIT di Rumah Sakit Tentara Ambon, Maluku, Indonesia.[16] Ia dimakamkan pada Kamis, 31 Maret 2016 di Pemakaman Susteran PBHK, Ahuru, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Indonesia. Misa pemakaman Mgr. Sol dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Pangdam XVI Pattimura Mayjen Doni Monardo, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dan sejumlah pimpinan SKPD di provinsi maupun kabupaten kota di Maluku.

Referensi

sunting
  1. ^ http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bsolapc.html
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-07. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-09. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-21. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-29. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-22. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-20. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-22. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  9. ^ "Uskup Sol Meninggal Dunia, Maluku Berduka". Diakses tanggal 2023-07-25. 
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-26. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  11. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  12. ^ http://katoliknews.com/2016/04/04/jejak-karya-mendiang-uskup-emeritus-mgr-andreas-msc/
  13. ^ a b http://sains.kompas.com/read/2014/05/21/2218213/Rumphius.Andreas.Sol.dan.Kekayaan.Maluku
  14. ^ a b http://penakatolik.com/2016/03/26/mgr-andreas-sol-misionaris-sejati-keuskupan-amboina-meninggal-dunia/
  15. ^ http://america.pink/andreas-peter-cornelius-sol_388144.html
  16. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-19. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  17. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-17. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  18. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-20. Diakses tanggal 2016-08-06. 
  19. ^ http://katoliknews.com/2016/03/26/riwayat-singkat-mendiang-mgr-sol-uskup-emeritus-amboina/
  20. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-13. Diakses tanggal 2016-08-06. 

Pranala luar

sunting
Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Jacobus Grent, M.S.C.
Uskup Amboina
15 Januari 1965 – 10 Juni 1994
Diteruskan oleh:
Petrus Canisius Mandagi, M.S.C.
Hanya gelar saja
Didahului oleh:
Titu Liviu Chinezu
— TITULER —
Uskup Regiana
10 Desember 1963 – 15 Januari 1965
Diteruskan oleh:
Antonio Montero Moreno