Ode an die Freude
Ode an die Freude adalah puisi Jerman karangan Friedrich Schiller yang diadaptasi ke Simfoni kesembilannya Ludwig van Beethoven dan sekarang menjadi lagu kebangsaan Uni Eropa. Puisi ini mengandung pesan-pesan Humanisme dan mencampurkan unsur-unsur sekuler, pagan dan kristiani.
Latar Belakang
suntingLihat: Renaissance, Humanisme, Friedrich Schiller, Romantisisme
Penggubah puisi ini adalah Friedrich Schiller, seorang sastrawan, filosof dan sejarawan Jerman abad ke-18. Pada zaman itu, gaya sastra yang naik daun adalah gaya Sturm und Drang (letterlijk: Badai dan Tekanan) yang mencitrakan gairah, energi dan pemberontakan. Karakteristik dari 'Sturm und Drang' adalah kecintaan pada alam, serta penolakan kepada norma-norma Klasik abad ke-18. Di antara para pencetus era "Sturm und Drang" dalam sastra adalah Johann Georg Hamann yang salah-satu buah pikirannya adalah pentingnya individualisme.
Beethoven, yang di kemudian hari mengadaptasikan puisi ini ke dalam mahakaryanya, Simfoni kesembilan, merupakan seorang komposer masa peralihan dari musik Klasik ke musik Romantik.
Analisis Puisi
suntingAn die Freude, sesuai dengan nama judulnya, 'Tentang Kebahagiaan', merupakan suatu puisi yang isinya menyerukan kepada kebahagiaan, kebebasan pribadi, serta persaudaraan sesama manusia. Puisi ini juga mengandung unsur-unsur pagan Yunani yang dicampur dengan unsur-unsur Kristiani, hal ini menunjukkan semangat universalisme yang tidak memandang bulu serta dapat pula ditafsirkan sebagai penyatuan unsur-unsur kebudayaan Eropa.
Unsur-unsur pagan Yunani yang dimasukkan ke dalam bait-bait puisi ini adalah penggunaan kata 'Götterfunken' (percikan para Dewa), Elysium (surga Yunani) serta 'Zauber' (sihir, mantra). Unsur-unsur ini terdapat pada stanza pertama. Beberapa stanza kemudian, terdapat usnur-unsur Kristiani berupa kata-kata 'Cherub' (suatu golongan malaikat), 'Vater' (Tuhan Bapa), dan Gott (Tuhan).
Analisis Setiap Stanza
sunting